Lagi dan Lagi, Kenapa Jokowi Kesal ke Menterinya?

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
05 September 2019 06:02
Presiden Joko Widodo (Jokowi) lagi-lagi mengutarakan kekecewaannya
Foto: Arie Pratama
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) lagi-lagi mengutarakan kekecewaannya. Kali Jokowi kurang puas karena Indonesia kalah bersaing dengan negara-negara tetangga dalam menarik investasi.

Kekecewaan ini ditunjukkan kepada para Menteri Kabinet kerja yang hadir dalam rapat terbatas dengan topik antisipasi perkembangan ekonomi dunia di Istana Merdeka, Rabu (4/9/2019).

"Dari investor-investor yang kita temui, dan catatan yang disampaikan Bank Dunia kepada kita, dua bulan yang lalu ada 33 perusahaan di Tiongkok keluar, 23 memilih Vietnam, 10 lainnya pergi ke Malaysia, Thailand, Kamboja. Nggak ada yang ke kita," ujar Jokowi.


Dengan kondisi ini, maka Jokowi pun mengungkapkan kekesalannya kepada para Menteri. Ia menilai masalah investasi ini sudah sering dibahas dan diminta untuk diperbaiki, tapi sampai saat ini Indonesia masih saja kalah dari negara tetangga.

"Saya ulang. Dari 33 tadi, 23 ke Vietnam, 10 ke Kamboja, Thailand, dan Malaysia. Tidak ada yang ke Indonesia. Tolong ini digarisbawahi. Hati-hati, berarti kita punya persoalan yang harus diselesaikan," kata dia.

Ia pun menugaskan agar para Menteri melakukan pengecekan kembali terhadap regulasi atau aturan yang masih menghambat investasi masuk.


"Oleh sebab itu saya minta seluruh kementerian yang berkaitan dengan ekonomi menginventarisir regulasi-regulasi yang menghambat, aturan yang menghambat, yang membuat kita lambat itu betul-betul di inventarisir," tegasnya.

Menurutnya, Vietnam yang dulu negara tertutup kini telah berubah menjadi salah satu kekuatan ekonomi baru. Bahkan saat ini pertumbuhan ekonomi Vietnam adalah yang terbaik di antara negara-negara ASEAN 6.

Hal ini dinilai Jokowi, lantaran proses perizinan investasi di negara-negara tersebut lebih cepat dibandingkan di Indonesia.

"Setelah dilihat lebih detail lagi kalau mau pindah ke Vietnam hanya butuh waktu 2 bulan rampung. Kita bisa bertahun-tahun. Penyebabnya hanya itu. Enggak ada yang lain," kata dia.

Jokowi kemudian kembali mencontohkan masalah serupa seperti yang terjadi di 2017. Kala itu, ada sekitar 73 perusahaan Jepang yang akan merelokasi bisnisnya ke sejumlah negara-negara berkembang.

"Jadi 73 perusahaan, 43 ke Vietnam, 11 ke Thailand, ke Filipina, berikutnya 10 ke Indonesia. Sekali lagi masalah itu ada di internal kita sendiri. Agar kunci kita keluar dari perlambatan ekonomi global itu ada di situ," tegasnya.

[Gambas:Video CNBC]


(sef/sef) Next Article Jokowi Izinkan Bisnis Peyek Digarap Perusahaan Besar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular