Benarkah RI Tak Bisa Deteksi Penyebaran Virus Corona?

Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
11 February 2020 11:49
Penjelasan itu disampaikan dalam keterangan pers di kantor Balitbangkes, Kemenkes, Jakarta, Selasa (11/2/2020).
Foto: Konferensi pers Balitbangkes Kemenkes terkait virus corona di kantor Balitbangkes, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020) (CNBC Indonesia/Muhammad Iqbal)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memberikan tanggapan perihal kabar yang menyebut Indonesia tidak mampu mendeteksi penyebaran virus corona terbaru, yaitu Coronavirus 2019-nCoV.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Kementerian Kesehatan Vivi Setiawaty menjelaskan salah satu efek dari virus corona adalah infeksi pada saluran pernapasan.

"Jadi bukan sesuatu yang baru buat Indonesia," ujar Vivi dalam keterangan pers di kantor Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes, Jakarta, Selasa (11/2/2020).

Menurut dia, Kemenkes sudah berpengalaman menangani penyakit-penyakit yang dipicu virus serupa. Mulai dari H5N1 (flu burung), Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), hingga Middle East Respiratory Syndrome (MERS).

Pengalaman itu, lanjut Vivi, diikuti dengan serangkaian pelatihan demi pelatihan yang dilakukan kepada staf Balitbangkes. Tidak hanya itu, pelatihan juga menyasar rumah sakit maupun dinas kesehatan di daerah.

"Banyak petugas yang terlatih," tegas Vivi.

Berdasarkan data Balitbangkes, sampai dengan Senin (10/2/2020) pukul 18.00 WIB, total kasus yang spesimennya dikirim ke Laboratorium Balitbangkes sebanyak 64 kasus. Kasus dalam pengawasan tersebar di 16 provinsi antara lain DKI Jakarta, Bali, dan Jawa tengah.

Hasil pemeriksaan sebagai berikut:
Kasus dalam proses pemeriksaan: 2 kasus
Negatif Novel Coronavirus: 62 kasus
Positif Novel Coronavirus: 0 kasus
Sampai dengan hari ini, Selasa (11/2/2020), jumlah korban tewas akibat virus itu mencapai 1.016 orang. Sedangkan jumlah kasus menembus 42.638 orang. Penyebaran Coronavirus 2019-nCoV itu pun sudah mencapai berbagai negara antara lain AS, India, dan Singapura.

Pertanyaan lain yang mengemuka, mengapa belum ada penduduk Indonesia di dalam negeri yang terkena Coronavirus 2019-nCoV?

Vivi menjelaskan semua prosedur sudah dilakukan Kemenkes. Setiap ada orang yang suspect, spesimen langsung diambil untuk dicek di laboratorium. Ia pun berkaca kepada penyebaran SARS hingga MERS di mana tidak ada yang terdeteksi di Indonesia.

"Jadi untuk Coronavirus 2019-nCoV kita tidak bisa menjawab kenapa tapi kita tetap meningkatkan kewaspadaan, tetap kita lakukan pemeriksaan terus menerus, tidak ada yang ketinggalan," kata Vivi menjelaskan.

Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan Siswanto menambahkan banyak hipotesis yang mengemuka perihal belum adanya satupun penduduk Indonesia di dalam negeri yang terkena Coronavirus 2019-nCoV.

"(Misalnya) imunitas orang Indonesia kuat dan sebagainya. tapi saya tidak akan masuk ke sana. Yang jelas selama ini (spesimen) yang dikirim ke Balitbangkes 64 kasus ini dan semuanya negatif. Itu saja," ujar Siswanto.

[Gambas:Video CNBC]





(miq/dru) Next Article Wiku: Kasus Corona B117 Tak Tingkatkan Transmisi Covid-19 RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular