Sekeping Cerita dari Blusukan Jokowi di Ibu Kota Baru RI

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
19 December 2019 11:17
Presiden Joko Widodo mengunjungi lahan ibu kota negara yang terletak di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (17/12/2019).
Foto: Presiden Joko Widodo saat mengunjungi lahan ibu kota baru di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (17/12/2019). (Dok BPMI Sekretariat Presiden)
Sepaku, CNBC Indonesia - Menaiki bukit, menuruni lembah. Begitulah gambaran nyata akses menuju lokasi Ibu Kota Negara baru yang terletak di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang meninjau langsung lokasi tersebut, Selasa (17/12/2019) sudah memastikan lahan seluas 56.000 hektare ini akan dibangun ibu kota, di mana 5.600 lahannya dijadikan klaster pemerintahan

Setidaknya, membutuhkan waktu hampir tiga jam untuk satu kali perjalanan melalui jalur darat untuk mencapai lokasi ibu kota baru. Ini dikarenakan ruas jalan cukup sempit, dan kerap kali dilalui oleh angkutan besar yang biasanya membawa kayu olahan.

Meskipun sudah diaspal, tak heran selama perjalanan masih banyak ditemui jalan bebatuan dan berlubang. Kecepatan kendaraan mau tidak mau harus berkurang untuk menghindari lubang jalan. Belum lagi, ditambah dengan sejumlah kendaraan yang lalu lalang di jalan tersebut.

Selama perjalanan, hanya perumahan warga setempat, lahan perkebunan sawit, dan hutan yang menjadi pemandangan. Jika Jokowi tidak meninjau lokasi tersebut, mungkin tidak ada puluhan warga yang bertengger di pinggir jalan menyambut rombongan.

Namun, ruas jalan yang dilalui menuju Ibu Kota, yakni Samboja-Sepaku sejatinya tidak ada kendala berarti. Sampai akhirnya, rombongan memasuki kawasan hutan tanaman industri yang konsesinya dimiliki oleh PT ITCI Hutani Manunggal.

Foto: Kendaraan Presiden Joko Widodo saat meninjau lahan ibu kota baru di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (17/12/2019). (Dokumentasi BPMI Sekretariat Presiden)


Iring-iringan kendaraan Jokowi dan rombongan harus melalui jalur menanjak dan menuruni kontur yang terjal lantaran melewati daerah perbukitan. Belum lagi, jalan yang harus dilalui masih berupa tanah merah.

Kondisi ini semakin diperparah dengan rintik hujan yang tak kunjung berhenti sejak di tengah perjalanan. Alhasil, kondisi jalan menjadi licin dan berlumpur. Mungkin ini yang menjadi salah satu catatan penting jika Ibu Kota telah terbangun.

Jokowi yang menggunakan Toyota Land Cruiser sama sekali tidak menemukan kendala berarti melewati jalur tersebut. Namun, rombongan di belakang kepala negara justru mengalami masalah yang cukup serius.

Misalnya, mobil Toyota Hi Ace yang mengangkut sejumlah jajaran menteri dalam Kabinet Indonesia Maju. Mobil yang ditumpangi sekitar 8 orang itu tidak kuat menanjak karena kontur jalan yang licin dan sang supir yang terlalu mengambil jalan ke bibir lembah.

"Tenyata di kanan jurang. Kita langsung turun ganti mobil," kata Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Fadrjoel Rachman, yang menjadi salah satu penumpang.

Jajaran menteri yang terdiri dari Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri BUMN Erick Thohir, hingga Menteri PUPR Basuki Hadimuljono akhirnya memutuskan untuk berjalan kaki di jalanan menanjak dan becek karena mobil yang ditumpangi terjebak di lumpur.

Meskipun pada akhirnya rombongan menteri bisa dievakuasi dan melanjutkan perjalanan, namun ternyata tidak semua rombongan dapat meneruskan perjalanan di medan yang cukup sulit tersebut.

Tercatat hanya beberapa wartawan yang berhasil melanjutkan perjalanan. Sementara sisanya, tidak dapat mengikuti rangkaian karena dianggap tidak bisa melewati bukit tanah merah yang licin, sehingga terlalu berbahaya untuk melanjutkan perjalanan.

"Supir juga enggak berani maju. Jadi kita stand by dulu di sini," kata salah seorang anggota TNI yang mengawal perjalanan.

Foto: Presiden Joko Widodo dan Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (17/12/2019) (Dokumentasi BPMI Sekretariat Presiden)


Rombongan yang terhambat mau tidak mau menunggu Jokowi dan sejumlah jajaran menteri di Bukit Sudarmono. Setelah hampir 1 jam menunggu, Jokowi bersama rombongan pun datang menghampiri wartawan yang sudah menunggu.

"Yang akan dijadikan kawasan Ibu Kota itu 56.000 hektare. Tapi yang akan dikerjakan terlebih dahulu yaitu kawasan pemerintahan 5.600 hektar kluster pemerintahan," jelasnya.

Jokowi tak memungkiri bahwa kontur perbukitan lokasi Ibu Kota memang cukup berat. Namun, eks Gubernur DKI Jakarta itu yakin perencana tata kota atau urban planner justru akan merasa tertantang untuk menyulap kawasan tersebut.

"Arsitek kalau ditanya jaminan, mereka senang sekali dengan kondisi naik turun seperti itu dibandingkan kalau datar saja," katanya.

Jokowi bahkan memastikan akses jalan menuju lokasi Ibu Kota baru akan dibangun jalan tol. Jika sebelumnya perjalanan menuju Ibu Kota baru mencapai 3 jam, dengan adanya jalan tol bisa terpangkas hingga hanya 30 menit.

"Kemarin muter 2,5 jam. Tapi kalau tol dilangsungkan, paling 30 menit sampai," tegas Jokowi.

(miq/miq) Next Article PUPR: Jokowi Bakal Cek Lahan Istana Presiden di Sepaku Kaltim

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular