
Iran-AS Makin Panas, Trump Ancam Bombardir 52 Lokasi
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
05 January 2020 17:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa AS telah menargetkan 52 lokasi Iran. Mereka akan menyerang jika Iran menyerang warga AS atau aset AS sebagai respons atas serangan drone AS yang menewaskan komandan militer Qassem Soleimani di Irak. Ini sebagai respons dari ancaman Iran yang akan melakukan pembalasan.
Trump tidak menunjukkan tanda-tanda berusaha mengurangi ketegangan yang muncul akibat serangan pada Jumat (03/01/2020) yang dia perintahkan. Trump justru menegaskan ancaman keras pada Iran melalui Twitternya.
Trump mengatakan bahwa AS telah menargetkan 52 lokasi Iran. Sebagian merupakan, "Situs tingkat tinggi dan penting bagi Iran dan budaya Iran. Target tersebut bersama dengan Iran AKAN DISERANG DENGAN SANGAT CEPAT DAN SANGAT KERAS," ungkap Trump lewat Twitternya, Sabtu (04/01/2020) waktu Washington.
Jumlah lokasi itu, kata Trump, merujuk kepada 52 warga AS yang disandera oleh Iran saat terjadinya revolusi 1979-1981 silam.
Menurut Trump, Iran terlalu berani menyasar aset-aset AS sebagai upaya balas dendam atas kematian Jenderal Soleiman yang dianggap telah terlibat dalam sejumlah pembunuhan warga Amerika dan orang-orang lain sepanjang hidupnya, termasuk baru-baru ini membunuh ratusan pengunjuk rasa warga Iran.
"Dia baru saja menyerang kedutaan kami, dan bersiap melakukan serangan di lokasi lain. Iran tidak ada apa-apanya kecuali masalah selama beberapa tahun ini," cuit Trump.
Trump kemudian menegaskan: "AS tidak ingin ada lagi ancaman!"
Soleimani tewas pada serangan drone AS ketika konvoi di bandara Baghdad. Pemimpin milisi Irak yang didukung oleh Iran, Abu Mahdi al-Muhandis juga tewas dalam serangan AS. Serangan ini telah meningkatkan momok konflik yang lebih luas di Timur Tengah.
Pada Sabtu, Gedung Putih mengajukan pemberitahuan resmi bahwa serangan tersebut berdasarkan 1973 War Powers Act.
Ketua Parlemen AS Nancy Pelosi mengatakan bahwa tindakan militer pemerintahan Trump yang provokatif, memanas, dan tidak proporsional ini menempatkan anggota pasukan AS, diplomat, dan warga AS serta sekutunya dalam bahaya.
Pada Sabtu sore waktu Baghdad, sebuah roket jatuh di Green Zone Baghdad di dekat Kedutaan Besar AS. Satu roket menghantam lokasi Jadriya di dekat Green Zone. Dua roket ditembakkan ke pangkalan udara Balad. Militer Irak mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam serangan-serangan ini.
(hoi/hoi) Next Article Donald Trump Tutup Peluang Negosiasi dengan Iran
Trump tidak menunjukkan tanda-tanda berusaha mengurangi ketegangan yang muncul akibat serangan pada Jumat (03/01/2020) yang dia perintahkan. Trump justru menegaskan ancaman keras pada Iran melalui Twitternya.
Trump mengatakan bahwa AS telah menargetkan 52 lokasi Iran. Sebagian merupakan, "Situs tingkat tinggi dan penting bagi Iran dan budaya Iran. Target tersebut bersama dengan Iran AKAN DISERANG DENGAN SANGAT CEPAT DAN SANGAT KERAS," ungkap Trump lewat Twitternya, Sabtu (04/01/2020) waktu Washington.
Menurut Trump, Iran terlalu berani menyasar aset-aset AS sebagai upaya balas dendam atas kematian Jenderal Soleiman yang dianggap telah terlibat dalam sejumlah pembunuhan warga Amerika dan orang-orang lain sepanjang hidupnya, termasuk baru-baru ini membunuh ratusan pengunjuk rasa warga Iran.
"Dia baru saja menyerang kedutaan kami, dan bersiap melakukan serangan di lokasi lain. Iran tidak ada apa-apanya kecuali masalah selama beberapa tahun ini," cuit Trump.
Trump kemudian menegaskan: "AS tidak ingin ada lagi ancaman!"
Soleimani tewas pada serangan drone AS ketika konvoi di bandara Baghdad. Pemimpin milisi Irak yang didukung oleh Iran, Abu Mahdi al-Muhandis juga tewas dalam serangan AS. Serangan ini telah meningkatkan momok konflik yang lebih luas di Timur Tengah.
Pada Sabtu, Gedung Putih mengajukan pemberitahuan resmi bahwa serangan tersebut berdasarkan 1973 War Powers Act.
Ketua Parlemen AS Nancy Pelosi mengatakan bahwa tindakan militer pemerintahan Trump yang provokatif, memanas, dan tidak proporsional ini menempatkan anggota pasukan AS, diplomat, dan warga AS serta sekutunya dalam bahaya.
Pada Sabtu sore waktu Baghdad, sebuah roket jatuh di Green Zone Baghdad di dekat Kedutaan Besar AS. Satu roket menghantam lokasi Jadriya di dekat Green Zone. Dua roket ditembakkan ke pangkalan udara Balad. Militer Irak mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam serangan-serangan ini.
(hoi/hoi) Next Article Donald Trump Tutup Peluang Negosiasi dengan Iran
Most Popular