Jokowi Tak Berpikir Lockdown, Awas Telat Ambil Keputusan Pak!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
18 March 2020 10:28
Ada usulan agar skema lockdown tetap disiapkan meski bukan jadi pilihan utama.
Foto: Keterangan Pers Presiden RI Jokowi, Istana Bogor, 16 Maret 2020 (BPMI 2020)
Jakarta, CNBC Indonesia - "Tidak ada kita berpikir ke arah kebijakan lockdown"

Presiden Joko Widodo (Jokowi) seolah menutup pintu soal skenario lockdown yang kini mulai diterapkan banyak negara untuk mencegah penyebaran virus corona. Lockdown memang bakal jadi pilihan sulit bagi Jokowi karena dampak ekonomi dan sosialnya akan besar.

Namun, Direktur Peneliti Core Indonesia Pieter Abdullah mengingatkan pemerintah jangan langsung mengambil posisi menutup diri dengan skenario terburuk itu. Ia bilang skema lockdown harus masuk dalam opsi pemerintah.



Meski ia mengakui, bila dilakukan lockdown, maka Indonesia yang sektor usahanya lebih banyak pada sektor informal akan sangat terasa bagi kalangan ekonomi bawah.

"Maka sebagian masyarakat kita pedagang informal akan kehilangan pendapatan dan daya beli, mereka akan merasakan dampak negatif dari lockdown, juga perusahaan-perusahaan besar," katanya kepada CNBC Indonesia.

Ia mengakui upaya pemerintah saat ini dengan mendorong masyarakat menjaga jarak sosial antara lain imbauan kerja di rumah suatu hal yang positif. Namun, ia berpendapat tingkat disiplin masyarakat Indonesia tak cukup tinggi, maka kasus Italia bisa jadi pelajaran, sampai akhirnya Italia melakukan lockdown.

"Yang harus dipertimbangkan harus cepat membuka opsi lockdown, dan mempersiapkan secara matang, mempersiapkan bukan berarti memilih," katanya.

Menurutnya pemerintah bisa berpegang pada ahli penyebaran penyakit menular, dalam melihat perkembangan termasuk dalam mengambil opsi lockdown. Ia berharap jangan sampai kebijakan lockdown diambil, saat penyebaran sudah sangat masif tak terkendali alias terlambat tapi tanpa persiapan.

"Saya melihat dari sisi ekonomi. jangan tutup opsi lockdown, justru ini sebagai opsi skenario terburuk. Skenario terburuk harus disiapkan, agar skenario terburuk tak menyebabkan dampak terburuk," katanya.

Pieter mengatakan dengan skema lockdown yang sudah disiapkan atau terencana, maka dampak kelumpuhan ekonomi sudah direncanakan dan sudah dibatasi periode dan dampak bisa terukur. Berbeda bila keputusan lockdown dilakukan saat sudah tak ada pilihan lain.

"Wuhan di-lockdown belum sampai tahap parah, periode dibatasi, dalam dua bulan bisa pulih," katanya.

[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Cerita Awal Pandemi, Jokowi Sampai Semedi 3 Hari

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular