Ampun! Saat Sibuk Corona, AS Kasih Sanksi Baru Lagi ke Iran?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
18 March 2020 07:44
Amerika Serikat (AS) kini memberlakukan sanksi baru lagi ke Iran
Foto: Sekretaris Negara AS Mike Pompeo berbicara selama konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin Jr di Kantor Departemen Luar Negeri Filipina di Manila, Filipina, Jumat, 1 Maret 2019. (Foto AP / Andrew Harnik, Pool)
Jakarta, CNBC IndonesiaAmerika Serikat (AS) kini memberlakukan sanksi baru lagi ke Iran, Selasa (17/3/2020). Sanksi ini diberikan di tengah-tengah pandemi corona yang tengah massif terjadi secara global.

Dalam konferensi pers, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan ini bagian dari tekanan AS untuk menghambat ekspor minyak Iran. Sanksi didasari tudingan AS soal proyek nuklir Iran.



Setidaknya ada sembilan entitas yang berbasis di Afrika Selatan, Hong Kong, dan China, serta tiga individu WN Iran yang dijatuhi sanksi. Meski tak menyebutkan nama, Pompeo mengatakan mereka terlibat "transaksi signifikan".

Perusahaan tersebut bergerak di bidang keamanan sosial dan investasi militer. Sedangkan individu yang diberi sanksi adalah mereka yang menjadi direktur pada perusahaan-perusahaan tersebut.

Secara terpisah, Departemen Perdagangan AS juga mengatakan bahwa negeri Paman Sam akan memberi sanksi pada enam orang- termasuk lima ilmuan nuklir Iran- dan 18 perusahaan lagi. Perusahaan itu bukan hanya terkait nuklir Iran, tapi rudal Pakistan dan modernisasi militer Rusia.

Meski tak menyebutkan nama, perusahaan yang dimaksud mencakup satu perusahaan Iran, dua perusahaan China, sembilan perusahaan Pakistan, lima perusahaan di Uni Emirat Arab.



Meski demikian, dikutip dari Reuters, seorang sumber yang familiar dengan isu ini mengatakan AS mungkin akan mempertimbangkan kembali sejumlah sanksi ke Iran karena permintaan China. China meminta pengkajian mengingat pandemi corona (COVID-19) yang tengah dihadapi.

Pompeo juga dikatakan mendesak Iran membebaskan sejumlah warga AS yang ditahan di negeri itu karena corona. Iran sejauh ini memiliki 16.169 kasus positif corona, dengan jumlah kematian 988 dan pasien sembuh 5.389.

Sebelumnya AS dan Iran bersitegang soal nuklir. AS menuding Iran mengembangkan senjata nuklir meski dibantah oleh negara Ayatollah Khamanei itu.

Awalnya dalam Joint Comprehensive Plan of Action (JSPO) yang ditandatangani AS, Iran, termasuk China, Prancis, Rusia, Inggris, AS, termasuk Jerman dan negara Eropa, semua sanksi di 2015, Iran akan dibebaskan dari semua sanksi ekonomi dengan pembatasan proyek uranium.

Namun sejak 2018, Presiden AS Donald Trump keluar dari perjanjian. Ia menganggap Iran tak cukup mengerem proyek nuklirnya.

[Gambas:Video CNBC]






(sef/sef) Next Article Iran Berkabung, Massa Menyemut Antar Kepergian Soleimani

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular