
Luhut Puji Ekonom AS Sekaligus Ejek Ahli Ekonomi RI, Kenapa?
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
11 December 2019 12:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan menghadiri pertemuan para menteri dan pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian di Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Rabu (11/12/2019).
Dalam agenda itu, turut hadir pengajar senior di Management Sloan School, Massachusetts Institute of Technology Amerika Serikat Otto Scharmer. Otto mengisi sharing session bertajuk "Open Mind, Open Heart, Open Will". Ia juga memberikan apresiasi lantaran Indonesia telah melakukan transformasi ekonomi dari commodity base menjadi value added.
Ditemui selepas pertemuan, Luhut mengatakan paparan Otto harus dicermati dan dijadikan pelajaran. Misalnya soal kredit karbon. Indonesia mempunyai hampir 80% kredit karbon lantaran memiliki mangrove, hutan, dan kelapa sawit. Ini penting mengingat kondisi dunia semakin tak ramah lantaran penipisan ozon.
"Yang saya tarik lagi dari sini adalah bagaimana kita mengompakkan lagi diri kita untuk bersama-sama mengatasi masalah ini tadi atau leverage tadi mempromosikan bahwa Indonesia major power dalam kredit karbon tadi. Orang gak banyak tahu dan kita juga baru tahu enam bulan terakhir ini dan itu diakui pakar ekonomi dari MIT," ujar Luhut.
Lebih lanjut, politikus senior Partai Golongan Karya itu memuji Otto sebagai mahaguru di bidang ekonomi. Oleh karena itu, Otto dinilai Luhut bisa menilai Indonesia secara obyektif.
"Jadi yang saya sayangkan, ahli ekonomi kita tidak melihat seperti Otto ini. Luar biasa ternyata transformasi ekonomi indonesia. Dia profesor dari MIT," katanya memuji latar belakang institusi Otto.
(miq/miq) Next Article Diam-Diam Luhut Teleponan ke Washington, Apa Hasilnya?
Dalam agenda itu, turut hadir pengajar senior di Management Sloan School, Massachusetts Institute of Technology Amerika Serikat Otto Scharmer. Otto mengisi sharing session bertajuk "Open Mind, Open Heart, Open Will". Ia juga memberikan apresiasi lantaran Indonesia telah melakukan transformasi ekonomi dari commodity base menjadi value added.
Ditemui selepas pertemuan, Luhut mengatakan paparan Otto harus dicermati dan dijadikan pelajaran. Misalnya soal kredit karbon. Indonesia mempunyai hampir 80% kredit karbon lantaran memiliki mangrove, hutan, dan kelapa sawit. Ini penting mengingat kondisi dunia semakin tak ramah lantaran penipisan ozon.
"Yang saya tarik lagi dari sini adalah bagaimana kita mengompakkan lagi diri kita untuk bersama-sama mengatasi masalah ini tadi atau leverage tadi mempromosikan bahwa Indonesia major power dalam kredit karbon tadi. Orang gak banyak tahu dan kita juga baru tahu enam bulan terakhir ini dan itu diakui pakar ekonomi dari MIT," ujar Luhut.
Lebih lanjut, politikus senior Partai Golongan Karya itu memuji Otto sebagai mahaguru di bidang ekonomi. Oleh karena itu, Otto dinilai Luhut bisa menilai Indonesia secara obyektif.
"Jadi yang saya sayangkan, ahli ekonomi kita tidak melihat seperti Otto ini. Luar biasa ternyata transformasi ekonomi indonesia. Dia profesor dari MIT," katanya memuji latar belakang institusi Otto.
(miq/miq) Next Article Diam-Diam Luhut Teleponan ke Washington, Apa Hasilnya?
Most Popular