
Guru Besar UI: Corona Usai di Musim Panas Kecuali Ada Mutasi
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
11 March 2020 16:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Purnawan Junaidi menyebut ada kemungkinan virus corona hilang saat memasuki musim panas pada April 2020. Demikian disampaikan Purnawan saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (11/3/2020).
"Mestinya hilang kecuali sudah ada kabar ini (virus corona) sudah mulai mutasi," ujarnya seperti dilansir detik.com.
Meskipun demikian, Purnawan menyebut belum diketahui secara pasti apakah penyebaran virus corona yang baru, yaitu SARS-CoV-2, bisa berakhir bulan depan. Sebab, belum ada penelitian lebih lanjut terkait hal tersebut.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (6/3/2020) menyatakan para pemimpin dunia tidak boleh menganggap virus corona bersifat musiman dan mereda di musim panas.
"Kita harus berasumsi virus akan terus memiliki kapasitas untuk menyebar. Harapan palsu untuk mengatakan, ya, itu akan hilang seperti flu. Kami harap begitu dan itu akan menjadi anugerah. Tapi kita tidak bisa membuat asumsi itu dan tidak ada bukti," kata Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO Mike Ryan.
(miq/miq) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
"Mestinya hilang kecuali sudah ada kabar ini (virus corona) sudah mulai mutasi," ujarnya seperti dilansir detik.com.
Meskipun demikian, Purnawan menyebut belum diketahui secara pasti apakah penyebaran virus corona yang baru, yaitu SARS-CoV-2, bisa berakhir bulan depan. Sebab, belum ada penelitian lebih lanjut terkait hal tersebut.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (6/3/2020) menyatakan para pemimpin dunia tidak boleh menganggap virus corona bersifat musiman dan mereda di musim panas.
"Kita harus berasumsi virus akan terus memiliki kapasitas untuk menyebar. Harapan palsu untuk mengatakan, ya, itu akan hilang seperti flu. Kami harap begitu dan itu akan menjadi anugerah. Tapi kita tidak bisa membuat asumsi itu dan tidak ada bukti," kata Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO Mike Ryan.
(miq/miq) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
Most Popular