
Dahlan: Kecewawan & Kecewawati Wajar Warnai Kabinet Jokowi
Sandi Ferry, CNBC Indonesia
26 October 2019 18:06

JAKARTA, CNBC Indonesia - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan mengkritisi kabinet Indonesia Maju yang disusun Joko Widodo pada periode kedua rezim pemerintahannya. Dahlan menilai pilihan Presiden dalam penunjukkan pembantunya tidak mungkin memuaskan semua orang, terutama Partai.
Seperti diketahui, sebelum pengangkatan Wamen pada Jumat (25/10/2019), partai ada yang menyatakan ketidakpuasannya. Namun, hal tersebut wajar.
Jokowi harus mengutamakan kapasitas pembantunya, dibanding sekedar 'bagi-bagi kue'. "Tentu tidak memuaskan semua orang. Apalagi semua partai. Tapi terlihat Presiden Jokowi bisa keluar dari tekanan banyak pihak," tulis Dahlan Iskan seperti dikutip dari laman web pribadinya, Disway.id.
Sebagai mantan bos Media, Dahlan Iskan dikenal sebagai pribadi yang gemar menulis. Tidak jarang, tulisannya juga mengkritisi kebijakan yang berkembang saat ini.
Tidak ketinggalan, dia juga mengkritisi para Menteri yang dipilih. Mulai dari Luhut Panjaitan yang dinilai bisa menjadi benteng demi kepentingan presiden hingga Menteri termuda Nadiem Makarim. Ada juga pos Menteri ESDM yang dianggap tepat untuk diberikan kepada kalangan profesional.
"Tentu ESDM menjadi incaran banyak politisi. Tapi dipilihnya Arifin Tasrif sangat tepat. Hubungannya dengan Jepang sangat baik. Ia kini masih duta besar Indonesia di Jepang. Kemampuan manajerialnya luar biasa. Ia adalah Dirut Petrokimia Gresik yang kemudian menjadi Dirut Holding Pupuk Indonesia," sambung Dahlan.
Penunjukkan Mantan Kapolri Tito Karnavian sebagai Mendagri juga tidak luput dari perhatian. Dahlan menilai Tito bisa menjadi buldozer bagi Jokowi dan PDIP untuk Pemilu yang akan datang. "Jenderal Polisi Tito sudah membuktikan keloyalan politiknya. Terbukti saat Pemilu yang lalu," katanya lagi.
Kemudian, Dahlan juga tidak lupa mengingatkan Menteri BUMN Erick Tohir agar terlepas dari jerat birokrasi. Sebagai 'senior' yang pernah menjabat pos tersebut, Dahlan hafal betul jika tekanan di lingkaran Kementerian BUMN sangatlah besar. Apalagi, dia juga sempat merasakan terbelit dengan beberapa kasus yang dinilai oleh sebagian orang, merupakan jebakan padanya.
"Saya berdoa agar Erick selamat. Dari jerat birokrasi. Dan dari balas dendam siapa pun," katanya.
"Kalau sampai ia jadi korban birokrasi sungguh sayang: kita kehilangan pebisnis hebat. Yang niatnya mengabdi tapi terbalas tuba," lanjut mantan Dirut PLN tersebut.
Meski banyak diisi oleh profesional yang dinilai hebat, namun banyak juga jatah Menteri yang semula dipegang oleh profesional kemudian dioper ke partai. Misalnya Menkominfo Rudiantara yang harus rela digeser oleh politisi partai Nasdem Johnny G. Plate.
Namun, yang paling mengagetkan adalah hilangnya nama Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan yang digantikan posnya oleh Waketum Partai Gerindra Edhy Prabowo. "Tentu sudah banyak yang tahu: dia dianggap sulit diajak koordinasi oleh Menkonyi. Rumornya begitu seru: tidak mau diajak rapat. Bu Susi dikenal sangat berprinsip. Nasionalis. Juga sangat berprestasi," lanjut Dahlan.
Karenanya, kabinet ini dinilai hampir seimbang dari segi pembagian politisi dan profesional. "Dari segi kebersamaan, kabinet ini seperti hujan yang merata. Kekompakan kelihatan lebih utama," sebut Dahlan.
(sef/sef) Next Article Dahlan Iskan Sebut Luhut Bumper dan Benteng Jokowi
Seperti diketahui, sebelum pengangkatan Wamen pada Jumat (25/10/2019), partai ada yang menyatakan ketidakpuasannya. Namun, hal tersebut wajar.
Jokowi harus mengutamakan kapasitas pembantunya, dibanding sekedar 'bagi-bagi kue'. "Tentu tidak memuaskan semua orang. Apalagi semua partai. Tapi terlihat Presiden Jokowi bisa keluar dari tekanan banyak pihak," tulis Dahlan Iskan seperti dikutip dari laman web pribadinya, Disway.id.
Tidak ketinggalan, dia juga mengkritisi para Menteri yang dipilih. Mulai dari Luhut Panjaitan yang dinilai bisa menjadi benteng demi kepentingan presiden hingga Menteri termuda Nadiem Makarim. Ada juga pos Menteri ESDM yang dianggap tepat untuk diberikan kepada kalangan profesional.
"Tentu ESDM menjadi incaran banyak politisi. Tapi dipilihnya Arifin Tasrif sangat tepat. Hubungannya dengan Jepang sangat baik. Ia kini masih duta besar Indonesia di Jepang. Kemampuan manajerialnya luar biasa. Ia adalah Dirut Petrokimia Gresik yang kemudian menjadi Dirut Holding Pupuk Indonesia," sambung Dahlan.
Penunjukkan Mantan Kapolri Tito Karnavian sebagai Mendagri juga tidak luput dari perhatian. Dahlan menilai Tito bisa menjadi buldozer bagi Jokowi dan PDIP untuk Pemilu yang akan datang. "Jenderal Polisi Tito sudah membuktikan keloyalan politiknya. Terbukti saat Pemilu yang lalu," katanya lagi.
Kemudian, Dahlan juga tidak lupa mengingatkan Menteri BUMN Erick Tohir agar terlepas dari jerat birokrasi. Sebagai 'senior' yang pernah menjabat pos tersebut, Dahlan hafal betul jika tekanan di lingkaran Kementerian BUMN sangatlah besar. Apalagi, dia juga sempat merasakan terbelit dengan beberapa kasus yang dinilai oleh sebagian orang, merupakan jebakan padanya.
"Saya berdoa agar Erick selamat. Dari jerat birokrasi. Dan dari balas dendam siapa pun," katanya.
"Kalau sampai ia jadi korban birokrasi sungguh sayang: kita kehilangan pebisnis hebat. Yang niatnya mengabdi tapi terbalas tuba," lanjut mantan Dirut PLN tersebut.
Meski banyak diisi oleh profesional yang dinilai hebat, namun banyak juga jatah Menteri yang semula dipegang oleh profesional kemudian dioper ke partai. Misalnya Menkominfo Rudiantara yang harus rela digeser oleh politisi partai Nasdem Johnny G. Plate.
Namun, yang paling mengagetkan adalah hilangnya nama Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan yang digantikan posnya oleh Waketum Partai Gerindra Edhy Prabowo. "Tentu sudah banyak yang tahu: dia dianggap sulit diajak koordinasi oleh Menkonyi. Rumornya begitu seru: tidak mau diajak rapat. Bu Susi dikenal sangat berprinsip. Nasionalis. Juga sangat berprestasi," lanjut Dahlan.
Karenanya, kabinet ini dinilai hampir seimbang dari segi pembagian politisi dan profesional. "Dari segi kebersamaan, kabinet ini seperti hujan yang merata. Kekompakan kelihatan lebih utama," sebut Dahlan.
(sef/sef) Next Article Dahlan Iskan Sebut Luhut Bumper dan Benteng Jokowi
Most Popular