
Jangan Senang Dulu, Rupiah di Akhir Tahun Bisa Tertekan
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
09 December 2019 13:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan sedikit tertekan menjelang akhir tahun.
Hal tersebut dikemukakan Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan MoneterĀ BI Endy Dwi Tjahjono dalam acara pelatihan wartawan di Labuan Bajo, Senin (9/12/2019).
"Kalau akhir tahun memang biasanya kita tertekan sebentar ya," kata Endy.
Endy memandang, tertekannya mata uang Garuda jelang akhir tahun terbilang wajar. Pasalnya, kebutuhan valuta asing memang cukup tinggi jelang tutup buku anggaran.
Mulai dari pembagian dividen dari investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia ke negara asal, hingga sejumlah faktor-faktor penyumbang lainnya.
"Domestiknya mulai tidak supply dolar, disimpan. Asingnya juga karena mereka relokasi," kata Endy.
Meski demikian, Endy menegaskan bahwa situasi tersebut hanya sementara. Rupiah, sambung dia, akan kembali ke level yang sesuai dengan fundamentalnya.
"Nanti setelah minggu pertama, uangnya balik lagi ke kita," jelas Endy.
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di perdagangan pasar spot hari ini, dan berpeluang menembus ke bawah level Rp 14.000/US$. US$ 1 dibanderol Rp 14.018/US$ di pasar spot.
Rupiah menguat 0,12% dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Di pembukaan perdagangan hari ini, rupiah sudah menyentuh level Rp 14.000/US$.
(dru) Next Article BI Pastikan Minimalisir Efek Normalisasi Tahun 2022
Hal tersebut dikemukakan Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan MoneterĀ BI Endy Dwi Tjahjono dalam acara pelatihan wartawan di Labuan Bajo, Senin (9/12/2019).
"Kalau akhir tahun memang biasanya kita tertekan sebentar ya," kata Endy.
![]() |
Mulai dari pembagian dividen dari investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia ke negara asal, hingga sejumlah faktor-faktor penyumbang lainnya.
"Domestiknya mulai tidak supply dolar, disimpan. Asingnya juga karena mereka relokasi," kata Endy.
Meski demikian, Endy menegaskan bahwa situasi tersebut hanya sementara. Rupiah, sambung dia, akan kembali ke level yang sesuai dengan fundamentalnya.
"Nanti setelah minggu pertama, uangnya balik lagi ke kita," jelas Endy.
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di perdagangan pasar spot hari ini, dan berpeluang menembus ke bawah level Rp 14.000/US$. US$ 1 dibanderol Rp 14.018/US$ di pasar spot.
Rupiah menguat 0,12% dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Di pembukaan perdagangan hari ini, rupiah sudah menyentuh level Rp 14.000/US$.
(dru) Next Article BI Pastikan Minimalisir Efek Normalisasi Tahun 2022
Most Popular