
Pak Jokowi, Pasar Menuggu Susunan Kabinet Terbaru Nih
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
10 September 2019 10:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi ekonomi Indonesia masih cukup tahan menghadapi tekanan global. Investor masih menempatkan uangnya di instrumen pasar dalam negeri sampai detik ini.
Namun, ada beberapa poin yang masih mengganjal bagi para investor. Salah satunya adalah susunan kabinet terbaru Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Kalau untuk ekonomi kami masih yakin tumbuh 5-5,4%. di batas tengah bawah. Kemudian inflasi terjaga," kata Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti kepada CNBC Indonesia seperti dikutip Selasa (10/9/2019).
Dengan melihat kondisi ekonomi yang lebih baik, diyakini investasi masih akan mengalir deras. Kembali lagi, menurut Destry, pasar masih menanti struktur kabinet.
"Yang masih ditunggu, di Oktober itu bagaimana dengan Presiden Jokowi di periode kedua, struktur kabinet. Itu mau nggak mau cukup mempengaruhi mereka, dalam posisi menunggu sampai ada kepastian," kata Destry.
Selain kabinet, Destry mengatakan arah kebijakan ekonomi di 2020 juga pasti berdampak terhadap rencana investasi ke Indonesia.
"Di 2020 kami masih cukup optimistis ekonomi akan jauh lebih baik dari 2019," kata Destry.
(dru/dru) Next Article Sri Mulyani: Kenaikan Bunga Acuan BI Sempat Tekan Investasi
Namun, ada beberapa poin yang masih mengganjal bagi para investor. Salah satunya adalah susunan kabinet terbaru Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Kalau untuk ekonomi kami masih yakin tumbuh 5-5,4%. di batas tengah bawah. Kemudian inflasi terjaga," kata Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti kepada CNBC Indonesia seperti dikutip Selasa (10/9/2019).
"Yang masih ditunggu, di Oktober itu bagaimana dengan Presiden Jokowi di periode kedua, struktur kabinet. Itu mau nggak mau cukup mempengaruhi mereka, dalam posisi menunggu sampai ada kepastian," kata Destry.
![]() |
Selain kabinet, Destry mengatakan arah kebijakan ekonomi di 2020 juga pasti berdampak terhadap rencana investasi ke Indonesia.
"Di 2020 kami masih cukup optimistis ekonomi akan jauh lebih baik dari 2019," kata Destry.
(dru/dru) Next Article Sri Mulyani: Kenaikan Bunga Acuan BI Sempat Tekan Investasi
Most Popular