
Tak Cuma Andalkan Tiket, Ini Jurus LRT Jakarta Raih Cuan
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
21 December 2019 13:54

Jakarta, CNBC Indonesia - PT LRT Jakarta mulai memberlakukan tarif komersial per 1 Desember 2019. Dari segi bisnis, LRT Jakarta tak hanya mengandalkan pendapatan dari aspek tiket.
Direktur Keuangan dan Pengembangan Bisnis PT LRT Jakarta, Rudy Hartono, menjelaskan bahwa pihaknya masih punya potensi untuk meraih pendapatan dari luar bisnis inti. Hal ini dilakukan karena LRT Jakarta merupakan moda transportasi yang tergolong baru.
"LRT Jakarta ini bayi yang baru lahir, tapi lahirnya memang harus segera lari," ungkapnya di sela media gathering LRT Jakarta, di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/11/2019)
Dia menyebut, beberapa bisnis yang akan dijalankan yakni masuk ke sektor periklanan, retail, telekomunikasi, hingga aktivitas event. Untuk periklanan, tersedia space di dalam dan di luar kereta.
"Misalnya untuk periklanan bisa station branding. Ini adalah kesempatan bisnis yang kami tawarkan ke mitra yang memang memiliki interest untuk bekerja sama," bebernya.
Selain itu, pilar-pilar penyangga jalur LRT Jakarta juga bisa dimanfaatkan sebagai space iklan.Adapun untuk retail, LRT Jakarta punya 6 stasiun ditambah kantor.
"Kami beri kesempatan pelaku usaha bisa isi space area mainline LRT Jakarta. Bisa unit base atau size base. Karena di masing masing stasiun ada kios tapi ada juga area open space yang bisa kita optimalisasi," tandasnya.
Potensi pendapatan lainnya yakni berasal dari aktivitas event. Dia menilai, langkah ini sekaligus jadi bagian untuk meningkatkan animo masyarakat.
"Selain yang memang menggunakan, juga ada yang masih melihatnya sebagai suatu objek wisata. Mereka kadang datang ramai-ramai, ada orang tua dan anak anak. Kemudian foto-foto."
"Ada satu keluarga dari Pulomas, baru pulang dari gereja, mereka bawa keluarga di antaranya ada yang dari daerah. Ini cerminan mereka cukup welcome dengan kehadiran LRT Jakarta dan jadi suatu pengalaman unik bagi mereka," lanjutnya.
(dob/dob) Next Article Moga Gak Molor Lagi, LRT Jabodetabek Beroperasi Agustus 2022
Direktur Keuangan dan Pengembangan Bisnis PT LRT Jakarta, Rudy Hartono, menjelaskan bahwa pihaknya masih punya potensi untuk meraih pendapatan dari luar bisnis inti. Hal ini dilakukan karena LRT Jakarta merupakan moda transportasi yang tergolong baru.
"LRT Jakarta ini bayi yang baru lahir, tapi lahirnya memang harus segera lari," ungkapnya di sela media gathering LRT Jakarta, di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/11/2019)
Dia menyebut, beberapa bisnis yang akan dijalankan yakni masuk ke sektor periklanan, retail, telekomunikasi, hingga aktivitas event. Untuk periklanan, tersedia space di dalam dan di luar kereta.
"Misalnya untuk periklanan bisa station branding. Ini adalah kesempatan bisnis yang kami tawarkan ke mitra yang memang memiliki interest untuk bekerja sama," bebernya.
Selain itu, pilar-pilar penyangga jalur LRT Jakarta juga bisa dimanfaatkan sebagai space iklan.Adapun untuk retail, LRT Jakarta punya 6 stasiun ditambah kantor.
"Kami beri kesempatan pelaku usaha bisa isi space area mainline LRT Jakarta. Bisa unit base atau size base. Karena di masing masing stasiun ada kios tapi ada juga area open space yang bisa kita optimalisasi," tandasnya.
Potensi pendapatan lainnya yakni berasal dari aktivitas event. Dia menilai, langkah ini sekaligus jadi bagian untuk meningkatkan animo masyarakat.
"Selain yang memang menggunakan, juga ada yang masih melihatnya sebagai suatu objek wisata. Mereka kadang datang ramai-ramai, ada orang tua dan anak anak. Kemudian foto-foto."
"Ada satu keluarga dari Pulomas, baru pulang dari gereja, mereka bawa keluarga di antaranya ada yang dari daerah. Ini cerminan mereka cukup welcome dengan kehadiran LRT Jakarta dan jadi suatu pengalaman unik bagi mereka," lanjutnya.
(dob/dob) Next Article Moga Gak Molor Lagi, LRT Jabodetabek Beroperasi Agustus 2022
Most Popular