Stimulus Jokowi Lawan Covid-19 Rp405 T Masih Bisa Bertambah?

Daniel Siburian, CNBC Indonesia
15 May 2020 14:06
Pelantikan dan Pengucapan Sumpah Kepala PPATK Dian Ediana di Istana Negara, Rabu (6/5/2020). Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
Foto: Presiden Joko Widodo (Foto: Muchlis Jr/BPMI Sekretariat Presiden)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagai upaya menyelamatkan perekonomian Indonesia dari dampak pandemi Covid-19, pemerintah telah menyiapkan dana stimulus sebesar Rp 405 triliun. Namun, ada banyak pihak yang menilai anggaran ini masih jauh dari cukup.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu menjelaskan, jumlah anggaran yang disiapkan pemerintah masih berupa estimasi, artinya angkanya masih terus bergerak. Febrio mengatakan saat ini pemerintah sedang dalam tahap finalisasi, di mana total stimulus yang dianggarkan akan terus disesuaikan dengan perkembangan pandemi Covid-19 itu sendiri.

"Angkanya masih terus bergerak, tapi estimasinya kurang lebih seperti yang beredar. Kita sekarang sedang tahap finalisasi, di mana totalnya nanti disesuaikan berdasarkan perkembangan dari Covid-19 terhadap perekonomian," ungkap Febrio kepada CNBC Indonesia dalam program Squawk Box, Jumat (15/5/2020).

Ia menjelaskan penyesuaian jumlah stimulus memang perlu dilakukan mengingat pandemi Covid-19 masih belum terprediksi ujungnya. Artinya, apabila skenario-skenario stimulus yang diberikan dirasa belum cukup, pemerintah harus terbuka untuk merevisi.

"Ini bagian dari kita menghadapi ketidakpastian. Kita tetap harus punya rencana, harus punya skenario [stimulus]. Apakah skenarionya cukup atau enggak, nanti kita revisi," kata Febrio.

Adapun dia menjabarkan, rencananya dana stimulus tersebut akan dikucurkan sebesar Rp 110 triliun untuk dana bantuan sosial (bansos) melalui jaring pengaman sosial (JPS). Selanjutnya sebanyak Rp 75 triliun akan dialokasikan untuk dana kesehatan.

Sebanyak Rp 10,1 triliun akan dikucurkan untuk mendukung dana usaha, Rp 70,1 triliun untuk insentif perpajakan, serta Rp 150 triliun akan dialokasikan untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional, termasuk restrukturisasi kredit dan penjaminan serta pembiayaan untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Febrio menjelaskan penyaluran dana pembiayaan UMKM menjadi salah satu prioritas pemerintah di samping penyaluran bansos. Hal tersebut lantaran UMKM dan masyarakat dengan kelompok sosial ekonomi rendah merupakan pihak-pihak yang paling berdampak dari pandemi Covid-19.



Untuk membantu UMKM, pemerintah sudah menyiapkan program subsidi bunga untuk meringankan UMKM dalam memperoleh pinjamam. Setidaknya sudah ada 60,6 juta rekening yang mendaftar untuk program tersebut. Adapun program subsidi bunga ini diproyeksi akan memakan dana sekitar Rp 34,5 triliun, di mana penyalurannya dilakukan melalui lembaga keuangan perbankan. Namun Ia menegaskan, dalam hal ini fokus pemerintah adalah membantu UMKM bukan perbankan.

Selain itu, untuk kalangan menengah, pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp 25 triliun bagi sektor pariwisata, yakni berupa voucher makan dan jalan-jalan. Febrio mengatakan stimulus ini diberikan mengingat sektor pariwisata terdampak dari pandemi Covid-19 antara lain restoran maupun rumah makan.

Meski sasarannya adalah kelas menengah, namun Febrio menekankan stimulus tersebut juga akan berdampak pada masyarakat dan UMKM. Di mana voucher akan digunakan masyarakat untuk membeli makanan, namun UMKM yang menjual produk-produk bahan makanan juga dapat menerima manfaat. Hal itu diperlukan sehingga roda perekonomian tetap bergerak.

"Sektor pariwisata seperti restoran dan rumah makan ini kita dorong. Kita juga harus dorong mereka entah dalam bentuk voucher atau apa. Dengan voucher seperti ini, masyarakat juga dapat manfaat secara langsung, tapi UMKM-nya juga bisa bergerak. Kemudian itulah yang menggerakkan ekonomi, itu yang kita harapkan melalui insentif kelas menengah ini," ujar Febrio.

[Gambas:Video CNBC]




(miq/miq) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular