
Di Korsel, Jokowi Bicara Lagi Soal Ancaman Resesi
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
25 November 2019 17:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Kecepatan perkembangan teknologi telah mengubah cara hidup manusia secara dramatis. Tidak hanya hidup manusia, pola bisnis pun sudah berubah dengan signifikan.
Pernyataan ini disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berbicara dalam forum ASEAN-Republic of Korea (RoK) CEO Summit. Pertemuan ini dihelat di Busan Exhibition and Convention Center (BEXCO).
Jokowi lantas memberikan contoh, misalnya dalam satu dekade sebelumnya armada taksi dimiliki oleh perusahaan besar. "Saat ini dengan teknologi, perusahaan besar digantikan oleh pemilik mobil perseorangan," kata Jokowi, dikutip melalui keterangan resmi, Senin (25/11/2019).
Bahkan Jokowi juga mengatakan, kini telah dimulai uji coba mobil tanpa pengemudi, sehingga dapat dibayangkan dalam satu dekade ke depan, transportasi hanya akan dikemudikan oleh teknologi tanpa perlu adanya sopir.
Dalam pertemuan itu, Jokowi menyampaikan bahwa sejak CEO Summit tahun 2014, dunia berubah dengan sangat cepat dimana saat ini kita hidup di era apa yang dikenal dengan "age of disruption."
"Big data, artificial intelligence, teknologi 4.0 telah meruntuhkan semua definisi, ukuran bahkan teori yang selama ini menjadi rujukan," ujarnya.
Jokowi memandang, era ini memberikan peluang yang sangat besar bagi seluruh elemen masyarakat. Namun, juga memiliki tantangan serta permasalahan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
"Tantangan ini semakin besar, saat kita saksikan meningkatnya tendensi nasionalisme dan populisme ekonomi di beberapa negara dalam beberapa tahun terakhir," katanya lagi.
Bahkan, sambungnya, kini terdapat gerakan anti pasar bebas mengemuka dan pendekatan proteksionisme yang semakin mendominasi. Hal ini, tentu kabar buruk bagi perekonomian dunia.
"Kolaborasi dan paradigma win-win yang selama beberapa dekade menjadi basis bagi kerja sama ekonomi dunia mulai tergerus dengan pendekatan transaksional dan zero-sum-game yang semakin marak," jelasnya.
Di mata Jokowi, kalau hal ini dibiarkan maka terjadinya resesi ekonomi dunia akibat disfungsi sistem ekonomi dan keuangan global serta ketidakpercayaan terhadap institusi ekonomi dunia tahun 1930-an dapat terulang.
"Ini yang harus kita hindari bersama. Kalau ini terjadi, semua akan rugi. Menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengatakan tidak bagi resesi ekonomi global," tutupnya.
(sef/sef) Next Article Angka yang Harus Dibayar Mahal Jika Lockdown, RI Bangkrut?
Pernyataan ini disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berbicara dalam forum ASEAN-Republic of Korea (RoK) CEO Summit. Pertemuan ini dihelat di Busan Exhibition and Convention Center (BEXCO).
Jokowi lantas memberikan contoh, misalnya dalam satu dekade sebelumnya armada taksi dimiliki oleh perusahaan besar. "Saat ini dengan teknologi, perusahaan besar digantikan oleh pemilik mobil perseorangan," kata Jokowi, dikutip melalui keterangan resmi, Senin (25/11/2019).
Bahkan Jokowi juga mengatakan, kini telah dimulai uji coba mobil tanpa pengemudi, sehingga dapat dibayangkan dalam satu dekade ke depan, transportasi hanya akan dikemudikan oleh teknologi tanpa perlu adanya sopir.
"Big data, artificial intelligence, teknologi 4.0 telah meruntuhkan semua definisi, ukuran bahkan teori yang selama ini menjadi rujukan," ujarnya.
Jokowi memandang, era ini memberikan peluang yang sangat besar bagi seluruh elemen masyarakat. Namun, juga memiliki tantangan serta permasalahan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
"Tantangan ini semakin besar, saat kita saksikan meningkatnya tendensi nasionalisme dan populisme ekonomi di beberapa negara dalam beberapa tahun terakhir," katanya lagi.
Bahkan, sambungnya, kini terdapat gerakan anti pasar bebas mengemuka dan pendekatan proteksionisme yang semakin mendominasi. Hal ini, tentu kabar buruk bagi perekonomian dunia.
"Kolaborasi dan paradigma win-win yang selama beberapa dekade menjadi basis bagi kerja sama ekonomi dunia mulai tergerus dengan pendekatan transaksional dan zero-sum-game yang semakin marak," jelasnya.
Di mata Jokowi, kalau hal ini dibiarkan maka terjadinya resesi ekonomi dunia akibat disfungsi sistem ekonomi dan keuangan global serta ketidakpercayaan terhadap institusi ekonomi dunia tahun 1930-an dapat terulang.
"Ini yang harus kita hindari bersama. Kalau ini terjadi, semua akan rugi. Menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengatakan tidak bagi resesi ekonomi global," tutupnya.
(sef/sef) Next Article Angka yang Harus Dibayar Mahal Jika Lockdown, RI Bangkrut?
Most Popular