
Covid-19 Bikin Proyek Pembangkit Listrik Molor dari Target!
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
17 March 2020 10:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Dampak pandemiĀ Covid-19 sudah menyasar sektor energi. Salah satu di antaranya adalah pembangunan pembangkit yang diperkirakan akan molor dari target.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana menyebut beberapa sumber pembangunan pembangkit berasal dari luar negeri. Baik dari teknologi dan pekerja, seperti dari China, Korea Selatan (Korsel), dan Eropa.
Saat ini, menurut Rida, sedang dilakukan pendataan soal dampak Covid-19 pada target pembangunan pembangkit.
"Nah kan nanti unjung-ujungnya ada denda, dengan para bank kan, nah itu ada sedikit ruang untuk dimaklumkan," ujarnya di kantor Kementerian ESDM, Senin, (16/03/2020).
Rida mencontohkan, pemerintah menetapkan salah satu pembangkit PLN akan Commercial Operation Date (COD) tahun ini. Namun, karena ada wabah Covid-19, pemerintah tidak ngotot untuk menyelesaikan.
"Toh kita belum atau tidak dalam krisis listrik. Cuman di pihak lain segala macam yang kemudian disepakati mereka," kata Rida.
Ia memperkirakan molornya pembangunan pembangkit yang sudah berjalan bisa mencapai kisaran 6 bulan. Sehingga Rida berharap Covid-19 ini bisa segera selesai.
Dampak lain di sektor energi menyasar pada kegiatan ekspor. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Yunita Rusanti menjelaskan, ekspor Februari 2020 untuk migas turun 0,02% dari US$ 816,1 juta menjadi US$ 816 juta.
"Penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor hasil minyak 22,14% dan ekspor gas turun 7,15%," ujar Yunita di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin (16/3/2020).
(miq/miq) Next Article Kementerian ESDM Minta PNS-nya Batalkan Kunjungan Luar Negeri
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana menyebut beberapa sumber pembangunan pembangkit berasal dari luar negeri. Baik dari teknologi dan pekerja, seperti dari China, Korea Selatan (Korsel), dan Eropa.
Saat ini, menurut Rida, sedang dilakukan pendataan soal dampak Covid-19 pada target pembangunan pembangkit.
Rida mencontohkan, pemerintah menetapkan salah satu pembangkit PLN akan Commercial Operation Date (COD) tahun ini. Namun, karena ada wabah Covid-19, pemerintah tidak ngotot untuk menyelesaikan.
"Toh kita belum atau tidak dalam krisis listrik. Cuman di pihak lain segala macam yang kemudian disepakati mereka," kata Rida.
Ia memperkirakan molornya pembangunan pembangkit yang sudah berjalan bisa mencapai kisaran 6 bulan. Sehingga Rida berharap Covid-19 ini bisa segera selesai.
Dampak lain di sektor energi menyasar pada kegiatan ekspor. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Yunita Rusanti menjelaskan, ekspor Februari 2020 untuk migas turun 0,02% dari US$ 816,1 juta menjadi US$ 816 juta.
"Penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor hasil minyak 22,14% dan ekspor gas turun 7,15%," ujar Yunita di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin (16/3/2020).
(miq/miq) Next Article Kementerian ESDM Minta PNS-nya Batalkan Kunjungan Luar Negeri
Most Popular