Warga memilih sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung, Depok, Jawa Barat, Jumat (31/1/2020). Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung, Depok menampung sekitar 750 ton sampah setiap harinya. Sampah yang menggunung itu berasal dari 11 kecamatan di Kota Depok. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
TPA Cipayung ini sudah berdiri sejak 1984. Dari 11 kecamatan, Sukmajaya dan Cimanggis, yang merupakan kecamatan penduduk terbanyak, disebut yang paling banyak menghasilkan sampah. Setiap hari ada sekitar 100 truk yang bolak-balik mengangkut sampah. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Sejak tahun 2014 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung, Depok sudah kelebihan kapasitas. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Saat ini untuk mengurangi bau tidak sedap dan mengurangi gas metan yang ditimbulkan sampah, TPA ini sebagian ditutupi oleh plastik berbahan singkong. Plastik yang telah sesuai standar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini juga berfungsi untuk mengurai sampah. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Sebelumnya, penutupan sampah dilakukan dengan material tanah yang berbiaya mahal dan sulit didapat. Penggunaan tanah juga membuat jalan yang dilintasi truk pengangkut menjadi kotor dan mengurangi kenyamanan warga sekitar. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Penutupan sampah dengan plastik sudah dimulai sejak tahun 2019. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Rencananya, Pemerintah Kota Depok akan mengalihkan lokasi pembuangan sampah dari TPA Cipayung ke TPA Regional Lulut-Nambo di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Hal itu dikarenakan volume sampah di Kota Depok sudah melebihi kapasitas lahan di TPA Cipayung. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Meskipun volume sampah telah melebihi kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung ini masih digunakan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)