Menteri Nasir Kecewa Mahasiswa Ogah Temui Jokowi di Istana

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
03 October 2019 13:15
Menristekdikti menjelaskan, para rektor, dalam hal ini Ketua FRI dan Ketua MRPTNI menyampaikan sejumlah aspirasi kepada Jokowi.
Foto: Menristekdikti Mohamad Nasir (Dok Kemenristekdikti)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar pertemuan dengan para rektor yang tergabung dalam Forum Rektor Indonesia (FRI) dan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (3/10/2019). 



Berbicara kepada wartawan selepas pertemuan, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menjelaskan, para rektor, dalam hal ini Ketua FRI dan Ketua MRPTNI menyampaikan sejumlah aspirasi kepada Jokowi.

"Bagaimana Indonesia ke depan, pengembangan SDM (sumber daya manusia) dan bagaimana kita jaga kondusivitas suatu negara. Bagaimana negara menjadi teduh, damai, dan semua membangun SDM yang berkualitas," kata Nasir.

Ketua FRI Yos Johan Utama menambahkan para rektor menyampaikan beberapa hal menyikapi kondisi saat ini. Salah satunya adalah seruan agar semua pihak dapat saling menahan diri demi mewujudkan suasana yang kondusif bagi bangsa. Hal itu perlu diikuti dengan membuka ruang dialog kepada pihak-pihak yang berbeda pendapat.

"Kemudian berkaitan dengan itu, perlunya masalah RUU yang menjadi polemik, perlu adanya sosialisasi yang ditingkatkan. Saya yakin saat ini sudah ada sosialisasi, namun kemudian ditingkatkan lagi lebih masif dan terstruktur. Karena banyak kejadian, ada kekurang pahaman atau informasi yang minim," ujar Yos Johan yang merupakan Rektor Universitas Diponegoro tersebut.



Dalam kesempatan yang sama, Nasir sempat ditanya perihal keinginan Presiden mengundang Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai universitas untuk berdialog di Istana Kepresidenan Jakarta. Namun, keinginan itu ditolak lantaran BEM menginginkan dialog terbuka. Mungkinkah?

"Mohon maaf. Sekarang tidak ada sesuatu yang disembunyikan. Dalam ruangan tertutup itu terbuka juga. Di era teknologi informasi sekarang yang sangat terbuka, tidak berarti harus di tempat terbuka. Dalam ruangan pun kami sangat terbuka juga," kata Nasir.
"Iya, bagaimana cara mengontrol hal ini (permintaan BEM), ini yang penting. Supaya nanti komunikasinya menjadi baik. Gitu saja. Saya menyayangkan jika kemarin tidak mau. Sebenarnya kalau itu bisa dilakukan akan jauh lebih baik," lanjutnya.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/dob) Next Article Prabowo: Ada yang Mau Pisahkan Saya dan Jokowi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular