Dua Jalur Erick Thohir Hingga Mulus ke Kursi Menteri BUMN

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
25 October 2019 19:37
Erick Thohir punya jalannya sendiri hingga ke kursi menteri.
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Erick Thohir dilantik menjadi Menteri BUMN menggantikan pejabat sebelumnya yaitu Rini Soemarno pada 23 Oktober 2019. Pengusaha berbadan gempal tersebut bisa mencapai level tersebut karena ketekunannya di dua jalur hidup utama, yaitu jalur olahraga dan jalur media. Berikut ini ulasannya.


Jalur Olahraga

Bagi yang pernah main basket zaman SMA, kuliah, atau bahkan menjadikan olahraga itu sebagai profesi, nama Erick masih lebih populer di bidang yang dia gemari itu. Tidak tanggung-tanggung, kegilaannya pada bola basket membuatnya turut mendirikan klub liga Kobatama yaitu Satria Muda pada 1993, bersama Radityo Gambiro dan Muhammad Lutfi (mantan menteri perdagangan dan kepala BKPM).

Pada 2009, ketika pendiri Northstar Capital yakni Glenn Sugita masuk ke klub sepak bola kebanggaan publik Bandung yaitu Persib, Erick Thohir turut diboyong untuk menduduki kursi manajemen. Tidak hanya itu, Erick diduga turut membeli sebagian saham PT Persib Bandung Bermartabat, perusahaan yang menaungi Persib.

Beberapa situs juga menunjukkan Erick adalah salah satu pencetus klub bola basket Indonesia Warriors pada 2011, yang memakaikan seragam baru pada tim Satria Muda untuk berangkat tanding di tingkat ASEAN Basketball League (ABL). Pada 2015, Indonesia Warriors mundur dari ABL, kemudian nama tim itu digunakan sebagai nama tim nasional junior di tingkat internasional.

Erick juga tercatat pernah menjabat Ketua Umum Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PERBASI) periode 2006-2010 dan Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara (SEABA) periode 2006 - sekarang.

Langkah lain Erick yang menggemparkan dunia olahraga adalah ketika membeli klub basket NBA asal Amerika Serikat (AS) yakni Philadelphia 76ers dan klub sepak bola Major League Soccer yaitu D.C. United pada 2012.

Pada 2012, Erick juga dipercaya sebagai Komandan Kontingen Indonesia untuk Olimpiade di London. Tahun setelahnya, dia menggemparkan jagat sepakbola dengan membeli mayoritas saham tim legendaris Liga Serie A Italia yaitu F.C. Internazionale Milan.

Namun, titik tolak terbesar di dalam negeri hingga menjadi menteri bapak kelahiran 30 Mei 1970 tersebut adalah ketika namanya langsung 'tersohor berlipat-lipat' sebagai Ketua Indonesian Asian Games Organizing Committee (Inasgoc) yang sukses menggelar Asian Games 2018.

Tidak lama kemudian, dia dipilih sebagai ketua Tim Kampanye Nasional (TKM) Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada 7 September tahun lalu, menjelang pilpres 2019. Padahal, dia terkenal sangat dekat dengan calon wakil presiden di kubu seberang yaitu Sandiaga Solahuddin Uno.

Dengan kemenangan tim yang dia bela tersebut, bukan hal yang sulit bagi Erick untuk meyakinkan banyak pihak bahwa dirinya pantas menduduki posisi panas di bekas Gedung Garuda di Merdeka Selatan tersebut, yang sekarang lebih umum disebut 'Gedung Sarang Tawon'.

Gedung Kementerian BUMNFoto: Kementerian BUMN (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Gedung Kementerian BUMN


Meski dilahirkan dari keluarga yang cukup berada yaitu pengusaha Mohammad Teddy Thohir, pendiri PT Trinugraha Thohir (TNT), perjalanan Erick Thohir tidaklah mulus.

Saat ini, kesuksesan bisnis TNT bukanlah namanya sendiri dan justru terkenal melalui anak usahanya yaitu PT Adaro Enegry Tbk (ADRO), PT Surya Essa Perkasa Tbk (ESSA), Grup Wahana Artha yang memiliki PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF/WOM Finance), serta beberapa rumah makan. Beberapa di antaranya adalah Hanamasa, Pronto, dan Yakun Kaya Toast.

Di sektor properti, TNT sering diberitakan merupakan pemilik Taman Laguna, Cibubur Residence, Permata Kranggan, Taman Arcadia Mediterania, Permata Arcadia Cimanggis, dan Hotel Amaris Bogor.

Sebelum sukses dengan perusahaan keluarga tersebut, ayah Erick bekerja di Grup Astra karena ajakan Theodore Permadi Rachmat (TP Rachmat) berkat dikenalkan teman istrinya.

Teddy Thohir yang merantau dari Lampung itu berkarier dari mulai menjadi pegawai hingga menjadi anggota direksi dan pemegang saham sampai bersanding dengan William Soeryadjaya si pemilik.


Ditolak Ayah

Nah, saat itu, Erick yang baru lulus kuliah sempat ingin minta ayahnya agar dapat bekerja di Grup Astra, tetapi ditolak oleh ayahnya yang mendorong Erick menjadi seorang entrepreneur.

Setelah lulus dari SMA Negeri 3 Jakarta, Erick memang sempat mengantongi gelar sarjana (Bachelor of Arts) dari Glendale University di California, AS, dan Master of Business Administration (MBA) dari Universitas Nasional California, AS.

Dengan dukungan ayahnya, Erick pun mendirikan Grup Mahaka bersama dengan M. Lutfi, Wisnu Wardhana (penerus Grup Indika), dan Raden Harry Zulnardy (sealmamater Erick di Glendale, direktur PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk-PORT) dengan bisnis awal perdagangan dan iklan. Didukung jaringan Teddy Thohir, Erick berguru bisnis media ke pendiri Grup Gramedia-Kompas yakni Jakob Oetama serta pemilik Grup Jawa Pos yaitu Dahlan Iskan.

Kelompok usaha Erick dkk itu lalu mengakuisisi PT Abdi Bangsa pada akhir 2000 yang memiliki surat kabar dengan target pembaca utama muslim yaitu Republika. Pada 2002, Abdi Bangsa mencatatkan sahamnya di bursa dengan kode saham ABBA, dan Republika berada di bawahnya dengan nama PT Republika Media Mandiri.

Per Juni 2019, pemegang saham ABBA terdiri dari PT Beyond Media 57,81%, Peak Holdings Luxembourg SARL 10,27%, M. Lutfi 5,71%, dan publik 26,21%.

Di bawah Mahaka Media, Erick dkk memiliki Sin Chew-Harian Indonesia, JakTV, stasiun radio Prambors FM, FeMale Radio, GEN 103.1 FM Surabaya, HOT 93.2 FM, Most Radio 105.8 FM, KIS 95.1 FM, dan Mustang 88.0 FM. Lima nama terakhir tergabung di dalam PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) yang sahamnya juga tercatat di bursa sejak 2016.

Mahaka juga sudah mengembangkan segmen bisnis online untuk seluruh medianya, event organizer Alive! Indonesia, serta bisnis iklan seperti di pinggir jalan, jembatan penyeberangan, dan MRT.

Selain itu, Erick menjadi perwakilan dari Grup TNT yang memiliki 0,79% saham di di PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) dan sempat menjadi pimpinan di anak usaha VIVA yaitu PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) yang memiliki TV One dan ANTV.

Kedua jalur kesibukan, popularitas, dan sepak terjang profesional yang membawa nama Erick ke posisi sekarang ini tentu tidak lepas dari dukungan dari keluarga besarnya maupun keluarga intinya. Di dalam bisnis keluarganya, Erick yang terkadang dipanggil ET tersebut, turut membantu keluarganya di beberapa posisi meskipun sebagian besar masih ditangani oleh kakaknya yaitu Garibaldi 'Boy' Thohir yang memiliki latar belakang bankir investasi.

Di rumah, saat ini Erick memiliki Elizabeth Tjandra sebagai pendampingnya untuk kesibukan mengurus keluarga. Buah pernikahan Menteri Erick dengan Elizabeth adalah empat buah hati yang terdiri dari Mahatma Arfala Thohir, Mahendra Agakhan Thohir, Makayla Amadia Thohir, dan Magisha Afryea Thohir.

Sebelum pengumuman resmi dari istana, kasak-kusuk informasi tentang penunjukan Erick menjadi menteri sempat membuat saham ABBA sempat 'terbang' ke Rp 238/saham pada 21 Oktober, atau naik 80,3% dari Rp 132 pada 10 Oktober. Hari ini, saham emiten sudah turun lagi hingga Rp 153/saham dan membentuk kapitalisasi perusahaan yang mencerminkan nilai korporasi itu Rp 421,53 miliar.



TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article Buat Transformasi, Erick Thohir Ganti Logo Baru BUMN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular