
Internasional
Makin Banyak Kasus Rusia, China Larang Warga ke Luar Negeri
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
22 April 2020 16:03

Jakarta, CNBC Indonesia - China kembali bergelut dengan kasus corona yang penularannya datang dari luar negeri (impor). Sebagaimana dilaporkan Reuters, terjadi lonjakan kasus impor di provinsi Provinsi Shaanxi di barat laut China setelah nol kasus selama tiga minggu.
Provinsi ini melaporkan adanya 21 kasus baru, termasuk 7 kasus tanpa gejala klinis, pada sebuah penerbangan dari Moskow menuju Beijing. Sebelumnya, pesawat Air China mendarat pada Senin (20/4/2020) di ibukota Xian dan virus terdeteksi pada Selasa (21/4/2020).
Karenanya China kini meminta warganya untuk tidak bepergian ke luar negeri. Bahkan, menegaskan soal risiko serius, entah itu terinfeksi atau tak bisa kembali ke Negeri Tirai Bambu.
"Mereka yang berada di China harus menahan diri untuk tidak bepergian ke luar negeri, sementara mereka yang sudah di luar negeri harus menghindari perjalanan lintas batas," kata Kementerian Luar Negeri China.
China sebenarnya sudah melakukan kontrol ketat termasuk karantina 14 hari bagi warga yang bepergian. Namun hal tersebut tampaknya masih sulit dilakukan.
Sementara itu, di Beijing, pemerintah terpaksa menutup gymnasium atau pusat kebugaran karena terjadi lagi lonjakan kasus COVID-19. Ada lebih dari 200 bisnis kebugaran tutup pada kuartal pertama 2020.
Data menunjukkan industri kebugaran China sangat terpukul oleh virus corona. Ada 6.969 bisnis menunda operasi dalam tiga bulan pertama di tahun ini.
Jumlah kasus terkonfirmasi di China bertambah 30 pada Rabu (22/4/2020). Ini menjadikan total kasus hingga sekarang sebanyak 82.788, dengan kematian 4.632 dan pasien sembuh 77.151.
(sef/sef) Next Article Chaos! Kasus Covid-19 RI Tembus Seribu 3 Hari Berturut-turut
Provinsi ini melaporkan adanya 21 kasus baru, termasuk 7 kasus tanpa gejala klinis, pada sebuah penerbangan dari Moskow menuju Beijing. Sebelumnya, pesawat Air China mendarat pada Senin (20/4/2020) di ibukota Xian dan virus terdeteksi pada Selasa (21/4/2020).
Karenanya China kini meminta warganya untuk tidak bepergian ke luar negeri. Bahkan, menegaskan soal risiko serius, entah itu terinfeksi atau tak bisa kembali ke Negeri Tirai Bambu.
China sebenarnya sudah melakukan kontrol ketat termasuk karantina 14 hari bagi warga yang bepergian. Namun hal tersebut tampaknya masih sulit dilakukan.
Sementara itu, di Beijing, pemerintah terpaksa menutup gymnasium atau pusat kebugaran karena terjadi lagi lonjakan kasus COVID-19. Ada lebih dari 200 bisnis kebugaran tutup pada kuartal pertama 2020.
Data menunjukkan industri kebugaran China sangat terpukul oleh virus corona. Ada 6.969 bisnis menunda operasi dalam tiga bulan pertama di tahun ini.
Jumlah kasus terkonfirmasi di China bertambah 30 pada Rabu (22/4/2020). Ini menjadikan total kasus hingga sekarang sebanyak 82.788, dengan kematian 4.632 dan pasien sembuh 77.151.
(sef/sef) Next Article Chaos! Kasus Covid-19 RI Tembus Seribu 3 Hari Berturut-turut
Most Popular