Berbagai masyarakat, terutama pelajar di seluruh dunia berpartisipasi dan turun ke jalanan pada aksi "Climate Strike" atau mogok untuk iklim pada Hari Jumat, 20 September 2019. Aksi ini merupakan sebuah gerakan internasional yang direncanakan berlangsung pada 20 September dan 27 September mendatang. (REUTERS/Soe Zeya Tun)
Aksi ini mendorong generasi muda untuk memprotes kurangnya tindakan terhadap krisis iklim dan menuntut para pemerintah untuk membuat perubahan yang dapat memberi "keadilan iklim" bagi semua. Berbagai pelajar ikut berpartisipasi karena mereka merasa masa depan mereka tidak akan ada apabila krisis iklim tidak ditindaklanjuti. (REUTERS/Cordelia Hsu)
Pelajar di berbagai daerah di Australia meramaikan aksi internasional tersebut. Aksi protes di Australia ini diperkirakan dihadiri oleh lebih dari 300.000 partisipan dan dicap sebagai aksi dengan kehadiran terbanyak secara nasional setelah aksi demo Iraq mereka pada 2003. (AAP Image/Darren England/via REUTERS)
Para aktivis di Berlin, Jerman meramaikan aksi "Climate for Change" dengan beramai-ramai mengendarai sepeda. Mereka juga memblokir jalan menggunakan pita merah putih untuk menutup jalan-jalan dan jembatan di atas Sungai Weser di Bremen. (REUTERS/Fabrizio Bensch)
Orang-orang di Hong Kong juga ikut memegang plakat dan meneriakkan slogan-slogan selama demonstrasi pemogokan iklim di distrik pusat Hong Kong. (REUTERS/Tyrone Siu)
Para pelajar di Pulau Marovo, Kepulauan Solomon merupakan daerah pertama yang memulai aksi "Climate Strike" ini. Mereka memprotes aksi lebih untuk mengurangi dampak pemanasan global dengan bukti hilangnya garis pantai dari kepulauan tersebut karena kenaikan permukaan laut. (350 PACIFIC/via REUTERS)
Aksi di Bangkok, Thailand ditargetkan kepada Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Thailand. Peserta aksi tidak hanya menyuarakan protes, namun mereka juga berpura-pura mati di depan kantor kementrian tersebut. (REUTERS/Soe Zeya Tun)
Indonesia tidak tertinggal dari aksi internasional ini. Banyak orang ikut berpartisipasi dalam "Climate Strike" di Palangkaraya, Kalimantan Tengah untuk mengungkapkan protes mereka, bahkan disaat mereka masih harus melawan asap hasil karhutla. (REUTERS/Willy Kurniawan)