
Produksi Q1-2020 Pertamina Naik Saat Anjloknya Harga Minyak
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
06 April 2020 21:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri hulu migas nampak tidak menarik setelah muncul pandemi corona (Covid-19) diiringi dengan anjloknya harga minyak. Namun produksi minyak PT Pertamina (Persero) sampai dengan triwulan 1 mengalami kenaikan.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu mengatakan produksi migas pada triwulan 1 tahun 2020 mencapai 919 MBOEPD atau naik 2% dibanding rata-rata produksi tahun 2019 sebesar 901 MBOEPD. Secara rinci produksi minyak rata-rata sebesar 421 MBOPD, sedangkan produksi gas mencapai rata rata sebesar 2887 MMSCFD.
"Dengan penyesuaian sistem kerja dan personil untuk mengantisipasi pandemi Covid-19, Pertamina tetap berupaya menjaga produksi migas sesuai dengan target dalam RKAP. Hingga saat ini, telah mencapai 99% dari target," ungkapnya dalam keterangan tertulisnya, Senin, (06/04/2020).
Lebih lanjut dirinya menerangkan kinerja positif juga datang dari produksi lapangan migas yang beroperasi di luar negeri melalui anak perusahaan PT. Pertamina International EP (PIEP). "Berhasil memberikan kontribusi produksi migas sebesar 156 MBOEPD atau 103% dari target Triwulan-1 2020. "Peningkatan produksi ini terutama dari kinerja lapangan di Algeria," imbuhnya.
Mengantisipasi anjloknya harga minyak mentah dunia, Pertamina mengambil langkah menerapkan business continuity plan sambil terus melakukan evaluasi yang mendalam untuk prioritasi rencana kerja, biaya operasi dan investasi.
"Pertamina terus berupaya menjaga tingkat investasi hulu guna memenuhi kebutuh migas nasional, baik produksi dan lifting, namun dengan beberapa penyesuaian berdasarkan skala prioritas agar keekonomian proyek juga tetap dapat tercapai," terangnya.
Dharmawan mengatakan Pertamina terus memantau perkembangan situasi global, utamanya harga minyak mentah dunia, kurs rupiah terhadap dollar serta dampak pandemic Covid-19.
"Kami berterima kasih kepada seluruh karyawan, khususnya yang bertugas di garis depan yang terus mendedikasikan diri menjaga operasional produksi dan keberlangsungan proyek dengan segala penyesuaian yang ada," paparnya.
(gus) Next Article Harga Minyak Turun, Pertamina Impor 10 Juta Barel
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu mengatakan produksi migas pada triwulan 1 tahun 2020 mencapai 919 MBOEPD atau naik 2% dibanding rata-rata produksi tahun 2019 sebesar 901 MBOEPD. Secara rinci produksi minyak rata-rata sebesar 421 MBOPD, sedangkan produksi gas mencapai rata rata sebesar 2887 MMSCFD.
"Dengan penyesuaian sistem kerja dan personil untuk mengantisipasi pandemi Covid-19, Pertamina tetap berupaya menjaga produksi migas sesuai dengan target dalam RKAP. Hingga saat ini, telah mencapai 99% dari target," ungkapnya dalam keterangan tertulisnya, Senin, (06/04/2020).
Lebih lanjut dirinya menerangkan kinerja positif juga datang dari produksi lapangan migas yang beroperasi di luar negeri melalui anak perusahaan PT. Pertamina International EP (PIEP). "Berhasil memberikan kontribusi produksi migas sebesar 156 MBOEPD atau 103% dari target Triwulan-1 2020. "Peningkatan produksi ini terutama dari kinerja lapangan di Algeria," imbuhnya.
Mengantisipasi anjloknya harga minyak mentah dunia, Pertamina mengambil langkah menerapkan business continuity plan sambil terus melakukan evaluasi yang mendalam untuk prioritasi rencana kerja, biaya operasi dan investasi.
"Pertamina terus berupaya menjaga tingkat investasi hulu guna memenuhi kebutuh migas nasional, baik produksi dan lifting, namun dengan beberapa penyesuaian berdasarkan skala prioritas agar keekonomian proyek juga tetap dapat tercapai," terangnya.
Dharmawan mengatakan Pertamina terus memantau perkembangan situasi global, utamanya harga minyak mentah dunia, kurs rupiah terhadap dollar serta dampak pandemic Covid-19.
"Kami berterima kasih kepada seluruh karyawan, khususnya yang bertugas di garis depan yang terus mendedikasikan diri menjaga operasional produksi dan keberlangsungan proyek dengan segala penyesuaian yang ada," paparnya.
(gus) Next Article Harga Minyak Turun, Pertamina Impor 10 Juta Barel
Most Popular