
Pepsi Pamit, PTPP dan KRAS Rebutan KTI
Monica Wareza, CNBC Indonesia
04 October 2019 07:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan Kamis (3/10/2019), dengan koreksi sebesar 0,37% ke level 6.033,03, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak sekalipun merasakan manisnya zona hijau.
Per akhir sesi satu, IHSG terkoreksi 0,7% ke level 6.012,995. Per akhir sesi dua, koreksi IHSG menipis menjadi 0,28% ke level 6.038,53, menandai pelemahan selama lima hari beruntun. IHSG bahkan sempat meninggalkan level psikologis 6.000. Titik terendah IHSG pada hari ini berada di level 5.997,69.
Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 2,01%, indeks Straits Times melemah 0,56%, sementara indeks Hang Seng menguat 0,26%.
Terdapat sejumlah aksi yang dilakukan emiten pada perdagangan kemarin yang layak disimak sebelum pembukaan perdagangan pagi ini.
1. PTPP dan Krakatau Steel Masih Rebutan KTI, Apa Masalahnya?
Emiten BUMN PT PP Tbk. (PTPP) menyebutkan rencana perusahaan untuk mengakuisisi PT Krakatau Tirta Industri (KTI), anak usaha PT Krakatau Steel Tbk. (KRAS), hingga saat ini belum ada perkembangan.
Padahal PTPP sudah menyiapkan dana segar untuk mengambilalih perusahaan yang diperkirakan valuasi seluruhnya mencapai Rp 800 miliar ini.
2. Utang Segunung, Sriwijaya Baru Nyicil Rp 436 M ke BUMN
Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) menyebutkan Sriwijaya Air Group baru mencicil utang sebesar Rp 436 miliar kepada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diutanginya.
Pembayaran terakhir kali dilakukan pada September lalu sebelum masalah mencuat antara Sriwijaya dengan Garuda Indonesia.
BERLANJUT KE HAL 2 >>>>
3. Pepsi Pamit dari RI, Begini Penjelasan Emiten Grup Salim
Emiten Grup Salim, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pemilik lisensi restoran waralaba KFC, buka suara atas hengkangnya Pepsi dari Indonesia dan berimbas pada distribusi minuman karbonasi itu.
Dengan berakhirnya kontrak, maka penikmat ayam KFC di Indonesia mulai Oktober ini tak akan lagi bisa menikmati ayam ditemani dengan minuman Pepsi. Sebab secara bertahap Fast Food bakal mengganti minumannya dengan Coke alias Coca Cola dan produk turunannya.
4. Belum Kelar Telkom Akuisisi Bhinneka, Ini Updatenya
Langkah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang berniat mengakuisisi perusahaan e-commerece, bhinneka.com, masih terus bergulir. Meski belum tercapainya kesepakatan antara kedua belah pihak, namun Telkom saat ini masih melakukan pengkajian terkait rencana mencaplok mayoritas saham di perusahaan e-commerce tersebut.
Direktur Keuangan Telkom Indonesia Harry Mozarta Zen mengatakan masih menunggu hasil kajian rencana akuisisi tersebut. Namun tak menyebutkan kapan target akuisisi tersebut akan dirampungkan.
5. Garuda-Sriwijaya Rujuk, Gugatan Pengadilan Dicabut
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencabut gugatan yang telah dilayangkan kepada Sriwijaya Air Group terkait dugaan wanprestasi dalam perjanjian bisnis antara kedua grup maskapai penerbangan ini.
Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askara mengatakan pihaknya telah meminta anak usahanya PT Citilink Indonesia sebagai pihak yang melakukan kerja sama dengan Sriwijaya Air Group untuk mencabut tuntutan tersebut. Operasional Sriwijaya sudah berjalan selayaknya ketika kerja sama masih berlangsung.
BERLANJUT KE HAL 3 >>>>
6. Saham Bank Artos Meroket 1.047% & Auto Reject, BEI ke Mana?
Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah memberikan peringatan dini soal saham PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) sejak 15 Agustus 2019 setelah sahamnya melesat di luar kebiasaan alias unusual market activity (UMA). Hingga awal Oktober ini saham Bank Artos terus melaju.
Data perdagangan BEI mencatat, Kamis ini (3/10/2019) saham Bank Artos pada pukul 11.29 WIB melesat 24,85% di level 2.110/saham. Rabu kemarin saham Bank Artos juga melesat 24,72% di level Rp 1.690/saham.
7. Goodbye Pepsi, Ada Apa dengan Indofood?
Pepsi dikabarkan hengkang dari Indonesia. Berdasarkan pernyataan Juru Bicara PepsiCO yang beredar di awak media, PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (AIBM) dan PepsiCo.Inc (PepsiCo) sepakat untuk mengakhiri kontrak.
Menanggapi pernyataan tersebut, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Abdul Rochim mengatakan belum menerima laporan baik dari PepsiCo maupun AIBM. Namun, menurutnya keputusan tersebut merupakan hak pelaku bisnis.
