Spanduk bertuliskan "Tol Cijago Seksi II Diresmikan.. Gak Malu Ya...?? Tanah & Bangunan Kami Rata Tanah & Belum Dibayarkan!!" terpampang di Kelurahan Krukut, Kecamatan Limo, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (9/1/2020). Spanduk tersebut dipasang oleh warga karena lahannya belum dibayarkan imbas pembangunan tol Cijago. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Selain itu, spanduk lain memasang gambar ucapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dimuat salah satu media, bahwa hanya ada ganti untung dalam pembebasan lahan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Warga RW 01 dan 02 Kelurahan Krukut, Kecamatan Limo, Kota Depok, Jawa Barat juga amai-ramai menolak pembebasan lahan proyek Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) seksi III. Penolakan tersebut kebanyakan datang dari warga RW 01 dan RW 02 yang tanahnya terdampak trase tol tersebut. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Penolakan tersebut didasari oleh ketidakcocokan harga karena tiap bidang lahan dihargai antara Rp 2-6 juta per meter persegi. "Kami minta di angka Rp 10-20 juta per meter persegi. Tanah plus bangunan. Kami minta harga wajar, tapi justru yang dikasih harga kurang ajar," kata Ibrahim, Koordinator perwakilan warga ketika ditemui di Depok, Rabu (8/1/20). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Tol Cijago sepanjang 14,7 Km dibangun oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT. Translingkar Kita Jaya yang terbagi menjadi tiga seksi. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Tol Cijago Seksi I sepanjang 3,70 Km dimulai dari interchange Jagorawi hingga ke Jalan Raya Bogor dan telah beroperasi sejak Januari 2012. Kemudian Seksi II sepanjang 5,5 Km dimulai dari Jalan Raya Bogor hingga Kukusan juga telah beroperasi September 2019, hanya seksi III belum selesai.(CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Dan untuk pembangunan Seksi III dari Kukusan ke Cinere sepanjang 5,5 Km ditargetkan akan selesai pada tahun 2020. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Pembebasan lahan dan pembangunan proyek tol ini setidaknya sudah dimulai sejak 2006. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)