
WHO: Jangan Sebut Penderita Covid-19 Sebagai Korban!
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
11 March 2020 11:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi virus corona telah menyebabkan stres terhadap populasi global. Untuk itu, WHO menerbitkan kiat-kiat kesehatan mental yang mencakup saran khusus untuk petugas kesehatan, pengasuh anak-anak atau orang dewasa, dan orang-orang yang terisolasi.
Seperti dilaporkan CNBC International, Rabu (11/3/2020), panduan yang dirilis minggu lalu itu dikembangkan Departemen Kesehatan Mental WHO.
"Bersikap empatik terhadap mereka yang terkena dampak, di dan dari negara mana pun, mereka yang menderita penyakit itu tidak melakukan kesalahan apa pun," tulis panduan tersebut.
Orang-orang tidak boleh menyebut mereka yang menderita penyakit itu sebagai kasus Covid-19 atau korban. Sebaliknya, WHO merekomendasikan penggunaan istilah seperti orang yang sedang dirawat karena Covid-19.
Panduan WHO juga menyarankan orang untuk menghindari mengonsumsi berita yang membuat mereka merasa cemas atau tertekan. Fokus saja pada fakta bukan rumor.
Untuk petugas layanan kesehatan, WHO merekomendasikan untuk mengelola stres terkait pekerjaan melalui metode sederhana seperti melakukan aktivitas fisik dan tetap terhubung dengan teman dan keluarga. Namun, panduan tersebut mengatakan beberapa petugas kesehatan mungkin dihindari oleh orang yang mereka cintai atau komunitas karena stigma atau ketakutan.
Dalam skenario ini, WHO menyarankan pekerja untuk menjaga kontak dengan teman dan keluarga melalui metode digital dan bergantung pada rekan kerja untuk memperoleh dukungan sosial.
Dalam merawat anak-anak, WHO menyatakan selama masa-masa stres dan krisis, anak-anak lebih cenderung mencari kelekatan dan menuntut orang tua mereka. Panduan kesehatan mental menyarankan untuk berbicara kepada anak-anak tentang virus dengan cara yang sesuai usia dan menjaga mereka dekat dengan keluarga mereka.
Disarankan agar anak-anak mengekspresikan emosi melalui kegiatan kreatif seperti bermain dan menggambar. Keluarga harus berpegang teguh pada rutinitas harian mereka sebanyak mungkin, terutama ketika berada di dalam isolasi.
Mengenai orang dewasa yang lebih tua, WHO menyatakan mereka dapat menjadi lebih cemas, marah dan gelisah karena wabah, terutama jika mereka berada dalam isolasi atau mengalami penurunan kognitif/demensia.
Jika bermanfaat, WHO mengatakan bahwa perawat dapat memberikan informasi kepada orang yang lebih tua melalui tulisan atau gambar. Cara lain adalah dengan membantu mereka mempraktikkan tindakan pencegahan virus seperti mencuci tangan.
Mereka yang terisolasi, juga tetap dapat terhubung dengan orang melalui email, media sosial, video call, dan telepon. WHO merekomendasikan untuk tetap berpegang pada rutinitas harian dan terlibat dalam kegiatan yang sehat dan santai.
Dampak virus corona pada kesehatan mental juga mulai tampak di New York. Pejabat Kesehatan Kota New York, Dr. Oxiris Barbot mendesak orang-orang untuk menggunakan layanan kesehatan mental kota itu jika mereka merasa cemas atau tertekan karena wabah Covid-19.
"Warga New York setiap hari mendengar tentang kasus-kasus baru di seluruh dunia. Mereka mendengar tentang peningkatan jumlah kematian akibat virus ini. Saya ingin mengambil waktu sejenak untuk mengatakan saat ini, itu normal dan untuk diantisipasi bahwa beberapa orang mungkin ketakutan, beberapa orang mungkin sedih. Dan saya ingin mengingatkan warga New York bahwa NYC Well dapat menjadi jalan keluar di saat-saat ini," kata Barbot.
(miq/miq) Next Article Cegah Tangkal, Strategi Kemenkes Antisipasi Penyebaran Corona
Seperti dilaporkan CNBC International, Rabu (11/3/2020), panduan yang dirilis minggu lalu itu dikembangkan Departemen Kesehatan Mental WHO.
"Bersikap empatik terhadap mereka yang terkena dampak, di dan dari negara mana pun, mereka yang menderita penyakit itu tidak melakukan kesalahan apa pun," tulis panduan tersebut.
Orang-orang tidak boleh menyebut mereka yang menderita penyakit itu sebagai kasus Covid-19 atau korban. Sebaliknya, WHO merekomendasikan penggunaan istilah seperti orang yang sedang dirawat karena Covid-19.
Untuk petugas layanan kesehatan, WHO merekomendasikan untuk mengelola stres terkait pekerjaan melalui metode sederhana seperti melakukan aktivitas fisik dan tetap terhubung dengan teman dan keluarga. Namun, panduan tersebut mengatakan beberapa petugas kesehatan mungkin dihindari oleh orang yang mereka cintai atau komunitas karena stigma atau ketakutan.
Dalam skenario ini, WHO menyarankan pekerja untuk menjaga kontak dengan teman dan keluarga melalui metode digital dan bergantung pada rekan kerja untuk memperoleh dukungan sosial.
Dalam merawat anak-anak, WHO menyatakan selama masa-masa stres dan krisis, anak-anak lebih cenderung mencari kelekatan dan menuntut orang tua mereka. Panduan kesehatan mental menyarankan untuk berbicara kepada anak-anak tentang virus dengan cara yang sesuai usia dan menjaga mereka dekat dengan keluarga mereka.
Disarankan agar anak-anak mengekspresikan emosi melalui kegiatan kreatif seperti bermain dan menggambar. Keluarga harus berpegang teguh pada rutinitas harian mereka sebanyak mungkin, terutama ketika berada di dalam isolasi.
Mengenai orang dewasa yang lebih tua, WHO menyatakan mereka dapat menjadi lebih cemas, marah dan gelisah karena wabah, terutama jika mereka berada dalam isolasi atau mengalami penurunan kognitif/demensia.
Jika bermanfaat, WHO mengatakan bahwa perawat dapat memberikan informasi kepada orang yang lebih tua melalui tulisan atau gambar. Cara lain adalah dengan membantu mereka mempraktikkan tindakan pencegahan virus seperti mencuci tangan.
Mereka yang terisolasi, juga tetap dapat terhubung dengan orang melalui email, media sosial, video call, dan telepon. WHO merekomendasikan untuk tetap berpegang pada rutinitas harian dan terlibat dalam kegiatan yang sehat dan santai.
Dampak virus corona pada kesehatan mental juga mulai tampak di New York. Pejabat Kesehatan Kota New York, Dr. Oxiris Barbot mendesak orang-orang untuk menggunakan layanan kesehatan mental kota itu jika mereka merasa cemas atau tertekan karena wabah Covid-19.
"Warga New York setiap hari mendengar tentang kasus-kasus baru di seluruh dunia. Mereka mendengar tentang peningkatan jumlah kematian akibat virus ini. Saya ingin mengambil waktu sejenak untuk mengatakan saat ini, itu normal dan untuk diantisipasi bahwa beberapa orang mungkin ketakutan, beberapa orang mungkin sedih. Dan saya ingin mengingatkan warga New York bahwa NYC Well dapat menjadi jalan keluar di saat-saat ini," kata Barbot.
(miq/miq) Next Article Cegah Tangkal, Strategi Kemenkes Antisipasi Penyebaran Corona
Most Popular