
Lantik Pejabat ESDM & SKK Migas, Jonan Tekankan Kedisiplinan
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
19 September 2019 17:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan melantik tiga orang pejabat struktural di lingkungan Kementerian ESDM dan SKK Migas, Kamis (19/9/2019).
Yang dilantik adalah Julius Wiratno yang mengisi jabatan sebagai Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Taufiq Martakusuma yang kini menjabat sebagai Kepala Bidang Penatausahaan Barang Milik Negara, dan Roy Rassy Fay M Bait sebagai mengisi jabatan sebagai Kepala Bagian Umum dan Hukum, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral.
Saat menyampaikan arahan pelantikan tersebut, Jonan mengatakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral perlu juga ada program pengenalan kedisiplinan.
"PSDM ESDM bangun lima kampus mulai tahun depan, [baru sekarang] karena kita sudah lama tidak berusah kembangkan SDM dipertambangan. Saya kira juga harus ada program pengenalan kedisplinan," katanya.
Sementara itu, Roy mengatakan sebelum dilantik, dia sudah menghadap Menteri ESDM untuk diberikan poin penugasan.
"Saya dimohon membantu kedisiplinan di lembaga pendidikan, karena ada pembangunan di lima (kampus) itu yang tertib dan berkualitas," ujarnya.
Di samping itu, kepada Julius, Jonan menitipkan dua hal. Pertama untuk mengejar produksi migas sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Kedua mencapai lifting atau produksi siap jual migas sesuai yang diputuskan dalam UU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Penting sekali Deputi Operasi saya minta cuma dua hal, memenuhi target produksi migas dan penuhi lifting sesuai UU APBN. Gampang kok itu," kata Jonan.
Jonan menegaskan dirinya tidak mau mendengar alasan unplanned shutdown atau penghentian operasi atau produksi tidak terencana. Dia meyakini segala sesuatu jika sudah dikomitmenkan maka harus dijalankan termasuk target produksi dan lifting.
Ia juga tidak mau mendengar alasan kegagalan mencapai target yang disebabkan oleh kondisi alam yang tidak bisa diprediksi.
"Ini harus dijalankan. Kalau yang seperti ini dijadikan alasan mending berhenti saja mengundurkan diri dari jabatan," pungkas Jonan.
Menanggapi pernyataan Jonan tersebut, Julius mengatakan, secara operasional pihaknya akan melaksanakan program kerja yang telah dicanangkan untuk mencapai target produksi. Dia membenarkan target yang telah dicanangkan harus dikejar.
"Laksanakan program kerja yang sudah disetujui, lalu masih lihat lagi peluang apa yang memang belum direncanakan bisa diusulkan dan bisa naikan produksi akan kita setujui dan kita laksanakan," kata Julius.
"Kalau lifting mau tinggi kita masih punya stok-stok tahun lalu belum terkuras. Itu diusahakan gimana caranya untuk dimaksimalkan," tutupnya.
(gus/gus) Next Article Jonan ke Jepang Temui Bos Inpex, Bahas Blok Masela
Yang dilantik adalah Julius Wiratno yang mengisi jabatan sebagai Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Taufiq Martakusuma yang kini menjabat sebagai Kepala Bidang Penatausahaan Barang Milik Negara, dan Roy Rassy Fay M Bait sebagai mengisi jabatan sebagai Kepala Bagian Umum dan Hukum, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral.
Saat menyampaikan arahan pelantikan tersebut, Jonan mengatakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral perlu juga ada program pengenalan kedisiplinan.
Sementara itu, Roy mengatakan sebelum dilantik, dia sudah menghadap Menteri ESDM untuk diberikan poin penugasan.
"Saya dimohon membantu kedisiplinan di lembaga pendidikan, karena ada pembangunan di lima (kampus) itu yang tertib dan berkualitas," ujarnya.
Di samping itu, kepada Julius, Jonan menitipkan dua hal. Pertama untuk mengejar produksi migas sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Kedua mencapai lifting atau produksi siap jual migas sesuai yang diputuskan dalam UU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Penting sekali Deputi Operasi saya minta cuma dua hal, memenuhi target produksi migas dan penuhi lifting sesuai UU APBN. Gampang kok itu," kata Jonan.
Jonan menegaskan dirinya tidak mau mendengar alasan unplanned shutdown atau penghentian operasi atau produksi tidak terencana. Dia meyakini segala sesuatu jika sudah dikomitmenkan maka harus dijalankan termasuk target produksi dan lifting.
Ia juga tidak mau mendengar alasan kegagalan mencapai target yang disebabkan oleh kondisi alam yang tidak bisa diprediksi.
"Ini harus dijalankan. Kalau yang seperti ini dijadikan alasan mending berhenti saja mengundurkan diri dari jabatan," pungkas Jonan.
Menanggapi pernyataan Jonan tersebut, Julius mengatakan, secara operasional pihaknya akan melaksanakan program kerja yang telah dicanangkan untuk mencapai target produksi. Dia membenarkan target yang telah dicanangkan harus dikejar.
"Laksanakan program kerja yang sudah disetujui, lalu masih lihat lagi peluang apa yang memang belum direncanakan bisa diusulkan dan bisa naikan produksi akan kita setujui dan kita laksanakan," kata Julius.
"Kalau lifting mau tinggi kita masih punya stok-stok tahun lalu belum terkuras. Itu diusahakan gimana caranya untuk dimaksimalkan," tutupnya.
(gus/gus) Next Article Jonan ke Jepang Temui Bos Inpex, Bahas Blok Masela
Most Popular