Jokowi Minta Sri Mulyani Bekukan Anggaran Rp 40 T, Untuk Apa?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
16 March 2020 15:54
Dalam menghadapi gempuran virus corona (COVID-19), Presiden Jokowi meminta Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, membekukan anggaran Rp 40 triliun.
Foto: Ratas Jokowi
Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam menghadapi gempuran virus corona (COVID-19), Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, membekukan anggaran Rp 40 triliun. Untuk apa?

Ternyata anggaran ini akan dialihkan untuk program-program yang berkaitan langsung dengan konsumsi masyarakat, sehingga daya beli bisa terjaga di tengah krisis virus corona yang menghantam perekonomian.

"Saya tadi sudah minta juga kepada Menteri Keuangan kalau perlu dibekukan terlebih dahulu. Ini ada kurang lebih Rp40-an triliun yang segera nantinya bisa dialihkan untuk program-program yang berkaitan langsung dengan konsumsi masyarakat, yang berkaitan langsung dengan daya beli masyarakat, baik petani, nelayan, pekerja, buruh, usaha mikro, usaha kecil, saya kira arahnya ke situ," kata Jokowi dalam teleconference rapat percepatan agenda kementerian, Senin (16/3/2020).

Jokowi mengatakan, saat ini Indonesia berada dalam situasi yang tidak biasa. Ada potensi perlambatan ekonomi karena pandemi virus corona yang terjadi.

"Menteri harus berani menahan anggaran-anggaran dari program-program yang ada, menahan dari program-program yang ada, sehingga anggaran yang ada itu diarahkan sebesar-besarnya untuk menolong masyarakat, menolong rakyat, menolong buruh, menolong petani, menolong nelayan, menolong pekerja, menolong usaha mikro, menolong usaha kecil," paparnya.



Dia meminta anggaran-anggaran yang berkaitan dengan paket-paket perjalanan dinas, rapat, serta pertemuan-pertemuan yang tidak perlu ditahan terlebih dahulu.

Pada kesempatan itu, Jokowi meminta Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, untuk memberitahukan seluruh kepala daerah agar berhati-hati membuat kebijakan terkait penanganan virus corona, agar tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat.

"Policy-nya bisa tepat sasaran, sehingga bisa mengurangi pergerakan, mengurangi pertemuan-pertemuan, mengurangi meeting-meeting sehingga ini akan bisa kita mengurangi dampak dari COVID-19. Kemudian juga Mendikbud, yang berkaitan dengan sekolah. Tolong dilihat bahwa setiap daerah memiliki kekhususan sendiri, sehingga keputusan meliburkan sekolah itu betul-betul harus dihitung betul. Kalau memang sudah diperlukan silakan, tetapi yang paling penting memang kita harus memulai belajar dari rumah, kalau memang harus diliburkan," tuturnya.

Kemudian, ujar Jokowi, pegawai perusahaan atau pemerintahan juga bisa melakukan kerja dari rumah. Masyarakat juga diminta beribadah di rumah. "Ini sekali lagi untuk mengurangi pergerakan karena social distancing itu penting sekali, menjaga jarak itu penting sekali, sehingga kita harapkan kita dapat menyelesaikan yang berkaitan dengan korona, COVID-19," katanya.

[Gambas:Video CNBC]


(wed/wed) Next Article Video: Sri Mulyani: APBN 2024 Sehat Dengan Defisit 2,29% Dari PDB

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular