
Jokowi: Situasi tidak Normal, Perbanyak Padat Karya Tunai
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
07 April 2020 11:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka rapat terbatas dengan topik pembahasan percepatan program padat karya tunai di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (7/4/2020).
Berbicara di depan jajaran menteri, Jokowi menekankan kepada jajarannya untuk memperbanyak program padat karya dalam rangka tetap melindungi daya beli masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
"Ini keadaan tidak normal dan posisi yang sulit. Oleh sebab itu, memperbanyak program padat karya tunai adalah kewajiban semua kementerian lembaga dan daerah," kata Jokowi.
"Kalau biasanya buat 10, sekarang harus buat 50. Paling enggak 5 kali. Kalau hanya normal saja, ya enggak ada tendangannya," tegas Jokowi.
Tak hanya itu, Jokowi juga meminta agar penyaluran dana desa bisa digencarkan secara masif. Namun, kepala negara tak memungkiri bahwa serapan dana desa di daerah masih terlampau kecil.
"Laporan yang saya terima di akhir Maret 2020 dana desa yang tersalur baru 32%. Yaitu hanya pada posisi angka Rp 9,3 triliun dari 4 tahap. Pertama Rp 28 triliun. Artinya kalau dari total [dana desa] Rp 72 triliun, baru 13%. Masih kecil sekali," katanya.
"Ini yang harus diberikan prioritas kepada keluarga miskin, kepada pengangguran, kepada yang setengah menganggur. Dan kalau bisa memang upah kerja itu diberikan setiap hari. Kalau enggak bisa, ya satu minggu," katanya.
Jokowi meminta agar pelaksanaan program padat karya dan penyaluran dana desa bisa dipercepat. Pemerintah ingin tetap menjaga aktivitas ekonomi di tengah wabah pandemi Covid-19.
"Saya ingatkan agar pelaksanaan padat karya menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Menjaga jarak dan memakai masker. Sehingga pelaksanaan program padat karya tunai tidak menganggu upaya memutus rantai penyebaran Covid-19," katanya.
(miq/miq) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
Berbicara di depan jajaran menteri, Jokowi menekankan kepada jajarannya untuk memperbanyak program padat karya dalam rangka tetap melindungi daya beli masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
"Ini keadaan tidak normal dan posisi yang sulit. Oleh sebab itu, memperbanyak program padat karya tunai adalah kewajiban semua kementerian lembaga dan daerah," kata Jokowi.
Tak hanya itu, Jokowi juga meminta agar penyaluran dana desa bisa digencarkan secara masif. Namun, kepala negara tak memungkiri bahwa serapan dana desa di daerah masih terlampau kecil.
"Laporan yang saya terima di akhir Maret 2020 dana desa yang tersalur baru 32%. Yaitu hanya pada posisi angka Rp 9,3 triliun dari 4 tahap. Pertama Rp 28 triliun. Artinya kalau dari total [dana desa] Rp 72 triliun, baru 13%. Masih kecil sekali," katanya.
"Ini yang harus diberikan prioritas kepada keluarga miskin, kepada pengangguran, kepada yang setengah menganggur. Dan kalau bisa memang upah kerja itu diberikan setiap hari. Kalau enggak bisa, ya satu minggu," katanya.
Jokowi meminta agar pelaksanaan program padat karya dan penyaluran dana desa bisa dipercepat. Pemerintah ingin tetap menjaga aktivitas ekonomi di tengah wabah pandemi Covid-19.
"Saya ingatkan agar pelaksanaan padat karya menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Menjaga jarak dan memakai masker. Sehingga pelaksanaan program padat karya tunai tidak menganggu upaya memutus rantai penyebaran Covid-19," katanya.
(miq/miq) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
Most Popular