
Dinkes Sulsel: 26 Anak Buah Kapal KM Lambelu Positif Covid-19
Monica Wareza, CNBC Indonesia
13 April 2020 11:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan telah melakukan pemeriksaan swab test Covid-19 terhadap 42 orang awal KM Lambelu milik PT Pelayaran Indonesia (Persero) pada Minggu (12/4/2020). Dari 42 orang itu, sebanyak 26 orang positif Covid-19.
"Selebihnya negatif," ujar Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan dr. Ichsan Mustari seperti dikutip detik.com, Senin (13/4/2020).
Saat ini, KM Lambelu dilarang bersandar di Pelabuhan Soekarno-Hatta, Sulsel. Hal itu sesuai protokol kesehatan untuk setiap kedatangan. Nakhoda beserta awak kapal harus menjalani isolasi mandiri di atas kapal dengan pengawasan dari pihak keamanan, manajemen, dan otoritas pelabuhan di Kota Makassar.
Kapal berada di jarak dua mil dari daratan. Nakhoda kapal beserta awak kapal telah diinstruksikan tetap berada di atas kapal hingga hasil pemeriksaan kesehatan diterima.
"Besok siang, 99 orang awak akan diperiksa lagi untuk memastikan statusnya mereka. Sebab, yang diidentifikasi positif ini kebanyakan mereka adalah OTG (orang tanpa gejala)," kata dr Ichsan.
Dia menegaskan tak ada satu pun kru KM Labelu turun dari kapal. Karantina akan dilakukan selama 14 hari. Pengawasan ketat dilakukan di atas kapal dengan mengerahkan aparat keamanan, seperti TNI, Polri, dan Satpol PP.
Petugas sudah melakukan penyemprotan disinfektan di kapal, menyiapkan tempat cuci tangan, dan tidak melakukan proses memasak di atas kapal sesuai protokol kesehatan. Selama karantina berlangsung, Pemprov Sulsel bersama elemen terkait akan melakukan edukasi kepada awak dan mitra KM Lambelu untuk mengetahui keadaan mereka secara berkala.
"Bersama bagian kesehatan pelabuhan, kita akan membawa obat, masker, dan segala yang dibutuhkan untuk upaya pencegahan. Kapal akan sandar dan mendekat jika butuh air, konsumsi, dan bahan bakar. Konsumsi awak kapal akan disediakan dari darat dan tidak ada proses masak di kapal. Karena berdasarkan protokol kesehatan, tidak boleh berganti tempat makan," ujar Ichsan.
Terpisah, Pelni mengonfirmasi karantina KM Lambelu. Petugas kapal ini diminta untuk melakukan isolasi mandiri di kapal ini dengan pengawasan ketat dan berjarak dua mill dari darat. Kepala Kesekretariatan Perusahaan Pelni Yahya Kuncoro mengatakan para petugas kapal ini memiliki potensi yang tinggi risiko terpapar.
"Mengingat para petugas kapal bertugas untuk memberikan pelayanan secara langsung kepada masyarakat maka mereka selalu bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang. Ada kemungkinan para petugas terjangkit dari pembawa virus (carrier) karena petugas selalu berada di atas kapal," kata Yahya dalam siaran persnya, Senin (13/4/2020).
Karantina yang dilakukan oleh petugas kapal ini dipantau ketat oleh manajemen perusahaan dan Kantor Kesehatan Pelabuhan di Makassar.
Mengingat perusahaan yang tetap beroperasi, kata Yahya, perusahaan terus meningkatkan pengawasan kesehatannya baik terhadap petugas kapal maupun penumpang.
Petugas kapal telah diinstruksikan untuk meningkatkan kewaspadaan serta menjalankan seluruh SOP Kesehatan sesuai dengan arahan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terkait penanganan Covid-19. Manajemen juga telah melengkapi seluruh petugas kapal dengan APD serta membekali multivitamin sebagai upaya dalam meningkatkan imunitas para ABK.
Sementara itu, untuk penumpang, guna meminimalisir terjadinya kontak para penumpang hanya diberikan akses untuk deck tertentu saja di kapal. Screening penumpang yang masuk juga dilakukan secara ketat mulai dari terminal pelabuhan hingga dermaga.
Calon penumpang juga diimbau untuk memastikan kondisi kesehatan sebelum bepergian. Jika sakit maka penumpang disarankan untuk menunda perjalanan dan melakukan pembatalan tiket dengan biaya yang akan dikembalikan sesuai aturan yang berlaku.
(miq/miq) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
"Selebihnya negatif," ujar Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan dr. Ichsan Mustari seperti dikutip detik.com, Senin (13/4/2020).
Saat ini, KM Lambelu dilarang bersandar di Pelabuhan Soekarno-Hatta, Sulsel. Hal itu sesuai protokol kesehatan untuk setiap kedatangan. Nakhoda beserta awak kapal harus menjalani isolasi mandiri di atas kapal dengan pengawasan dari pihak keamanan, manajemen, dan otoritas pelabuhan di Kota Makassar.
"Besok siang, 99 orang awak akan diperiksa lagi untuk memastikan statusnya mereka. Sebab, yang diidentifikasi positif ini kebanyakan mereka adalah OTG (orang tanpa gejala)," kata dr Ichsan.
Dia menegaskan tak ada satu pun kru KM Labelu turun dari kapal. Karantina akan dilakukan selama 14 hari. Pengawasan ketat dilakukan di atas kapal dengan mengerahkan aparat keamanan, seperti TNI, Polri, dan Satpol PP.
Petugas sudah melakukan penyemprotan disinfektan di kapal, menyiapkan tempat cuci tangan, dan tidak melakukan proses memasak di atas kapal sesuai protokol kesehatan. Selama karantina berlangsung, Pemprov Sulsel bersama elemen terkait akan melakukan edukasi kepada awak dan mitra KM Lambelu untuk mengetahui keadaan mereka secara berkala.
"Bersama bagian kesehatan pelabuhan, kita akan membawa obat, masker, dan segala yang dibutuhkan untuk upaya pencegahan. Kapal akan sandar dan mendekat jika butuh air, konsumsi, dan bahan bakar. Konsumsi awak kapal akan disediakan dari darat dan tidak ada proses masak di kapal. Karena berdasarkan protokol kesehatan, tidak boleh berganti tempat makan," ujar Ichsan.
Terpisah, Pelni mengonfirmasi karantina KM Lambelu. Petugas kapal ini diminta untuk melakukan isolasi mandiri di kapal ini dengan pengawasan ketat dan berjarak dua mill dari darat. Kepala Kesekretariatan Perusahaan Pelni Yahya Kuncoro mengatakan para petugas kapal ini memiliki potensi yang tinggi risiko terpapar.
"Mengingat para petugas kapal bertugas untuk memberikan pelayanan secara langsung kepada masyarakat maka mereka selalu bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang. Ada kemungkinan para petugas terjangkit dari pembawa virus (carrier) karena petugas selalu berada di atas kapal," kata Yahya dalam siaran persnya, Senin (13/4/2020).
Karantina yang dilakukan oleh petugas kapal ini dipantau ketat oleh manajemen perusahaan dan Kantor Kesehatan Pelabuhan di Makassar.
Mengingat perusahaan yang tetap beroperasi, kata Yahya, perusahaan terus meningkatkan pengawasan kesehatannya baik terhadap petugas kapal maupun penumpang.
Petugas kapal telah diinstruksikan untuk meningkatkan kewaspadaan serta menjalankan seluruh SOP Kesehatan sesuai dengan arahan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terkait penanganan Covid-19. Manajemen juga telah melengkapi seluruh petugas kapal dengan APD serta membekali multivitamin sebagai upaya dalam meningkatkan imunitas para ABK.
Sementara itu, untuk penumpang, guna meminimalisir terjadinya kontak para penumpang hanya diberikan akses untuk deck tertentu saja di kapal. Screening penumpang yang masuk juga dilakukan secara ketat mulai dari terminal pelabuhan hingga dermaga.
Calon penumpang juga diimbau untuk memastikan kondisi kesehatan sebelum bepergian. Jika sakit maka penumpang disarankan untuk menunda perjalanan dan melakukan pembatalan tiket dengan biaya yang akan dikembalikan sesuai aturan yang berlaku.
(miq/miq) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
Most Popular