Aksi kekerasan dalam protes anti-pemerintah di ibukota Irak, Baghdad, meningkat Rabu (30/10/2019). Di Kota Karbala, diberitakan sekitar 18 demonstran telah ditembak mati, namun pihak kepolisian Irak menolak klaim tersebut. (REUTERS/Wissm al-Okili)
Kejadian tersebut dikabarkan terjadi setelah kedatangan sebuah pasukan berseragam yang tidak diketahui apabila mereka tentara atau polisi. Kelompok bersenjata itu dikatakan menabrak demonstran dengan kendaraan mereka lalu mengejar pengunjuk rasa ke gang-gang. (REUTERS/Thaier Al-Sudani)
Aksi protes yang dilakukan oleh masyarakat Iraq ini mempermasalahkan korupsi, kurangnya lapangan kerja, serta layanan publik yang buruk. Penetapan jam malam telah diberlakukan di Baghdad, Irak untuk meredam aksi protes, namun ribuan demonstran telah menentang jam malam tersebut. (REUTERS/Wissm al-Okili)
Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi berada di bawah tekanan untuk mengundurkan diri. Perdana Menteri Abdul Mahdi telah berjanji untuk memperkenalkan reformasi pemerintahan, tetapi pengunjuk rasa tetap bertekad untuk mencoba menyapu bersih pemerintahannya. (REUTERS/Thaier Al-Sudani)
Setelah gelombang pertama protes awal bulan ini, pemerintah Irak berjanji untuk merombak kabinet dan memotong gaji para pejabat tinggi. Dia juga mengatakan akan mengalokasikan sekitar 51 juta USD untuk mendukung pengangguran, mengatur program pelatihan untuk kaum muda, dan membangun 100.000 rumah di daerah miskin. (REUTERS/Thaier Al-Sudani)
Bukan cuma di Baghdad, sebagian besar wilayah selatan yang didominasi Syiah juga mengalami unjuk rasa. (REUTERS/Khalid al-Mousily)