Internasional

2020 Jaman Edan, PBB Sebut 265 Juta Warga Terancam Kelaparan

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
22 April 2020 07:07
A nurse looks as he weighs a malnourished girl at a malnutrition treatment center in Sanaa, Yemen October 7, 2018. Picture taken October 7, 2018. REUTERS/Khaled Abdullah
Foto: Anak-anak Yaman Alami Kelaparan (REUTERS/Khaled Abdullah)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa pandemi virus corona (COVID-19) yang sudah melanda dunia dalam tiga bulan terakhir, bisa memicu kelaparan di negara-negara yang sudah rentan.

Hal itu mungkin terjadi karena adanya pembekuan atau penghentian aktivitas perdagangan sementara yang dilakukan banyak negara di seluruh dunia. Selain itu, pembatasan aktivitas, penguncian (lockdown) dan upaya pencegahan lainnya telah membuat banyak bisnis tidak bisa beroperasi dengan normal, sehingga terancam mengganggu pasokan dan ekonomi suatu negara.



Oleh karenanya, menurut Program Pangan Dunia (WFP) PBB, dampak ekonomi dari pandemi ini dapat mengarah pada "bencana kemanusiaan", di mana jumlah orang yang menderita kelaparan akut diproyeksikan akan naik hampir dua kali lipat menjadi 265 juta jiwa tahun ini.

Sebelumnya pada 2019 ada sebanyak 135 juta orang yang menghadapi kelaparan di 55 negara dunia.

"Kita berada di ambang pandemi kelaparan," kata direktur WFP David Beasley kepada Dewan Keamanan PBB dalam sebuah konferensi video, menurut AFP, Rabu (22/4/2020).

"Jutaan warga sipil yang tinggal di negara-negara yang dilanda konflik, termasuk banyak wanita dan anak-anak, dihadapkan pada ambang kelaparan, dengan momok kelaparan kemungkinan yang sangat nyata dan berbahaya."

Jika skenario kasus terburuk terjadi, maka kelaparan bisa terjadi di lebih dari 35 negara, kata Beasley.

Namun demikian, para menteri pertanian 20 negara-negara dengan ekonomi terbesar (G-20) telah berjanji untuk memastikan kecukupan pasokan pangan global bagi orang-orang yang paling miskin, paling rentan, dan terlantar.



"Kami akan bekerja bersama untuk membantu memastikan bahwa makanan yang cukup, aman, terjangkau, dan bergizi terus tersedia dan dapat diakses oleh semua orang, termasuk orang-orang yang paling miskin, paling rentan, dan terlantar," kata para menteri pertanian G-20, mengutip Gulf News, Selasa.

"Dalam situasi yang menantang saat ini, kami menekankan pentingnya menghindari kekurangan makanan dan membuang-buang makanan yang disebabkan oleh gangguan di seluruh rantai pasokan makanan, yang dapat memperburuk risiko kerawanan pangan dan risiko gizi dan kerugian ekonomi," kata mereka setelah pertemuan virtual yang diadakan oleh presiden kelompok itu saat ini, Arab Saudi.

Lebih lanjut, mereka mengatakan akan berupaya untuk mencegah volatilitas harga pangan yang berlebihan di pasar internasional. Mereka juga menekankan pentingnya meredam hambatan yang disebabkan upaya lockdown terhadap perdagangan dan rantai pasokan makanan.

[Gambas:Video CNBC]


(res/sef) Next Article Tahun Baru, Kasus Covid-19 di Australia Cetak Rekor Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular