Nasdem yang Usul Jokowi Jadi Presiden 3 Periode?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
05 December 2019 12:37
Simak penjelasan Sekretaris Jenderal Partai Nasional Demokrat Johnny Gerard Plate berikut ini.
Foto: Johnny G Plate (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC IndonesiaSekretaris Jenderal Partai Nasional Demokrat Johnny Gerard Plate merespons isu yang menyebut bahwa NasDem berada di balik wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/12/2019), Johnny menegaskan wacana itu bukan berasal dari partai yang dipimpin oleh Surya Paloh tersebut.

"Itu usulan masyarakat. Kita kalau urusan amandemen UUD 1945, harus mendengar pendapat masyarakat, harus melibatkan masyarakat secara luas, dunia akademisi, tokoh-tokoh, semua pihak masyarakat," katanya.

"Karena ini terkait dengan konstitusi. Mendengar pendapat mereka, lalu dibicarakan di forum MPR RI. Nah sebelumnya karena itu sudah berkembang dari masyarakat, lalu disampaikan kepada masyarakat. Karena apa? UUD gak boleh elitis dan keputusan elite saja. Itu prinsip NasDem," lanjut Johnny.

Wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode telah ditanggapi Presiden Joko Widodo. Ditemui wartawan di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/12/2019), Jokowi tegas menyatakan tidak setuju dengan masa jabatan presiden selama tiga periode alias 15 tahun.

"Ada yang ngomong presiden dipilih tiga periode. Itu ada tiga (makna) menurut saya. Satu ingin menampar muka saya. Yang kedua ingin cari muka, padahal saya sudah punya muka. Yang ketiga ingin menjerumuskan. Itu saja," ujar Jokowi.

Terkait pendapat Presiden, Johnny mengaku sependapat. Sebab, lanjut dia, wacana itu bukan berasal dari kepala negara.

"Jangan sampai dikaitkan dengan presiden. Orang presiden gak minta. Pak Jokowi gak minta, terus dibilang Pak Jokowi minta. Ya enggak," kata Johnny.

"Tapi kalau berkembang di masyarakat harus dikasih tahu. Setuju atau tidak setuju itu harus dibicarakan," lanjut pria yang juga menjabat sebagai menteri komunikasi dan informatika tersebut.




Wacana penambahan masa jabatan presiden telah menuai pro dan kontra di ranah publik. Pandangan terkini disampaikan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin. Menurut Kiai Ma'ruf, wacana yang mengemuka kontraproduktif.

"Untuk jabatan tiga periode itu saya sepakatlah dengan presiden (Presiden Joko Widodo). Berlebihan menurut saya. Itu mengundang polemik baru dan justru dulu kan sudah dibatasi supaya tidak kebablasan," ujarnya di kantor wapres, Jakarta, Rabu (4/12/2019), seperti dilansir CNN Indonesia.

Kiai Ma'ruf menuturkan, rencana amandemen UUD 1945 mestinya fokus pada wacana awal, yaitu melakukan amandemen terbatas pada pembahasan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Ia menyayangkan jika pembahasan itu justru melebar hingga perpanjangan masa jabatan presiden.

"Nanti kalau tambah ini lagi, plus ini, tambah ini lagi, bisa di pemilihan umum itu langsung tidak langsung. Saya sepakat pembahasannya terbatas saja," kata Kiai Ma'ruf menjelaskan.

Pernyataan wapres berbeda dengan pernyataan serupa yang disampaikan beberapa waktu lalu. Saat itu, Kiai Ma'ruf memilih menyerahkan polemik masa jabatan presiden menjadi tiga periode kepada parlemen.

(miq/miq) Next Article Ini Jawaban Jokowi Soal Jabatan Presiden 3 Periode

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular