Apa Penyebab Pasien Suspect Corona di Semarang Meninggal?

Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
27 February 2020 14:26
Penjelasan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo.
Foto: Ilustrasi penanganan pasien terjangkit virus corona (Chinatopix via AP)
Semarang, CNBC Indonesia - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo buka-bukaan perihal penyebab kematian pasien suspect virus corona (COVID-19) di RSUP dr Kariadi Semarang.

Ditemui di kantor Gubernur Jateng, Rabu (26/2/2020), Yulianto memastikan sang pasien meninggal bukan karena virus mematikan itu, melainkan karena infeksi paru-paru akut.

"Memang awalnya sempat kita nyatakan suspect karena yang bersangkutan dari bepergian ke Spanyol dan Dubai," ujarnya seperti dilansir cnnindonesia.com, Kamis (27/2/2020).

Yulianto pun menjelaskan RSUP dr Kariadi sempat melakukan observasi terhadap 16 orang yang mengalami gejala mirip orang terjangkit COVID-19, yakni demam tinggi, batuk dan sesak nafas.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, 15 orang telah dinyatakan negatif COVID-19. Sementara seorang meninggal dunia setelah dirawat selama empat hari di RSUP dr Kariadi Semarang.

Seperti diberitakan, RSUP dr Kariadi Semarang melaporkan seorang pasien suspect COVID-19 meninggal pada Minggu (23/2/2020). Kendati demikian, pihak rumah sakit membantah yang bersangkutan wafat lantaran virus tersebut.

"Minggu 23 Februari pasien meninggal, datanya langsung kita kirimkan ke Litbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan), dan esoknya, yakni Senin, disebutkan bukan karena virus corona," kata Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUP dr Kariadi Nurdopo Baskoro kepada cnnindonesia.com pada Rabu (26/2/2020).

Meski tidak menyebut terserang virus corona, RSUP dr Kariadi enggan menjelaskan penyakit yang diderita pasien hingga mengakibatkan kematian. RSUP dr Kariadi berdalih masih membutuhkan waktu yang lama dalam proses pemeriksaan.

"Jadi kita ada pemeriksaan lain yang kita kirimkan dari hasil kemarin, tetapi saat ini kami masih menunggu pemeriksaan karena pemeriksaan itu membutuhkan waktu dan proses yang lama," ujar Baskoro.



Sejak dirawat di RSUP dr Kariadi sejak 19 Februari lalu, pasien tersebut ditempatkan di ruang isolasi khusus dan steril karena gejala yang dialami mirip penderita virus corona. Pasien menderita demam tinggi, batuk dan sesak napas setelah bepergian ke Spanyol dan Uni Emirat Arab.

Ketika nyawa sang pasien tak tertolong lagi, pihak RS membungkus jenazah dengan plastik rangkap dan dimasukkan ke dalam peti sesuai dengan standar penanganan jenazah yang terindikasi terinfeksi virus.

RSUP dr Kariadi juga meminta kepada keluarga untuk tidak membuka peti dan melihat jenazah hingga pemakaman. Selain itu, agar tidak memunculkan kepanikan dan polemik di tengah masyarakat, identitas pasien dirahasiakan sesuai dengan kesepakatan keluarga.

Ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/2/2020), Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memastikan pasien yang meninggal di RSUP dr Kariadi negatif virus vorona. Kendati demikian, Muhadjir enggan mengungkapkan penyebab pasien meninggal.

"Ya, memang itu kan rahasia. Itu kan ada kode etik. Kalau dia kena COVID-19 baru kami omongkan. Kalau tidak kan kami enggak bisa sebutkan dong," ujar Muhadjir seperti dilansir cnnindonesia, Kamis (27/2/2020).

Muhadjir mengatakan telah mengecek langsung ke RSUP Kariadi hingga Kepala Dinas Kesehatan setempat untuk mengetahui data pasti soal penyakit pasien tersebut. Ia juga telah melakukan kroscek data ke Pusat Penelitian Penyakit Infeksi untuk memastikan penyakit yang diderita pasien.

"Direkturnya langsung (ketemu saya) dan sudah diberi list datanya tentang dia dan hasilnya negatif (virus corona)," kata Muhadjir.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/sef) Next Article Berita Baik: Sudah 17 Pasien Covid-19 di Semarang Sembuh!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular