
Efek Virus Corona: Okupansi Hotel Drop, Karyawan Dirumahkan
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
09 March 2020 14:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menghitung rata-rata industri hotel dan restoran mengalami penurunan okupansi sampai 30% akibat wabah Covid-19. Demikian disampaikan Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani dalam wawancara khusus dengan CNBC Indonesia di Jakarta, Senin (9/3/2020).
Menurut Hariyadi, situasi sulit itu membuat perusahaan harus berpikir keras mencari jalan keluar.
"Memang kondisinya tergantung perusahaan, hotel yang mengalami penurunan sampai dengan 30% rata-rata, tak mungkin survive tanpa pemotongan biaya signifikan," ujarnya.
Adapun, biaya operasional paling besar dalam industri hotel dan restoran adalah tenaga kerja serta biaya langganan listrik. Hotel dengan kondisi yang mulai merasakan penurunan itu sudah melakukan konsolidasi dengan karyawan.
"Khususnya untuk keberlangsungan perusahaan, mereka melakukan giliran bekerja atau dirumahkan," kata Hariyadi.
Permasalahan lain yang dihadapi pengusaha hotel dan restoran adalah potensi gagal bayar atas kredit yang mereka ambil untuk membiayai usaha. Dengan pendapatan yangbisa anjlok sampai 50%, perusahaan diperkirakan tak bisa mengikuti pembayaran kredit sesuai jadwal.
"Kita sudah melakukan pembicaraan dengan Kementerian Pariwisata, minggu lalu dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan), hal-hal terkait upaya membuat tidak drop lagi," ujar Hariyadi.
Dia juga menambahkan, ada juga pembicaraan dengan asosiasi penerbangan. Sebab, menurut Hariyadi, semua lini dikoordinasikan serta yang paling penting bagaimana menjaga masyarakat agar tidak panik dan tetap menjalankan kegiatan ekonomi.
Selanjutnya Hariyadi menghitung, tahun lalu setidaknya ada dua juta turis asal China yang berkunjung ke Indonesia. Kondisi saat ini sontak mengurangi jumlah kunjungan turis ke Indonesia.
"Tak ada penerbangan, kita kehilangan potensi 2 juta. Kalau yang masuk separuhnya, nilainya US$ 1,1 miliar. Melengkapi dari BI, potential lost US$ 560 juta, sebenarnya lebih dari itu, dari China saja hilang lebih dari US$ 1,1 miliar," kata Hariyadi.
Dia pun mengimbau kepada masyarakat agar lebih bijaksana dan tak panik. Menurut Hariyadi, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat tingkat kesembuhan pasien yang terjangkit Covid-19 di atas 97%.
"Harusnya kita bisa bijaksana lagi, untuk tidak khawatir, walaupun harus tetap waspada," ujarnya.
(miq/miq) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
Menurut Hariyadi, situasi sulit itu membuat perusahaan harus berpikir keras mencari jalan keluar.
"Memang kondisinya tergantung perusahaan, hotel yang mengalami penurunan sampai dengan 30% rata-rata, tak mungkin survive tanpa pemotongan biaya signifikan," ujarnya.
"Khususnya untuk keberlangsungan perusahaan, mereka melakukan giliran bekerja atau dirumahkan," kata Hariyadi.
Permasalahan lain yang dihadapi pengusaha hotel dan restoran adalah potensi gagal bayar atas kredit yang mereka ambil untuk membiayai usaha. Dengan pendapatan yangbisa anjlok sampai 50%, perusahaan diperkirakan tak bisa mengikuti pembayaran kredit sesuai jadwal.
"Kita sudah melakukan pembicaraan dengan Kementerian Pariwisata, minggu lalu dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan), hal-hal terkait upaya membuat tidak drop lagi," ujar Hariyadi.
Dia juga menambahkan, ada juga pembicaraan dengan asosiasi penerbangan. Sebab, menurut Hariyadi, semua lini dikoordinasikan serta yang paling penting bagaimana menjaga masyarakat agar tidak panik dan tetap menjalankan kegiatan ekonomi.
Selanjutnya Hariyadi menghitung, tahun lalu setidaknya ada dua juta turis asal China yang berkunjung ke Indonesia. Kondisi saat ini sontak mengurangi jumlah kunjungan turis ke Indonesia.
"Tak ada penerbangan, kita kehilangan potensi 2 juta. Kalau yang masuk separuhnya, nilainya US$ 1,1 miliar. Melengkapi dari BI, potential lost US$ 560 juta, sebenarnya lebih dari itu, dari China saja hilang lebih dari US$ 1,1 miliar," kata Hariyadi.
Dia pun mengimbau kepada masyarakat agar lebih bijaksana dan tak panik. Menurut Hariyadi, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat tingkat kesembuhan pasien yang terjangkit Covid-19 di atas 97%.
"Harusnya kita bisa bijaksana lagi, untuk tidak khawatir, walaupun harus tetap waspada," ujarnya.
(miq/miq) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
Most Popular