
'Ini Langkah Radikal Erick Thohir Angkat Kembali Citra BUMN'
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
19 November 2019 13:02

Jakarta, CNBC Indonesia- Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu mengapresiasi langkah Erick Thohir yang menyapu bersih eselon I kementerian. Menurutnya, langkah tersebut sangat radikal namun dibutuhkan untuk selamatkan BUMN.
"Hanya langkah radikal dan cepat yang bisa selamatkan BUMN," ujar Said Didu ketika dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (19/11/2019).
Menurutnya, kondisi BUMN saat ini memang sangat darurat. Ia mencatat beberapa masalah, mulai dari utang yang menumpuk, aliran kas yang terganggu, sampai tren window dressing supaya kinerja tetap terlihat kinclong.
"Penyebabnya ini adalah penugasan yang tidak terkontrol kepada proyek-proyek yang tidak layak dijadikan BUMN sebagai pencitraan."
Kondisi ini, kata dia, perlu gebrakan dan perombakan. Tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, dan jika pejabatnya masih berkesinambungan artinya kebiasaan dan kebijakan yang dulu bakal lanjut.
"Kalau lanjut, kepercayaan pasar bisa menurun," lanjutnya.
Said Didu mengatakan kepercayaan publik dan pasar pada BUMN sempat menurun. Apalagi belakangan lebih tampak sebagai event organizer ketimbang kementerian. "Fungsinya jadi melenceng, malah jadi pintu banyaknya intervensi. Jadi EO acara CSR dan event di mana-mana, bukan pengelola."
Penggantian ini, bisa jadi momen untuk mengubah peran BUMN sebagai event organizer menjadi profesional.
Bobroknya BUMN periode lalu, lanjutnya, juga bisa dibuktikan dengan banyaknya Direktur Utama dan pejabat pelat merah yang terciduk kasus dugaan korupsi. "Kalau bisa direksi yang ada saat ini, buka suara saja soal apa yang terjadi BUMN, agar lebih baik ke depannya."
(gus/dru) Next Article Erick Thohir Bubarkan 3 BUMN
"Hanya langkah radikal dan cepat yang bisa selamatkan BUMN," ujar Said Didu ketika dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (19/11/2019).
Menurutnya, kondisi BUMN saat ini memang sangat darurat. Ia mencatat beberapa masalah, mulai dari utang yang menumpuk, aliran kas yang terganggu, sampai tren window dressing supaya kinerja tetap terlihat kinclong.
Kondisi ini, kata dia, perlu gebrakan dan perombakan. Tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, dan jika pejabatnya masih berkesinambungan artinya kebiasaan dan kebijakan yang dulu bakal lanjut.
"Kalau lanjut, kepercayaan pasar bisa menurun," lanjutnya.
Said Didu mengatakan kepercayaan publik dan pasar pada BUMN sempat menurun. Apalagi belakangan lebih tampak sebagai event organizer ketimbang kementerian. "Fungsinya jadi melenceng, malah jadi pintu banyaknya intervensi. Jadi EO acara CSR dan event di mana-mana, bukan pengelola."
Penggantian ini, bisa jadi momen untuk mengubah peran BUMN sebagai event organizer menjadi profesional.
Bobroknya BUMN periode lalu, lanjutnya, juga bisa dibuktikan dengan banyaknya Direktur Utama dan pejabat pelat merah yang terciduk kasus dugaan korupsi. "Kalau bisa direksi yang ada saat ini, buka suara saja soal apa yang terjadi BUMN, agar lebih baik ke depannya."
(gus/dru) Next Article Erick Thohir Bubarkan 3 BUMN
Most Popular