
Di Depan PM Belanda, Jokowi Singgung Perdagangan Fair Sawit
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
07 October 2019 13:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan resmi Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (7/10/2019).
Kedua kepala pemerintahan menggelar pertemuan bilateral dengan jajaran menteri dan perwakilan pengusaha Indonesia seperti Pengurusa Kadin Indonesia Carmelita Hartoto dan Presdir PT Freeport Indonesia Tony Wenas.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi kembali mempertegas komitmen Indonesia dalam melawan diskriminasi kelapa sawit yang dilakukan Uni Eropa kepada pemerintah Belanda.
"Di bidang perdagangan kita sepakat untuk terus meningkatkan perdagangan yang terbuka dan fair," kata Jokowi dalam joint statement di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
"Dalam konteks ini saya sampaikan kembali konsen Indonesia untuk kebijakan Uni Eropa terhadap kelapa sawit," tegasnya.
Jokowi mengemukakan negeri Kincir Angin itu merupakan mitra penting Indonesia di kawasan Eropa dalam bidang perdagangan, investasi, maupun pariwisata.
"Dan di antara negara negara Eropa, Belanda merupakan mitra perdagangan nomor dua terbesar, dan mitra investasi nomor satu, dan mendatangkan wisatawan nomor empat terbesar,"
"Kerja sama ini akan terus kita perkuat dengan menggunakan kerangka kemitraan komprehensif yang sudah dimiliki oleh kedua negara Indonesia dan Belanda," tegas Jokowi
Jokowi pun mengajak Belanda untuk meningkatkan arus investasi melalui kemitraan di bidang infrastruktur kemaritiman dan pengelolaan air di tengah situasi dunia yang tidak menentu.
"Saya juga menghargai kerja sama yang baru saja ditandatangani oleh Indonesia dan Belanda di New York yang lalu, mengenai pengembangan kapasitas petani kecil sawit untuk menghasilkan kepala sawit yang lestari," katanya.
Jokowi mengaku juga telah mempertegas komitmennya kepada pemerintah Belanda dalam memberikan prioritas pada pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi.
"Dan dalam pertemuan kita juga membahas upaya dengan meningkatkan kerja sama di bidang vokasi termasuk di bidang kemaritiman dan keperawatan," katanya.
Selama beberapa tahun terakhir, Uni Eropa cukup gencar mengkampanyekan sisi negatif sawit, termasuk Indonesia. Bahkan produk sawit khususnya biodiesel Indonesia kena tarif tambahan subsidi oleh Uni Eropa.
(hoi/hoi) Next Article Larangan Ekspor Dicabut, Petani Sawit: Terima Kasih Jokowi!
Kedua kepala pemerintahan menggelar pertemuan bilateral dengan jajaran menteri dan perwakilan pengusaha Indonesia seperti Pengurusa Kadin Indonesia Carmelita Hartoto dan Presdir PT Freeport Indonesia Tony Wenas.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi kembali mempertegas komitmen Indonesia dalam melawan diskriminasi kelapa sawit yang dilakukan Uni Eropa kepada pemerintah Belanda.
![]() |
"Di bidang perdagangan kita sepakat untuk terus meningkatkan perdagangan yang terbuka dan fair," kata Jokowi dalam joint statement di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
"Dalam konteks ini saya sampaikan kembali konsen Indonesia untuk kebijakan Uni Eropa terhadap kelapa sawit," tegasnya.
Jokowi mengemukakan negeri Kincir Angin itu merupakan mitra penting Indonesia di kawasan Eropa dalam bidang perdagangan, investasi, maupun pariwisata.
"Dan di antara negara negara Eropa, Belanda merupakan mitra perdagangan nomor dua terbesar, dan mitra investasi nomor satu, dan mendatangkan wisatawan nomor empat terbesar,"
"Kerja sama ini akan terus kita perkuat dengan menggunakan kerangka kemitraan komprehensif yang sudah dimiliki oleh kedua negara Indonesia dan Belanda," tegas Jokowi
Jokowi pun mengajak Belanda untuk meningkatkan arus investasi melalui kemitraan di bidang infrastruktur kemaritiman dan pengelolaan air di tengah situasi dunia yang tidak menentu.
"Saya juga menghargai kerja sama yang baru saja ditandatangani oleh Indonesia dan Belanda di New York yang lalu, mengenai pengembangan kapasitas petani kecil sawit untuk menghasilkan kepala sawit yang lestari," katanya.
Jokowi mengaku juga telah mempertegas komitmennya kepada pemerintah Belanda dalam memberikan prioritas pada pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi.
"Dan dalam pertemuan kita juga membahas upaya dengan meningkatkan kerja sama di bidang vokasi termasuk di bidang kemaritiman dan keperawatan," katanya.
Selama beberapa tahun terakhir, Uni Eropa cukup gencar mengkampanyekan sisi negatif sawit, termasuk Indonesia. Bahkan produk sawit khususnya biodiesel Indonesia kena tarif tambahan subsidi oleh Uni Eropa.
(hoi/hoi) Next Article Larangan Ekspor Dicabut, Petani Sawit: Terima Kasih Jokowi!
Most Popular