Internasional

65% Warga AS: Trump Lambat Kendalikan Corona

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
17 April 2020 11:16
Presiden Amerika Serikat Donald Trump
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak hampir dua pertiga warga Amerika mengatakan Presiden Donald Trump terlalu lamban dalam mengambil langkah-langkah besar untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan wabah virus corona baru (COVID-19) terhadap Amerika Serikat (AS).

Pernyataan itu merupakan hasil dari sebuah jajak pendapat oleh Pusat Penelitian Pew terhadap 4.917 orang dewasa Amerika pada 7-12 April. Hasil penelitian diterbitkan pada Kamis (16/4/2020).

"Sebanyak 65% [warga AS] mengatakan Trump lambat dalam menanggapi ketika kasus penyakit COVID-19 pertama kali dilaporkan di negara lain." jelas lembaga itu, sebagaimana dilaporkan AFP, Jumat.



Sebanyak 52% warga mengatakan komentar publik Trump tentang wabah corona juga telah mendorong pemikiran bahwa situasi yang ada lebih baik dari yang sebenarnya terjadi, tambah lembaga itu. Sementara itu, 39% mengatakan dia mempresentasikan situasi seperti apa adanya dan 8% warga mengatakan Trump membuat situasi tampak lebih buruk daripada kenyataannya.

Perlu diketahui, sejak awal wabah muncul di Wuhan, China pada Desember dan dikonfirmasi pejabat pemerintah masuk ke AS pada 21 Januari, Trump telah sering kali menanggapi wabah dengan santai.

Dalam sebuah wawancara pada Januari misalnya, Trump mengatakan bahwa wabah corona di AS sudah benar-benar terkendali. Trump juga tidak menyatakan inisiatif pemerintah untuk memperlambat penyebaran sampai 16 Maret.

Menurut Washington Post, sekiranya selama dua bulan terakhir Trump telah menyepelekan wabah sebanyak 34 kali, juga membagikan beberapa pernyataan palsu.

"Tidak, saya tidak peduli sama sekali. Tidak, saya tidak peduli. Tidak, kita telah melakukan pekerjaan dengan baik." kata Trump mengenai wabah dalam sebuah kesempatan pada 8 Maret, sebagaimana dilaporkan CNN International.

Pada Kamis, Trump bahkan telah mengusulkan agar beberapa negara bagian AS yang terdampak corona parah dan telah ditutup (shutdown) atau dibatasi berbagai kegiatannya, untuk segera dibuka kembali.



Trump mengatakan alasannya adalah karena data menunjukkan bahwa secara nasional AS telah melewati puncak penyebaran wabah dan jumlah kasus-kasus baru terus menurun.

Sayangnya, dari survei Pew diketahui bahwa 73% orang dewasa AS mengatakan masalah terburuk yang harus dihadapi AS akibat wabah mungkin masih belum tiba.

Bahkan, 66% dari mereka mengatakan pertimbangan negara untuk mencabut pembatasan dikhawatirkan terlalu cepat dan sekitar setengah dari jumlah itu, 32%, mengatakan pembukaan kembali tidak akan terjadi dengan cukup cepat.

Amerika Serikat saat ini masih menjadi negara dengan jumlah kasus corona terbanyak di dunia. Ada 678.144 kasus corona di AS, di mana sebanyak 34.641 orang telah meninggal dan 57.754 orang sembuh.

[Gambas:Video CNBC]


(res/sef) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular