Banjir Oh Banjir.. Beda Pendapat Anies dengan Basuki & Jokowi

Redaksi, CNBC Indonesia
03 January 2020 10:57
Banjir Oh Banjir.. Beda Pendapat Anies dengan Basuki & Jokowi
Jakarta, CNBC Indonesia - Ternyata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kontra dengan pendapat pemerintah pusat mengenai banjir. Setelah sebelumnya dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Anies juga silang pendapat dengan sang Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Detikcom menulis, silang pendapat antara pemimpin berawal dari pernyataan Jokowi mengenai faktor penyebab banjir di Jabodetabek pada awal tahun 2020 ini. Jokowi menyebut salah satu faktor penyebab banjir di Jabodetabek karena warga yang membuang sampah sembarangan.

"Pemerintah pusat, pemprov, pemkab, pemkot, semuanya bekerja sama dalam menangani ini karena ada yang disebabkan oleh kerusakan ekosistem, kerusakan ekologi yang ada tapi juga ada yang memang karena kesalahan kita yang membuang sampah di mana-mana, banyak hal," ujar Jokowi kepada wartawan di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (2/1/2020).

Jokowi ingin pemerintah dari tingkat pusat sampai ke daerah bersinergi menangani masalah banjir. Dia menegaskan keselamatan warga adalah yang utama.

Banjir Oh Banjir.. Beda Pendapat Anies dengan Basuki & JokowiFoto: Presiden Joko Widodo (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)


"Tetapi saya ingin agar kerja sama itu dibangun pusat, provinsi, dan kabupaten/kota sehingga semuanya bisa tertangani dengan baik. Tapi yang paling penting pada saat kejadian seperti yang sekarang ini evakuasi korban banjir. Keselamatan keamanan masyarakat harus didahulukan," tutur Jokowi.

Anies sendiri punya pendapat berbeda soal penyebab banjir di Jakarta pada awal tahun 2020. Saat ditanya wartawan soal pernyataan Jokowi yang menyebut salah satu faktor penyebab banjir adalah sampah, Anies membandingkan lokasi titik banjir dengan titik curah hujan tinggi berdasarkan data BMKG.

"Mungkin kita harus cek lagi (apakah banjir di Jakarta karena sampah), seperti apa kondisi per wilayah yang di situ ada banjir," ucap Anies saat ditemui di lokasi banjir Kampung Pulo, Jakarta Timur, Kamis (2/1).

"Karena, kalau kita lihat, titik-titik banjir dengan titik-titik ramalan (hujan) BMKG mungkin simetris. Di tempat-tempat yang BMKG menunjukkan volume air hujan yang tinggi, di situ ada banjir yang ekstrem. Paling, setahu saya tidak banyak sampah," imbuh dia.

Banjir Oh Banjir.. Beda Pendapat Anies dengan Basuki & JokowiFoto: Anies Baswedan Pantau Banjir Jakarta. (Twitter: Aniesbaswedan)


Anies lalu menyinggung banjir di Bandara Halim Perdanakusuma. Banjir yang sempat Bandara Halim diketahui menyebabkan penerbangan dialihkan.

"Tapi kemarin bandaranya tidak bisa berfungsi. Apakah ada sampah di bandara? Rasanya tidak. Tapi Bandara Halim kemarin tidak bisa digunakan," sebut Anies.

Dia menegaskan bahwa saat ini Pemprov DKI sedang fokus mengevakuasi warga yang terjebak banjir. Setelah itu, barulah Pemprov DKI akan menganalisis penyebab banjir tersebut.

"Pada fase ini, saya selalu katakan, kita fokus pada penyelamatan warga, fokus pada evakuasi warga. Sesudah ini beres, kita duduk, kumpulkan data yang lengkap, lalu berbicara objektif, apa saja faktor berkontribusi, di daerah mana," terang Anies. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengutarakan kekecewaannya kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lantaran normalisasi sungai Ciliwung yang baru dilakukan sepanjang 16 kilometer (km) dari total 33 km.

"Mohon maaf bapak gubernur, selama penyusuran kali Ciliwung ternyata sepanjang 33 km itu yang sudah dinormalisasi baru 16 km," ujar Basuki ditemui di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (1/1/2020), seperti dikutip dari detikcom.

Saat itu, Basuki bersama dengan Anies dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo tengah melakukan tinjauan udara ke sejumlah titik banjir di Ibu Kota dan sekitarnya menggunakan helikopter.

Ketiganya melintasi ke sekitar 130 titik banjir se-Jabodetabek, terutama daerah-daerah yang terdampak banjir terparah di sekitar Sungai Ciliwung, Kali Krukut, Kali Sunter, dan Kali Grogol.

Basuki mengungkapkan bahwa daerah di sekitar wilayah sungai yang sudah dinormalisasi terlihat tidak tergenang banjir sama sekali, namun kondisi ini berbeda jauh dengan wilayah yang belum dinormalisasi.

"Di 16 km itu kita lihat insyaallah aman dari luapan, tapi yang belum dinormalisasi tergenang," ungkapnya.

Untuk itu, ke depan, Kementerian PUPR bersama kementerian/lembaga (K/L) terkait bakal mengintensifkan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar daerah yang terendam banjir ke depan dapat lebih berkurang dari jumlah saat ini.

"Nah, ini kata harus diskusikan dengan Gubernur untuk membuat program itu (percepatan normalisasi). Termasuk di kali Pesanggarahan juga dengan sodetan kali Ciliwung ke Banjir Kanal Timur, beliau mengambil langkah-langkah untuk pembebasan lahannya karena dari total 1,2 km, 600 meter di antaranya sudah kita kerjakan," tuturnya.

Berdasarkan data teknis Kementerian PUPR yang dikutip CNBC Indonesia pada Kamis (2/1/2020), luas daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung mencapai 337 Km2. Panjang sungai utama membentang 109,7 Km dengan kemiringan rata-rata 1/70 (6.3-1500 dpl).

Dari jumlah tersebut, proyek normalisasi direncanakan terdapat pembangunan tanggul normalisasi sepanjang 33,69 Km, namun realisasinya hanya mencapai 16,19 Km. Mantan Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok alias BTP buka suara perihal bencana banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya. BTP menyampaikan turut berduka cita atas korban yang meninggal dunia.

Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) itu juga mengingatkan untuk warga yang tinggal di sekitar DAS agar selalu waspada. Tak lupa, Ahok berharap bencana banjir ini cepat berlalu dan kondisi pulih kembali.

Berikut adalah kicauan Ahok via akun Twitter resmi @basuki_btp seperti dikutip CNBC Indonesia, Jumat (3/1/2020).


Foto: @basuki_btp


Seperti diketahui, banjir terjadi melanda ibu kota Jakarta dan sekitarnya sejak Rabu (1/1/2020). Kementerian Sosial mencatat 26 orang meninggal dunia akibat bencana tersebut. Selain itu, puluhan ribu orang mengungsi lantaran kediaman mereka terendam.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap empat daerah aliran sungai yang mengalami banjir terparah. Seperti dikutip dari akun Instagram resmi Presiden @jokowi, Kamis (2/1/2020), keempat DAS itu adalah Sungai Krukut, Sungai Ciliwung, Sungai Cakung, dan Sungai Sunter.

"Untuk penanganan darurat bersama pihak terkait, telah difungsikan pompa, karung pasir, bronjong dan tangki air agar kawasan dan prasarana publik terdampak dapat segera berfungsi kembali," ujar Jokowi.

Kepala Negara mengatakan, pembangunan prasarana pengendalian banjir pada keempat sungai terkendala sejak tahun 2017 karena masalah pembebasan lahan. Program Pengendalian Banjir Sungai Ciliwung misalnya sudah ditangani 16 kilometer dari rencana keseluruhan 33 km.

Jokowi juga menambahkan, pada hulunya tengah dilaksanakan pembangunan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi dengan kemajuan pembebasan tanah di atas 90 persen dan perkembangan pembangunan fisik mendekati 45 persen.

"Kedua bendungan tersebut direncanakan selesai pada akhir 2020," tuturnya lagi.

Sementara itu, lanjut Jokowi, percepatan pelaksanaan sudetan Sungai Ciliwung dari Sungai Ciliwung ke Sungai Cipinang, sedang berlanjut. Masyarakat setempat telah menyetujui pemanfaatan lahan untuk kelanjutan pembangunan sudetan sepanjang 600 meter dari keseluruhan 1.200 meter.

(dru) Next Article MK Hapus Ambang Batas Syarat Nyapres, Anies Beri Respons Tak Terduga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular