Anwar Ibrahim Klaim Didukung Koalisi Jadi PM Malaysia

Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
26 February 2020 17:51
Hal itu disampaikan Anwar dalam konferensi pers di markas PKR, Petaling Jaya, Malaysia, Rabu (26/2/2020).
Foto: Anwar Ibrahim (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Petaling Jaya, CNBC Indonesia - Presiden Parti Keadilan Rakyat Anwar Ibrahim mengklaim anggota parlemen dari koalisi Pakatan Harapan mendukungnya menjadi PM Malaysia. Hal itu disampaikan Anwar dalam konferensi pers di markas PKR, Petaling Jaya, Malaysia, Rabu (26/2/2020).

Ia mengklaim koalisi mengundang PM sementara Mahathir Mohamad untuk menghadiri pertemuan dewan presiden pada Selasa (25/2/2020). Akan tetapi, yang bersangkutan menolak.

"Karena itu dewan presiden kemarin memutuskan bahwa kandidat perdana menteri adalah Anwar Ibrahim," ujar Anwar membacakan pernyataan dari koalisi.

Perihal jumlah anggota parlemen yang mendukungnya sebagai PM, Anwar tidak memerinci. Ia akan menyerahkan masalah itu kepada kebijakan Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah.

Anwar memberikan keterangan pers pada pukul 17.30 waktu setempat. Sejatinya, konferensi pers itu dijadwalkan pada pukul 16.30 waktu setempat, namun ditunda lantaran PM sementara Malaysia Mahathir Mohamad memberikan pernyataan pada pukul 16.45 waktu setempat.

Memulai konferensi pers, Mahathir menyampaikan permohonan maaf atas apa yang terjadi. Ia membantah 'gila kekuasaan' dan menolak melepaskan jabatan PM.

"Saya mengundurkan diri karena saya melihat kekuasaan dan posisi bukan segalanya. Ini adalah sarana untuk mencapai tujuan tertentu demi kebaikan bangsa," ujar Mahathir seperti dilansir malaysiakini.com.

Lebih lanjut, Ia mengaku akan membentuk pemerintahan yang tidak memihak kepada siapapun. Kepentingan partai politik harus ditepikan.

"Hanya kepentingan nasional yang diprioritaskan," kata Mahathir.



Mahathir secara resmi mengundurkan diri dari jabatan selaku PM pada Senin (24/2/2020). Ini setelah surat pengunduran dirinya diterima oleh Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah. Namun, pada saat bersamaan, Raja menunjuk Mahathir untuk menjabat sebagai PM sementara.

Peristiwa pengunduran diri Mahathir dilakukan setelah ketegangan dalam koalisi Pakatan Harapan meningkat beberapa waktu belakangan. Peristiwa itu juga terjadi usai Anwar Ibrahim, mantan wakil PM era Mahathir sekaligus pendiri Partai Keadilan Rakyat (PKR), menyebut oposisi mencoba membentuk koalisi baru demi mengamankan posisi Mahathir.

Pada Minggu (23/2/2020), koalisi baru mengadakan serangkaian pertemuan di sekitar Kuala Lumpur. Koalisi itu dilaporkan tidak akan mengikutsertakan Anwar. Hal itu membuat Anwar terancam batal menggantikan Mahathir sebagai PM. Anwar pun menyebut aksi itu sebagi pengkhianatan.

"Kami terkejut dengan hal tersebut, itu adalah pengkhianatan karena ada janji (untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar dari PM Mahathir Mohamad). Meskipun tidak ada pengumuman malam ini, tetapi dari informasi yang saya himpun, upaya ini sedang berlangsung," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Mahathir yang dilantik menjadi PM pada 2018 lalu mengatakan hanya akan menjabat selama dua tahun. Setelah itu, dia akan menyerahkan jabatan kepada Anwar, sosok yang turut serta membantu menggulingkan Najib Razak. Najib merupakan PM yang menjabat pada masa sebelum kemenangan Mahathir. Najib digulingkan karena terseret skandal korupsi besar-besaran terkait 1MDB.

[Gambas:Video CNBC]




(miq/gus) Next Article Anwar Ibrahim Diperiksa Karena Tuduhan Pelecehan Seksual

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular