Pede Gede! Trump Minta Proses Pemakzulan Segera

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
23 December 2019 08:23
Donald Trump menyayangkan pemakzulan yang di stop sementara
Foto: Infografis/Ini Proses Pemakzulan trump/Arie Pratama
Jakarta, CNBC IndonesiaPresiden Donald Trump mengkritik Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat Nancy Pelosi karena menunda pengiriman pasal-pasal pemakzulannya ke Senat. Ia bahkan terkesan ingin meminta segera mungkin proses pemakzulan diberikan ke Senat AS.

"Ini sangat tidak adil," kata Trump, beberapa hari setelah dia dimakzulkan oleh DPR, dalam pidatonya kepada kelompok mahasiswa konservatif Turning Point USA, seperti dilansir dari Reuters, Senin (23/12/2019).


"Mereka melanggar Konstitusi," kata Trump, diikuti dengan menyebut Pelosi "Nancy yang gila".

Dalam Twitter-nya @realDonaldTrump, ia pun menegaskan kalau dirinya tak sabar untuk diadili. "Saya ingin segera diadili," tulisnya di akun Twitter @realDonaldTrump.

DPR yang mayoritasnya Demokrat memberikan suara pada 18 Desember lalu untuk memakzulkan Trump. Namun, Trump tidak mungkin dicopot dari jabatannya saat ini juga karena proses masih akan berlanjut di Senat AS.

AS menganut sistem dua kamar atau bikameral. Demokrat menjadi penguasa di DPR AS sementara Republik di Senat AS.

Keyakinan Trump bahwa dirinya tak mungkin dimakzulkan juga karena ini. Di mana di Senat AS, partai pendukungnya menjadi mayoritas.


Selain belum menyerahkan pasal-pasal pemakzulan Trump ke Senat, Pelosi juga belum mengumumkan para manajer atau jaksa penuntut yang akan memberikan bukti dalam persidangan nanti.

"Sampai DPR mendapat gambaran yang lebih jelas tentang sidang Senat, kami tidak akan menunjuk manajer dan mengambil langkah selanjutnya dalam meminta pertanggungjawaban Presiden, dan memastikan Senat memenuhi tugas konstitusionalnya," kata kantor Pelosi dalam sebuah pernyataan.

Seperti diketahui, Trump dituduh menyalahgunakan kekuasaannya dengan menahan US$ 391 juta untuk bantuan keamanan ke Ukraina. Hal ini diketahui dari komunikasi Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Ia meminta investigasi korupsi mantan Hunter Biden anak Joe Biden, seorang kandidat Demokrat yang bakal menghadapi Trump dalam pemilihan November 2020 mendatang. Sebelumnya, Biden adalah mantan wakil presiden era Barrack Obama.

Trump juga dituduh menghalangi Kongres, mengarahkan pejabat dan lembaga pemerintah untuk tidak bekerja sama dengan penyelidikan pemakzulan.

Trump mengatakan dia tidak melakukan kesalahan dan menolak pemakzulannya. Ia menganggap langkah ini sebagai upaya partisan untuk membatalkan kemenangannya pada pemilu.

[Gambas:Video CNBC]


(sef/sef) Next Article Skandal Ini Biang Kerok Membaranya Pemakzulan Trump di AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular