
Apa yang Dibahas ADB dengan Jokowi? Ini Dia..
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
03 March 2020 14:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa hari ini bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Negara. Dalam pertemuan ini, ia menyebutkan ada tiga poin penting yang dibahas bersama Presiden Joko Widodo.
"Indonesia adalah salah satu negara pertama yang ADB kunjungi selain Filipina. Ada beberapa poin kunci yang sudah didiskusikan dengan Presiden Jokowi," ujarnya di Gedung Kemenkeu, Selasa (3/3/2020).
Poin pertama yang dibahas adalah mengenai kerjasama antara Indonesia dan ADB yang sudah terjalin dan terbangun dengan kuat untuk menciptakan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. Dimana, visi dan prioritas yang akan dilakukan Presiden Jokowi di periode keduanya ini sejalan dengan ADB.
"Prioritasnya, pembangunan SDM, infrastruktur, transformasi ekonomi. ADB setuju semua prioritas ini menjadi poin kritikal yang harus dicapai untuk misi Indonesia menjadi high income country pada tahun 2045," kata dia.
Kedua, pengelolaan ekonomi. "Saya sarankan, ciptakan lingkungan bisnis dan investasi yang bisa menciptakan lapangan kerja juga. Kebijakan ekonomi dan fiskal yang pro growth. Ini sangat penting untuk menghadapi perdagangan global antara AS dengan China serta virus corona," jelasnya.
Ketiga, meningkatkan dukungan ADB untuk Indonesia. Langkah ini termasuk memfasilitasi program pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM, konektivitas infrastruktur dan perubahan iklim.
"Kami selama ini sudah support ke range area, termasuk energi, high education untuk tingkatkan daya saing, green blue financing facilities," kata dia.
Untuk tiga poin ini, ADB pun berkomitmen untuk menaikkan anggaran pinjaman ke RI dari sebelumnya US$ 1,7 miliar menjadi US$ 2,7 miliar atau Rp 38,44 triliun (kurs Rp 14.240/US$).
(dru) Next Article Rilis ADB Soal 22 Juta Orang Kelaparan Kronis di Zaman Jokowi
"Indonesia adalah salah satu negara pertama yang ADB kunjungi selain Filipina. Ada beberapa poin kunci yang sudah didiskusikan dengan Presiden Jokowi," ujarnya di Gedung Kemenkeu, Selasa (3/3/2020).
Poin pertama yang dibahas adalah mengenai kerjasama antara Indonesia dan ADB yang sudah terjalin dan terbangun dengan kuat untuk menciptakan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. Dimana, visi dan prioritas yang akan dilakukan Presiden Jokowi di periode keduanya ini sejalan dengan ADB.
Kedua, pengelolaan ekonomi. "Saya sarankan, ciptakan lingkungan bisnis dan investasi yang bisa menciptakan lapangan kerja juga. Kebijakan ekonomi dan fiskal yang pro growth. Ini sangat penting untuk menghadapi perdagangan global antara AS dengan China serta virus corona," jelasnya.
Ketiga, meningkatkan dukungan ADB untuk Indonesia. Langkah ini termasuk memfasilitasi program pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM, konektivitas infrastruktur dan perubahan iklim.
"Kami selama ini sudah support ke range area, termasuk energi, high education untuk tingkatkan daya saing, green blue financing facilities," kata dia.
Untuk tiga poin ini, ADB pun berkomitmen untuk menaikkan anggaran pinjaman ke RI dari sebelumnya US$ 1,7 miliar menjadi US$ 2,7 miliar atau Rp 38,44 triliun (kurs Rp 14.240/US$).
(dru) Next Article Rilis ADB Soal 22 Juta Orang Kelaparan Kronis di Zaman Jokowi
Most Popular