Pertamina Tambah Belanja Modal untuk Hulu Migas US$ 2,9 M

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
04 September 2019 19:23
Pertamina menggenjot belanja modalnya di sektor hulu migas.
Foto: Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan Samsu. (CNBC Indonesia/Iswari Anggit)
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) meningkatkan anggaran investasi atau belanja modal (capital expenditure/capex) untuk kegiatan hulu migas dari yang tadinya sebesar US$ 2,6 miliar menjadi US$ 2,9 miliar.

Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu menjelaskan, peningkatan investasi tersebut bertujuan untuk mengakselerasi beberapa prospek pengeboran sumur (well) migas di tahun ini. Pasalnya, dia bilang, akan menambah jumlah pengeboran sumur.

"Untuk mengakselerasi beberapa prospek. Ada beberapa prospek untuk 2020 dimajukan. Tapi sebagian investasi itu untuk menyiapkan pengeboran di 2020 supaya kami tidak terlambat, jadi awal tahun sudah dapat," kata Dharmawan saat dijumpai di sela gelaran Indonesian Petroleum Association (IPA) 2019, di Jakarta, Rabu (4/9/2019).



Padahal, sepanjang semester I, realisasi pengeboran sumur yang dilakukan Pertamina masih jauh dari separuh target. Seperti diberitakan sebelumnya, perusahaan baru merampungkan pengeboran terhadap 123 sumur sepanjang semester pertama 2019. Jumlah tersebut baru mencapai 36% dari target pengeboran sumur di tahun ini yang mencapai 333 sumur.

Menanggapi hal tersebut, Dharmawan menjelaskan, masih rendahnya pengeboran salah satunya disebabkan adanya keterlambatan rig di Blok Sanga-Sanga. Dirinya menuturkan, dari 24 sumur yang ada di blok tersebut, baru 22 sumur yang sudah dibor.

Namun demikian, lanjutnya, apabila dilihat secara produksi, Pertamina tetap melampaui target. Perusahaan menargetkan salah satu sumur bisa memproduksi 4 juta standar kaki kubik. Realisasinya saat ini mencapai 8 juta standar kaki kubik.

Selain itu, ada juga keterlambatan pengeboran di Blok Offshore North West Java (ONWJ), namun hal ini di luar dari insiden kebocoran gas dan minyak yang terjadi sejak 12 Juli lalu. Dharmawan bilang, sebenarnya blok tersebut sudah siap dibor namun terkendala oleh rig.

"ONWJ memang ada keterlambatan dari pengeboran karena adanya isu pengadaan rig. Jadi ini sekarang kita coba bagaimana mengakselerasi pengadaan secara terintergrasi supaya 2020 enggak terlambat lagi," imbuhnya.

Adapun sebelumnya, Pertamina mencatatkan, realisasi produksi migas perseroan hingga akhir Juni lalu juga masih di bawah target. Dharmawan menuturkan, realisasi produksi minyak pada semester satu lalu sebesar 413 ribu barel per hari (bph), 99,76% dari target perusahaan 414 ribu bph. Sementara produksi gas sebesar 2.856 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) atau setara 97,04 persen dari target perusahaan 2.943 mmscfd.



Untuk mengejar target tersebut pihaknya akan melakukan upaya-upaya maksimum di aset-aset yang belum mencapai target produksi, agar produksinya dapat digenjot. Di semester kedua 2019 ini, kegiatan pengeboran sumur, intervensi sumur, dan peningkatan fasilitas produksi, akan meningkat. Serta penerapan teknologi terkini juga penting untuk menjaga optimasi lapangan tersebut.

"Ini yang diharapkan bisa mengangkat kinerja beberapa lapangan yang belum mencapai target produksi. Istilahnya kami belajar dari enam bulan ini dan memastikan lapangan tersebut bisa seperti aset lain yang berhasil lampaui target," jelas Dharmawan.

Selain itu, Pertamina kini tengah menggarap 98 proyek migas yang menyerap investasi USD1,9 miliar. Proyek-proyek ini dikerjakan oleh sejumlah anak usaha Pertamina. Rincinya, sebanyak 47 proyek dikerjakan oleh PT Pertamina EP, 29 proyek oleh PT Pertamina Hulu Energi, 19 proyek oleh PT Pertamina Hulu Indonesia, dua proyek oleh PT Pertamina EP Cepu, dan satu proyek oleh PT Pertamina EP Cepu ADK.

"Dari 98 proyek itu ada beberapa proyek eksplorasi yang menembus daerah-daerah yang belum dieksplorasi di Blok Mahakam," pungkas Dharmawan.
(gus/gus) Next Article Intip SPKLU Komersial Pertama Pertamina di Fatmawati

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular