
Jelang Puasa
3 Bahan Pokok Ini RI Belum Merdeka dari Impor
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
16 April 2020 13:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan stok 11 kebutuhan pangan pokok nasional hingga bulan Mei mendatang akan aman. Namun, ada tiga kebutuhan pokok yang stoknya masih mengandalkan impor yaitu gula, bawang putih, dan daging sapi/kerbau dari 11 kebutuhan pokok yang diawasi ketat.
Sebelas kebutuhan pokok yang ditetapkan Kementan yang diawasi stoknya adalah beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging kerbau/sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, serta minyak goreng.
Sebagian besar bahkan masih memiliki surplus yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, utamanya dalam menghadapi masa pandemik COVID-19 ini, hingga berakhirnya bulan Ramadhan dan momen Lebaran mendatang.
"Stok beras sampai dengan Mei 2020 surplus 7,78 juta ton. Jagung surplus 4,33 juta ton, bawang merah surplus 240,393 ton, begitu juga komoditi lain juga diperkirakan masih surplus," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam Rapat Kerja virutal Komisi IV DPR dengan Kementan, Kamis (16/4).
Namun, ia mengakui bahwa tidak semua komoditas mampu diproduksi dalam negeri sendiri. Sejumlah komoditas masih harus impor untuk menghindari langkanya kebutuhan pokok. "Yakni untuk bawang putih rencana impor 196.549 ton, daging kerbau sebanyak 109.253 ton serta gula pasir sebanyak 672.600 ton," sebut Syahrul.
Dengan jumlah impor daging kerbau sebesar 109.253 ribu ton, ditambah neraca akhir Februari sebesar 14.299 ton serta perkiraan produksi sebesar 141.028 ton, maka jumlah stok diproyeksikan akan mencapai 326.804 ton. Sedangkan perkiraan kebutuhan berada di angka 201.370 ton. Alhasil, neraca masih akan surplus sebesar 62.850 ton.
"Daging kerbau diperkirakan masih tersedia hingga 2020," papar Syahrul.
Di luar itu memang masih banyak pasokan pangan yang masih harus impor, bila memasukkan di luar dari 11 komoditas pangan yang disebutkan Kementan.
(hoi/hoi) Next Article Jokowi Janji Setop Impor Pangan Sejak 2014, Nyatanya?
Sebelas kebutuhan pokok yang ditetapkan Kementan yang diawasi stoknya adalah beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging kerbau/sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, serta minyak goreng.
Sebagian besar bahkan masih memiliki surplus yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, utamanya dalam menghadapi masa pandemik COVID-19 ini, hingga berakhirnya bulan Ramadhan dan momen Lebaran mendatang.
"Stok beras sampai dengan Mei 2020 surplus 7,78 juta ton. Jagung surplus 4,33 juta ton, bawang merah surplus 240,393 ton, begitu juga komoditi lain juga diperkirakan masih surplus," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam Rapat Kerja virutal Komisi IV DPR dengan Kementan, Kamis (16/4).
Namun, ia mengakui bahwa tidak semua komoditas mampu diproduksi dalam negeri sendiri. Sejumlah komoditas masih harus impor untuk menghindari langkanya kebutuhan pokok. "Yakni untuk bawang putih rencana impor 196.549 ton, daging kerbau sebanyak 109.253 ton serta gula pasir sebanyak 672.600 ton," sebut Syahrul.
Dengan jumlah impor daging kerbau sebesar 109.253 ribu ton, ditambah neraca akhir Februari sebesar 14.299 ton serta perkiraan produksi sebesar 141.028 ton, maka jumlah stok diproyeksikan akan mencapai 326.804 ton. Sedangkan perkiraan kebutuhan berada di angka 201.370 ton. Alhasil, neraca masih akan surplus sebesar 62.850 ton.
"Daging kerbau diperkirakan masih tersedia hingga 2020," papar Syahrul.
Di luar itu memang masih banyak pasokan pangan yang masih harus impor, bila memasukkan di luar dari 11 komoditas pangan yang disebutkan Kementan.
(hoi/hoi) Next Article Jokowi Janji Setop Impor Pangan Sejak 2014, Nyatanya?
Most Popular