Pekerja mengangkut lusinan produk tekstil di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (11/2/2020). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Pedagang kain sajadah impor, Wanda (42 tahun), menyatakan meski ada wabah virus corona, harga pasar saat ini masih relatif stabil seperti biasa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Seperti diketahui, produk impor macam sajadah dan karpet lantai agresif masuk ke pasar domestik beberapa tahun terakhir. Padahal di dalam negeri sudah ada industri yang membuat produk serupa. Wanda menambahkan pemasok sajadah di tokonya berasal dari China, UEA, Arab Saudi, Turki, dan Maroko. "Biasanya bahan produk Cina bentukannya tipis mas, dan memang kalo sajadah lebih banyak dari Turki," katanya (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
CNBC Indonesia beralih ke toko tekstil lain seperti pakaian bahan jadi yang dimiliki Heni (48 tahun). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Heni mengatakan daya beli masyarakat untuk bulan ini memang sedang turun. Akan tetapi, pesenan masih tetap mengalir. "Mungkin jelang Ramadhan bulan Maret-April mas, baru kelihatan, soalnya importir dari China kan menutupnya bulan Januari ini. Jadi dampaknya nanti di bulan Maret atau April, kita lihat saja," ujar Heni. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Selain China, Indonesia juga mengimpor kain dari Korea Selatan, Hong Kong, dan Taiwan. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Seperti diketahui, volume impor kain Indonesia terbesar berasal dari China dengan pangsa impor sebesar 67,86% pada 2018. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Nilai itu kemudian turun menjadi 63,61% pada 2017 dan 61,42% pada 2016 dari total impor Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)