
Internasional
Corona di Korsel Turun, Tempat Ibadah yang Mbalelo Disanksi
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
23 March 2020 12:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Selatan melaporkan jumlah kasus terjangkit virus corona (COVID-19) mulai menurun sejak puncaknya pada 29 Februari lalu. Saat itu negara tersebut mencatat ada 909 kasus.
Tren penurunan infeksi harian ini telah meningkatkan harapan bahwa wabah ini akan mereda. Ini diumumkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), dikutip Reuters, Senin (23/3/2020).
KCDC mencatat ada 64 kasus baru. Ini menjadikan total kasus secara nasional menjadi 8.961.
Sementara pasien meninggal tercatat satu kasus atau total 110 kasus. Sebaliknya, 257 pasien dinyatakan sembuh.
Meski tidak lockdown, Korsel merupakan negara yang aktif melakukan tes massal corona pada warganya. Rapid test dilakukan pada lebih dari 300 ribu orang, termasuk dengan metode drive-thru.
Guna memperketat pengawasan pada warga, Korsel yang juga menerapkan social distancing, akan menuntut semua tempat ibadah yang masih mengumpulkan kerumunan. Ini diyatakan langsung oleh Perdana Menteri Korsel Chung Sye-kyun.
"Tindakan gereja secara serius bisa melukai keselamatan bukan hanya individu tapi komunitas," ujarnya dikutip dari The Korea Herald.
"Ini situasi darurat ... Orang-orang tak seharusnya melihat aturan pemerintah sebagai hanya gertakan."
Kasus corona meningkat di Korsel setelah seorang pasien yang terinfeksi corona, datang di sebuah layanan sekte Kristen Gereja Shincheonji Yesus di Kota Daegu Februari lalu. Semenjak itu, jumlah kasus terus meningkat.
Saat ini, beberapa cluster kecil penyebaran corona juga terdeteksi di beberapa gereja Protestan di Korsel. Menurut Worldometers, secara global ada 338.724 kasus positif corona di dunia, dengan pasien meninggal 14.687 dan pasien sembuh 99.003.
(sef/sef) Next Article Damai dengan Corona, Covid Korsel 'Meledak' Cetak Rekor
Tren penurunan infeksi harian ini telah meningkatkan harapan bahwa wabah ini akan mereda. Ini diumumkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), dikutip Reuters, Senin (23/3/2020).
Sementara pasien meninggal tercatat satu kasus atau total 110 kasus. Sebaliknya, 257 pasien dinyatakan sembuh.
Meski tidak lockdown, Korsel merupakan negara yang aktif melakukan tes massal corona pada warganya. Rapid test dilakukan pada lebih dari 300 ribu orang, termasuk dengan metode drive-thru.
Guna memperketat pengawasan pada warga, Korsel yang juga menerapkan social distancing, akan menuntut semua tempat ibadah yang masih mengumpulkan kerumunan. Ini diyatakan langsung oleh Perdana Menteri Korsel Chung Sye-kyun.
"Tindakan gereja secara serius bisa melukai keselamatan bukan hanya individu tapi komunitas," ujarnya dikutip dari The Korea Herald.
"Ini situasi darurat ... Orang-orang tak seharusnya melihat aturan pemerintah sebagai hanya gertakan."
Kasus corona meningkat di Korsel setelah seorang pasien yang terinfeksi corona, datang di sebuah layanan sekte Kristen Gereja Shincheonji Yesus di Kota Daegu Februari lalu. Semenjak itu, jumlah kasus terus meningkat.
Saat ini, beberapa cluster kecil penyebaran corona juga terdeteksi di beberapa gereja Protestan di Korsel. Menurut Worldometers, secara global ada 338.724 kasus positif corona di dunia, dengan pasien meninggal 14.687 dan pasien sembuh 99.003.
(sef/sef) Next Article Damai dengan Corona, Covid Korsel 'Meledak' Cetak Rekor
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular