Prabowo Komentari Pembelian 11 Unit Sukhoi Su-35 Rp15,57 T

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
07 February 2020 06:03
Komentar itu disampaikan Prabowo ketika ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (6/2/2020).
Foto: Menteri Pertahanan Republik Indonesia Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke Rusia, Selasa (28/1/2020) waktu setempat. (Dokumentasi Kementerian Pertahanan Rusia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertahanan Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo memberikan tanggapan perihal kelanjutan pembelian 11 unit Sukhoi Su-35 yang akan dilakukan pemerintah. Menurut dia, pembahasan masih terus dilakukan.

"Kita lihat nanti. Semua akan dievaluasi," kata Prabowo ketika ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (6/2/2020).

Wacana penuntasan pembelian 11 unit Sukhoi Su-35 kembali mencuat selepas kunjungan kerja Prabowo ke Rusia pekan lalu. Saat itu, Prabowo menemui Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoygu di kantor Kementerian Pertahanan Rusia, Moskow, Selasa (28/1/2020) waktu setempat.

Banyak hal dibicarakan dalam rangka diplomasi pertahanan. Salah satu poin penting dalam pembicaraan itu adalah rencana Prabowo menuntaskan pembelian 11 jet tempur Sukhoi Su-35 senilai US$ 1,14 miliar (Rp 15,57 triliun dengan asumsi kurs Rp 13,658.26). Demikian diungkapkan oleh Duta Besar RI untuk Rusia Wahid Supriyadi seperti dilaporkan cnnindonesia.com, Rabu (29/1/2020).

"Ya tadi disinggung juga (soal pembelian Sukhoi), itu tinggal tunggu proses saja," kata Wahid.

Kendati demikian, akan disepakati kedua negara. Pun waktu pengirimannya ke Tanah Air.

"Iya (pembicaraan seputar kontrak pembelian Sukhoi) masih on. Ya segera setelah persyaratan terpenuhi (kontrak pembelian akan disepakati)," jar Wahid.

Beberapa hari berselang, CNBC Indonesia mengonfirmasi perihal kelanjutan pembelian 11 unit Sukhoi Su-35 kepada Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva. Ditemui di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020) petang, Lyudmila menyebut kontrak pembelian itu sudah ditandatangani beberapa waktu lalu.

"Kami berharap itu akan segera diimplementasikan," ujar Lyudmila.

Kendati demikian, Ia tidak mengelaborasi apa yang menjadi penyebab belum diimplementasikannya kontrak pembelian itu. Namun yang pasti, menurut Lyudmila, Indonesia tidak akan rugi membeli 11 unit Sukhoi Su-35.

"Indonesia akan memiliki salah satu alat utama sistem persenjataan terbaik di dunia," kata Lyudmila.

Rencana pembelian
Rencana Indonesia membeli 11 Su-35 ini sudah berlangsung dalam dua tahun terakhir. Sejumlah pihak menuturkan jet-jet tersebut akan tiba di Indonesia pada 2019. Namun, hingga kini belum ada kepastian dari Pemerintah Indonesia apakah pembelian belasan pesawat itu dilanjutkan.

Rusia tak menampik salah satu hambatan pembelian Sukhoi ini adalah bayang-bayang sanksi Amerika Serikat (AS). Meski begitu, Prabowo menegaskan Indonesia adalah negara berdaulat sehingga keputusan apa pun tidak bisa bisa diintervensi apalagi diancam negara lain.

Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya itu pada akhir November lalu menuturkan akan mengkaji ulang rencana pembelian Sukhoi tersebut terutama dari sisi efisiensi anggaran dan keuntungan yang diperoleh Indonesia.

Beberapa waktu sebelumnya, tepatnya di sela pameran International Aviation and Space Show (MAKS) 2019, Direktur Dinas Federal untuk Kerja Sama Teknis dan Militer Rusia Dmitriy Shugaev mengungkapkan kontrak pembelian 11 unit Su-35 untuk Indonesia masih berlaku.

"Kami sedang bekerja bersama untuk merumuskan hal itu. Kami sedang membahas beberapa perincian kecil yang tercantum di dalam kontrak," ujar Shugaev, Jumat (30/8/2019), seperti dilansir detik.com.

Ia pun berharap kontrak pengadaan pesawat tempur itu bisa terwujud dalam waktu dekat. Shugaev menyebut hal itu untuk menjawab pertanyaan banyak wartawan di seluruh dunia terhadap apa yang terjadi hari ini pada mereka dari sisi kebijakan internasional Amerika Serikat.

Eks Menko Polhukam Jenderal TNI (Purn) Wiranto mengatakan pembelian 11 unit Sukhoi Su-35 dilakukan dengan skema imbal hasil dagang. Maksudnya, 50% dari nilai itu dibiayai dengan komoditas antara lain CPO, kopi, hingga tembakau.

Syarat kedua adalah memberikan hak kepada Indonesia membangun pabrik suku cadang Sukhoi di Tanah Air. Harapannya tentu ada transfer teknologi dalam konteks ini.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/sef) Next Article Mantap! Prabowo Mau Beli 11 Sukhoi Su-35 Rp15,57 Triliun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular