
Alert! Hacker Iran Serang Pembuat Vaksin Covid-19 Gilead
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
09 May 2020 10:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Gilead Science Inc telah menarik perhatian dunia sejak antivirus remdesivir disetujui sebagai terapi pertama untuk mengobati wabah Covid-19. Kini, pelaku kejahatan mulai menargetkan para staf perusahaan yang membuat antivirus tersebut.
Kantor Berita Reuters secara eksklusif melaporkan bahwa para staf Gliead Sciences Inc telah menjadi target para peretas Iran dalam beberapa pekan terakhir, menurut sebuah arsip yang ditinjau oleh Reuters dan tiga perusahaan keamanan siber, dikutip Sabtu (9/5/2020).
Dalam satu kasus, peretas membuat halaman log-in e-mail palsu yang dirancang untuk mencuri kata sandi yang dikirim pada April lalu kepada Dewan Eksekutif Gilead yang terlibat dalam urusan hukum, menurut arsip dalam sebuah situs.
Ohad Zaidenberg, Peneliti Intelijen Utama di sebuah perusahaan keamanan siber Israel pun telah menyelidiki serangan tersebut. Ia mengatakan bahwa upaya peretasan tersebut adalah ulah sekelompok Iran untuk meretas akun e-mail salah satu perusahaan.
Sementara itu, dua peneliti keamanan siber lainnya yang tidak memiliki kewenangan untuk berbicara dan mengkonfirmasi jika domain website dan server hosting yang digunakan dalam upaya peretas terhubung dengan Iran.
Pemerintah Iran pun telah membantah terlibat dalam serangan tersebut. "Pemerintah Iran tidak terlibat dalam perang cyber," kata Juru Bicara Alireza Mirousefi.
"Aktivitas dunia maya yang dilakukan Iran murni bersifat untuk melindungi terhadap serangan lebih lanjut terhadap Iran."
Seorang Juru Bicara Gilead menolak berkomentar dengan mengutip kebijakan perusahaan untuk tidak membahas masalah keamanan siber.
Upaya peretasan ini menunjukkan bagaimana mata-mata cyber di seluruh dunia memfokuskan untuk mengumpulkan data intelijen yang berkaitan dengan informasi tentang wabah pandemi Covid-19.
Dalam beberapa pekan terakhir Reuters bahkan melaporkan bahwa peretas yang memiliki hubungan dengan Iran dan kelompok lain juga telah berusaha untuk masuk ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Inggris dan Amerika Serikat pada minggu ini sendiri telah memperingatkan bahwa ada peretas yang menyerang perusahaan farmasi dan lembaga penelitian ini bekerja di fasilitas kesehatan untuk penyakit baru ini.
Pernyataan bersama ini tidak menyebutkan nama organisasi, namun dua orang telah mengetahui masalah tersebut dengan menyebut bahwa Gilead menjadi salah satu target utama yang dibidik.
(dru) Next Article Pembuatan Vaksin Corona Tengah Dikebut!
Kantor Berita Reuters secara eksklusif melaporkan bahwa para staf Gliead Sciences Inc telah menjadi target para peretas Iran dalam beberapa pekan terakhir, menurut sebuah arsip yang ditinjau oleh Reuters dan tiga perusahaan keamanan siber, dikutip Sabtu (9/5/2020).
Dalam satu kasus, peretas membuat halaman log-in e-mail palsu yang dirancang untuk mencuri kata sandi yang dikirim pada April lalu kepada Dewan Eksekutif Gilead yang terlibat dalam urusan hukum, menurut arsip dalam sebuah situs.
![]() Gilead Sciences headquarters are seen on Thursday, April 30, 2020, in Foster City, Calif. White House health advisor Dr. Anthony Fauci said Wednesday, April 29 that data from a coronavirus drug trial testing Gilead Sciences' antiviral drug remdesivir showed "quite good news" and sets a new standard of care for COVID-19 patients. (AP Photo/Ben Margot) |
Ohad Zaidenberg, Peneliti Intelijen Utama di sebuah perusahaan keamanan siber Israel pun telah menyelidiki serangan tersebut. Ia mengatakan bahwa upaya peretasan tersebut adalah ulah sekelompok Iran untuk meretas akun e-mail salah satu perusahaan.
Sementara itu, dua peneliti keamanan siber lainnya yang tidak memiliki kewenangan untuk berbicara dan mengkonfirmasi jika domain website dan server hosting yang digunakan dalam upaya peretas terhubung dengan Iran.
Pemerintah Iran pun telah membantah terlibat dalam serangan tersebut. "Pemerintah Iran tidak terlibat dalam perang cyber," kata Juru Bicara Alireza Mirousefi.
"Aktivitas dunia maya yang dilakukan Iran murni bersifat untuk melindungi terhadap serangan lebih lanjut terhadap Iran."
Seorang Juru Bicara Gilead menolak berkomentar dengan mengutip kebijakan perusahaan untuk tidak membahas masalah keamanan siber.
Upaya peretasan ini menunjukkan bagaimana mata-mata cyber di seluruh dunia memfokuskan untuk mengumpulkan data intelijen yang berkaitan dengan informasi tentang wabah pandemi Covid-19.
Dalam beberapa pekan terakhir Reuters bahkan melaporkan bahwa peretas yang memiliki hubungan dengan Iran dan kelompok lain juga telah berusaha untuk masuk ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Inggris dan Amerika Serikat pada minggu ini sendiri telah memperingatkan bahwa ada peretas yang menyerang perusahaan farmasi dan lembaga penelitian ini bekerja di fasilitas kesehatan untuk penyakit baru ini.
Pernyataan bersama ini tidak menyebutkan nama organisasi, namun dua orang telah mengetahui masalah tersebut dengan menyebut bahwa Gilead menjadi salah satu target utama yang dibidik.
(dru) Next Article Pembuatan Vaksin Corona Tengah Dikebut!
Most Popular