Demo rusuh di Chili selama beberapa hari ini belakangan ini menyebabkan 18 orang tewas. Demonstrasi terjadi akibat reformasi kebijakan ekonomi yang tengah dilakukan di negara Amerika latin itu. (REUTERS/Juan Gonzalez)
Ribuan warga Chili membanjiri jalanan ibu kota Santiago dan beberapa kota lainnya dalam aksi mogok massal, Jumat (25/10/2019). Demo sudah terjadi sejak satu pekan terakhir. (REUTERS/Juan Gonzalez)
Bukan cuma demo, kerusuhan, penjarahan hingga pembakaran juga terjadi di negara yang kembali demokratis setelah kediktatoran sayap kanan mengakhiri kekuasaannya tahun 1990. Chili termasuk negara kaya di Amerika Latin. Namun sayang, ketimpangan si kaya dan si miskin di negara ini sangat besar. (REUTERS/Henry Romero)
Demonstrasi awalnya terjadi setelah Presiden Chili Sebastian Pinera mengumumkan paket langkah-langkah sosial guna membenahi ekonomi negara tersebut. Kebijakan itu salah satunya terkait tarif transportasi. Ini menyebabkan warga miskin kota marah dan berdemonstrasi. (REUTERS/Ivan Alvarado)
Protes yang berujung aksi kekerasan menyebabkan rusaknya sejumlah fasilitas umum, mulai dari bus yang terbakar dan halte kereta bawah tanah yang dirusak. Kerusakan juga terlihat di berbagai gedung perkantoran dan toko-toko di pusat kota. (REUTERS/Juan Gonzalez)
Keadaan darurat nasional telah dideklarasikan oleh Presiden Sebastian Pinera. Sebanyak 10.500 tentara dan petugas polisi dikerahkan untuk mengkondisikan Santiago, ibu kota dari Chili. (REUTERS/Ivan Alvarado)
Jam malam akhirnya diterapkan militer di Chili karena meningkatnya kekerasan yang terjadi di negara itu dan sejumlah kota. (REUTERS/Ivan Alvarado)