
Dampak Covid-19, PM Morrison Imbau WNA Tinggalkan Australia
Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
03 April 2020 20:01

Canberra, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengimbau kepada WNA yang mengunjungi Australia, termasuk para pelajar, untuk segera meninggalkan Negeri Kanguru jika mereka tidak mampu menghidupi diri selama pandemi Covid-19. Demikian disampaikan Morrison kepada wartawan di Canberra, Jumat (3/4/2020) waktu setempat.
"Jika mereka tidak tidak mampu menghidupi diri mereka sendiri, maka ada alternatif bagi mereka untuk kembali ke negara asal mereka," ujar Morrison seperti dilansir news.com.au.
Menurut dia, banyak WNA di Australia yang memegang beragam visa. Tidak terkecuali visa pelajar.
"Sungguh menyenangkan memiliki para pengunjung di saat-saat yang normal. Namun, pada saat-saat seperti ini, jika Anda adalah pengunjung di negeri ini, sudah saatnya untuk kembali pulang sekaligus untuk memastikan bahwa Anda memperoleh dukungan dari negara asal Anda," kata Morrison.
Kendati begitu, dia menyebut siapapun di Australia, yang berasal dari luar negeri dan ingin bekerja memetik buah maupun pekerjaan pertanian musiman lainnya, akan diminta mengisolasi diri selama 14 hari sebelum melakukan perjalanan ke wilayah lain di Australia. Hal itu untuk menghindari penyebaran virus corona dari daerah perkotaan ke daerah perdesaan yang lebih rentan.
Mengutip laman www.worldometers.info, Jumat (3/4/2020), sudah ada 1.034.163 kasus konfirmasi positif Covid-19 di dunia. Dari jumlah itu, sebanyak 5.350 kasus ditemukan di Australia, dengan jumlah meninggal 28 orang dan 585 sembuh.
Respons mahasiswa RI
Nabil Shidqi Parinata, salah seorang mahasiswa RI di University of Canberra, membenarkan arahan PM Australia yang mengimbau WNA untuk segera pulang ke negara masing-masing.
"Ya kami juga student di sini semua serba online kan ya kuliah dan di sini yang part time juga di-cut. Jadi dari pada di sini cuman stay at home dan keluarin uang buat menyewa tempat tinggal ya kita lebih baik untuk pulang ke Indonesia," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (3/3/2020) malam WIB.
Ia mengaku akan segera kembali ke Tanah dalam waktu dekat. Pria yang menempuh studi di jurusan bisnis internasional itu pun menyebut tidak ada bantuan dari pemerintah bagi mereka yang hendak pulang.
"Ada bantuan dari pihak kampus. Kalau di ANU (Australian National University) itu tiket pesawat bisa di-refund dan kalau kita tidak punya uang akan diberi bantuan uang hingga 3.000 dolar Australia," ujar Nabil.
(miq/miq) Next Article Ada Upacara HUT ke-80 Kemerdekaan RI 17 Agustus, Jalanan Ini Ditutup
"Jika mereka tidak tidak mampu menghidupi diri mereka sendiri, maka ada alternatif bagi mereka untuk kembali ke negara asal mereka," ujar Morrison seperti dilansir news.com.au.
Menurut dia, banyak WNA di Australia yang memegang beragam visa. Tidak terkecuali visa pelajar.
"Sungguh menyenangkan memiliki para pengunjung di saat-saat yang normal. Namun, pada saat-saat seperti ini, jika Anda adalah pengunjung di negeri ini, sudah saatnya untuk kembali pulang sekaligus untuk memastikan bahwa Anda memperoleh dukungan dari negara asal Anda," kata Morrison.
Kendati begitu, dia menyebut siapapun di Australia, yang berasal dari luar negeri dan ingin bekerja memetik buah maupun pekerjaan pertanian musiman lainnya, akan diminta mengisolasi diri selama 14 hari sebelum melakukan perjalanan ke wilayah lain di Australia. Hal itu untuk menghindari penyebaran virus corona dari daerah perkotaan ke daerah perdesaan yang lebih rentan.
Mengutip laman www.worldometers.info, Jumat (3/4/2020), sudah ada 1.034.163 kasus konfirmasi positif Covid-19 di dunia. Dari jumlah itu, sebanyak 5.350 kasus ditemukan di Australia, dengan jumlah meninggal 28 orang dan 585 sembuh.
Respons mahasiswa RI
Nabil Shidqi Parinata, salah seorang mahasiswa RI di University of Canberra, membenarkan arahan PM Australia yang mengimbau WNA untuk segera pulang ke negara masing-masing.
"Ya kami juga student di sini semua serba online kan ya kuliah dan di sini yang part time juga di-cut. Jadi dari pada di sini cuman stay at home dan keluarin uang buat menyewa tempat tinggal ya kita lebih baik untuk pulang ke Indonesia," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (3/3/2020) malam WIB.
Ia mengaku akan segera kembali ke Tanah dalam waktu dekat. Pria yang menempuh studi di jurusan bisnis internasional itu pun menyebut tidak ada bantuan dari pemerintah bagi mereka yang hendak pulang.
"Ada bantuan dari pihak kampus. Kalau di ANU (Australian National University) itu tiket pesawat bisa di-refund dan kalau kita tidak punya uang akan diberi bantuan uang hingga 3.000 dolar Australia," ujar Nabil.
(miq/miq) Next Article Ada Upacara HUT ke-80 Kemerdekaan RI 17 Agustus, Jalanan Ini Ditutup
Most Popular