Berbagai universitas di Hong Kong telah menjadi medan tempur antara pengunjuk rasa dengan aparat. Pada Selasa (12/11/2019), ratusan demonstran berpakaian hitam, mayoritas mahasiswa, berusaha menghalangi polisi memasuki Universitas China Hong Kong (CUHK) di dekat Tai Po. (REUTERS/Tyrone Siu)
Sepanjang Rabu (13/11/2019), pengunjuk rasa terus membentengi kampus, membangun barikade besar dan menimbun senjata. Mereka bahkan membangun ketapel darurat untuk melontarkan batu bata dan bom ke polisi. (REUTERS/Thomas Peter)
Universitas tetap dibarikade oleh demonstran pada hari Kamis (14/11/2019). Para pengunjuk rasa juga menduduki sebuah jembatan yang mengarah ke kampus. (REUTERS/Tyrone Siu)
Pada konferensi pers Rabu (13/11/2019), polisi mengatakan mereka berusaha mengakses jembatan utama kampus pada Selasa untuk mencegah pengunjuk rasa melemparkan benda ke jalan raya di bawah. Hal itu bisa mengganggu lalu lintas. (REUTERS/Athit Perawongmetha)
Universitas adalah milik pribadi. Itu artinya polisi hanya dapat memasuki kampus dengan surat perintah, atau jika mereka mengejar tersangka. Banyak mahasiswa menganggap operasi polisi tersebut sebagai tindakan yang tidak beralasan dan ancaman terhadap kebebasan akademik. (REUTERS/Athit Perawongmetha)
Polisi juga telah menuduh Universitas China Hong Kong sebagai "basis pembuatan bom dan tempat perlindungan bagi para demonstran dan perusuh". REUTERS/Tyrone Siu
Beberapa universitas telah ditutup dan meniadakan kelas selama sisa semester. Berbagai pelajar asing telah dievakuasi dari Hong Kong. (REUTERS/Athit Perawongmetha)