(sef/sef) Next Article Baru IPO Juli 2019, BLUE Sudah Berencana Bagi Dividen
Per akhir sesi satu, IHSG terkoreksi 0,7% ke level 6.012,995. Per akhir sesi dua, koreksi IHSG menipis menjadi 0,28% ke level 6.038,53, menandai pelemahan selama lima hari beruntun. IHSG bahkan sempat meninggalkan level psikologis 6.000. Titik terendah IHSG pada hari ini berada di level 5.997,69.
Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 2,01%, indeks Straits Times melemah 0,56%, sementara indeks Hang Seng menguat 0,26%.
Terdapat sejumlah aksi yang dilakukan emiten pada perdagangan kemarin yang layak disimak sebelum pembukaan perdagangan pagi ini.
1. PTPP dan Krakatau Steel Masih Rebutan KTI, Apa Masalahnya?
Emiten BUMN PT PP Tbk. (PTPP) menyebutkan rencana perusahaan untuk mengakuisisi PT Krakatau Tirta Industri (KTI), anak usaha PT Krakatau Steel Tbk. (KRAS), hingga saat ini belum ada perkembangan.
Padahal PTPP sudah menyiapkan dana segar untuk mengambilalih perusahaan yang diperkirakan valuasi seluruhnya mencapai Rp 800 miliar ini.
2. Utang Segunung, Sriwijaya Baru Nyicil Rp 436 M ke BUMN
Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) menyebutkan Sriwijaya Air Group baru mencicil utang sebesar Rp 436 miliar kepada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diutanginya.
Pembayaran terakhir kali dilakukan pada September lalu sebelum masalah mencuat antara Sriwijaya dengan Garuda Indonesia.
BERLANJUT KE HAL 2 >>>>
Emiten Grup Salim, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pemilik lisensi restoran waralaba KFC, buka suara atas hengkangnya Pepsi dari Indonesia dan berimbas pada distribusi minuman karbonasi itu.
Dengan berakhirnya kontrak, maka penikmat ayam KFC di Indonesia mulai Oktober ini tak akan lagi bisa menikmati ayam ditemani dengan minuman Pepsi. Sebab secara bertahap Fast Food bakal mengganti minumannya dengan Coke alias Coca Cola dan produk turunannya.
4. Belum Kelar Telkom Akuisisi Bhinneka, Ini Updatenya
Langkah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang berniat mengakuisisi perusahaan e-commerece, bhinneka.com, masih terus bergulir. Meski belum tercapainya kesepakatan antara kedua belah pihak, namun Telkom saat ini masih melakukan pengkajian terkait rencana mencaplok mayoritas saham di perusahaan e-commerce tersebut.
Direktur Keuangan Telkom Indonesia Harry Mozarta Zen mengatakan masih menunggu hasil kajian rencana akuisisi tersebut. Namun tak menyebutkan kapan target akuisisi tersebut akan dirampungkan.
5. Garuda-Sriwijaya Rujuk, Gugatan Pengadilan Dicabut
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencabut gugatan yang telah dilayangkan kepada Sriwijaya Air Group terkait dugaan wanprestasi dalam perjanjian bisnis antara kedua grup maskapai penerbangan ini.
Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askara mengatakan pihaknya telah meminta anak usahanya PT Citilink Indonesia sebagai pihak yang melakukan kerja sama dengan Sriwijaya Air Group untuk mencabut tuntutan tersebut. Operasional Sriwijaya sudah berjalan selayaknya ketika kerja sama masih berlangsung.
BERLANJUT KE HAL 3 >>>>
6. Saham Bank Artos Meroket 1.047% & Auto Reject, BEI ke Mana?
Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah memberikan peringatan dini soal saham PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) sejak 15 Agustus 2019 setelah sahamnya melesat di luar kebiasaan alias unusual market activity (UMA). Hingga awal Oktober ini saham Bank Artos terus melaju.
Data perdagangan BEI mencatat, Kamis ini (3/10/2019) saham Bank Artos pada pukul 11.29 WIB melesat 24,85% di level 2.110/saham. Rabu kemarin saham Bank Artos juga melesat 24,72% di level Rp 1.690/saham.
7. Goodbye Pepsi, Ada Apa dengan Indofood?
Pepsi dikabarkan hengkang dari Indonesia. Berdasarkan pernyataan Juru Bicara PepsiCO yang beredar di awak media, PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (AIBM) dan PepsiCo.Inc (PepsiCo) sepakat untuk mengakhiri kontrak.
Menanggapi pernyataan tersebut, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Abdul Rochim mengatakan belum menerima laporan baik dari PepsiCo maupun AIBM. Namun, menurutnya keputusan tersebut merupakan hak pelaku bisnis.
(sef/sef) Next Article Baru IPO Juli 2019, BLUE Sudah Berencana Bagi Dividen
Most Popular