Butuh 1000 SPBU, Indonesia Dilirik Industri Migas Asing

Anissatul Umah, CNBC Indonesia
21 October 2019 10:14
Kondisi objektif Indonesia menarik bagi perusahaan Migas asing untuk membuka Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Foto: SPBU BP (ist)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi objektif Indonesia menarik bagi perusahaan Migas asing untuk membuka Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Ambillah contoh BP dan PT Aneka Kimia Raya Corporindo Tbk (AKRA) yang menargetkan pembangunan 350 SPBU dalam kurun 10 tahun ke depan.

Menanggapi hal ini Executive Director Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menngatakan potensi pertumbuhan roda 2 dan 4 berbasis mesin bakar masih cukup tinggi dalam 10 tahun ke depan.

Khususnya pertumbuhan kendaraan roda 2, yang masih tinggi di luar Jawa. Selaras dengan kondisi ini kebutuhan akan SPBU untuk penyaluran BBM juga akan meningkat. Menurutnya masih ada sekitar 1000 kecamatan di Indonesia yang belum memiliki SPBU resmi.



"Artinya kalau ingin dibangun 1 SBPU di setiap kecamatan, maka diperlukan minimal 1000 SPBU dalam beberapa tahun ke depan seiring dengan membaiknya interkonektivitas antar daerah," ungkapnya pada CNBC Indonesia Jumat, (18/10/2019).

Hal senada disampaikan Anggota Tim Reformasi dan Tata Kelola Migas Fahmy Radhi. Menurutnya untuk BBM non-subsidi masih sangat menarik bagi investor asing untuk bangun industri. Pasalnya, harga ditetapkan berdasarkan mekanisme pasar dan size pasar di Indonesia, khususnya kota-kota besar masih sangat besar. "Meski kuota impor dibatasi, tetapi masih memadai bagi SPBU Asing," terangnya pada CNBC Indonesia.

Meski potensial, sektor Migas masih menyisakan pekerjaan rumah. Pada bulan September 2019, neraca perdagangan migas defisit US$ 761,8 juta, dimana ekspor migas mencapai US$ 830,1 juta dan impor migas $ 1,59 miliar. "Kontribusi defisit neraca migas terhadap defisit neraca perdagangan cukup signifikan," ungkapnya.

Menanggapi peluang ini meski tidak menyampaikan secara spesifik, Vice President Public and Government Affairs, ExxonMobil Indonesia Azi Alam menanggapi dengan mengatakan PT ExxonMobil Lubricants Indonesia telah hadir di pasar industri dan komersil di Indonesia sejak 2016. "Pada 2017, PT ExxonMobil Lubricants Indonesia dan PT Indomobil Prima Energi menyepakati perjanjian guna memasok BBM bagi para konsumen transport komersil di Jawa," terangnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan sebagai bagian pemasaran BBM untuk pangsa pasar kendaraan, PT ExxonMobil Lubricants Indonesia bersama PT Indomobil Prima Energi, menguji-cobakan peluncuran mikrosite. "Yang melayani pelanggan yang aksesnya terbatas dengan BBM RON 92 dan pelumas berkualitas tinggi bermerek Mobil," imbuhnya.




(dob/dob) Next Article Exxon, Shell Cs Harus Bangun SPBU di Daerah 'Kurus'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular